Maulid Nabi Di Dayah Ainiyah Kawasan Geudong-Geudong dan Geudong Alue Lancar dan Sukses

 

Laporan : Suherman Amin Bireuen-Aceh

NUSANTARA-NEWS.co, Bireuen (Aceh)  – Pelaksanaan Maulid dan Zikir dalam rangkaian kegiatan Nabi Muhammad SAW 1442 H / 2021 di Dayah (Pasantren) Ainiyah kawasan Geudong Alue – Geudong Geudong Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Aceh, malam Minggu (2/1-2021) lancer dan sukses.

Pimpinan Dayah Teungku Marhaban kepada media ini menyebut, memperingati hari kelahiran baginda Rasulullah did ayah yang dipimpinnya itu adalah suatu peringatan yang sudah lumrah dan rutinitas dilakukan sebagaimana digelar oleh segenap kaum muslimin dan tradisi para santri dayah di Bireuen kususnya dan Aceh umumnya.

Perayaan Maulid Nabi 1442 H memang memiliki ragam yang berbeda beda di Aceh bahkan di dalam wilayah mulai dari Gampong (desa), kemukiman, kecamatan dan Kabupaten. Dan di Dayah Ainiyah memiliki tradisi Zikir Maulid dan membaca makalah disertai melafazkan lantunan-lantunan suara yang merdu serta bacaan-bacaan shalawat kepada baginda Rasulullah SAW dihiasi dengan gerik-gerik yang bervariasi atau yang disebut dalam bahasa Aceh dengan istilah “lingiek” (goyang-goyang kepala-red).

Teungku Marhaban mengatakan, dengan memperingati hari lahirnya Penghulu Alam Baginda Rasulullah pihaknya menginginkan adanya rajutan erat rangkulan dan silaturrahmi yang kokoh antara masyarakat Geudong-Geudong, Geudong Alue dan Gampong Baroe kususnya dan umumnya masyarakat dalam wilayah Kabupaten Bireuen.

“ Kami merayakan Maulid dengan berdzikir massal sekaligus menggelar kenduri dengan meriah dan senang hati. Ini merupakan salah satu wujud cinta kasih ummat Muhammad kepada penghulunya.” kata Teungku Marhaban usai tauziyah.

Sementara itu salah seorang santri di Dayah tersebut Teungku Mukhlis membacakan makalah yang terkait dengan mengingatkan kita agar terus beribadah dan jangan lupa diri dan lalai dengan waktu.

Teungku Mukhlis mengatakan, kalau di masa Lalu kita belajar waktu itu adalah uang, mulai saat ini mari kita belajar dengan waktu itu Nafasku, ibadah sebab setelah terlewat tidak akan bisa kembali.

Waktu ya waktu ibadah setiap detik harus bernilai apapun aktivitasnya apalagi kita hanya pengendara di atas punggung usianya yang digulung hari demi hari, minggu ke minggu,bulan ke bulan dan tahun tan[a terasa nafas kita terus berjalan seiring jalannya waktu yang setia menuntun kita ke pintu kematian. Untuk itu jangan biarkan waktu berlalu tanpa kebaikan yang bisa kita lakukan dan jangan lupa istiqamah…Allahu Akbar

Hasil pantuan media ini, antusias santri termasuk orangtua serta masyarakat di lingkungan Dayah sangat besar dan mereka ikut membantu menyukseskan Syiar Islam itu .

Prosesi makan seusai Shalat Insya, Samadiah dan Zikir tampak ratusan santri dan wali santri serta masyarakat berbaris di dua lokasi yakni pria dan perempuan dengan teratur mengambil makanan dan duduk bersama di tempat yang sudah disediakan. **

(red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *