Distribusi Kelambu Massal dan Pemberian Obat Pencegahan Masal Kaki Gajah dan Cacingan di Provinsi Papua Barat

foto ilustrasi

 

Pewarta – Amatus Rahakbauw, Fakfak  

 

NUSANTARA-NEWS.co, Fakfak –  Dalam rangka mencegah penyakit kaki gajah dan cacingan di Provinsi Papua Barat, Dinas Kesehatan Papua Barat, mendistribusikan kelambu massal dan POPM kaki gajah.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Otto Parorongan, SKM, M.Kes, saat dikonfirmasi via telepon, Minggu (11/10/2020) malam.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat, Otto Parorongan, SKM, M.Kes,

” Pemerintah Papua Barat melaksanakan pendistribusian kelambu masal sebanyak 403.000 kelambu bersamaan dengan pelaksanaan POPM kaki gajah serentak di bulan Oktober 2020 di 12 kabupaten/kota, hanya kabupaten pegunungan Arfak yang tidak melaksanakan pendistribusian kelambu masal dan POPM kaki gajah karena tidak di temukan penularan malaria dan bukan daerah endemis kaki gajah,” kata Otto.

Otto mengungkapkan, kabupaten pegunungan Arfak hanya melaksanakan POPM cacingan dengan sasaran anak usia 1 sampai dengan 12 tahun, dengan diberikan obat cacing. Pelaksanaan POPM di 12 kabupaten/kota di Provinsi Papua Barat,

” Sasaranya adalah semua penduduk yang berusia 2 tahun sampai 70 tahun sebanyak 883.640 jiwa, sedangkan pemberian kelambu masal sasarannya adalah kampung yang dalam 3 tahun ditemukan kasus malaria, akan diberikan kelambu sesuai dengan jumlah kelompok tidur, baik kelompok tidur di dalam rumah maupun kelompok tidur di luar rumah, seperti masyarakat memiliki aktifitas menginap di luar rumah seperti berkebun, ke hutan, an lain sebagainya.

Lanjut Otto, malaria dan kaki gajah masih menjadi masalah kesehatan yang serius di Papua Barat. Di tahun 2019 di temukan kasus malaria sebanyak 7.079 kasus walaupun jumlah kasus ini jauh lebih menurun dibandingkan tahun 2017, pada saat pemberian kelambu massal pertama yaitu sebanyak 13.690 kasus.

” Dan untuk kaki gajah dari tahun 2015 di temukan 620 kasus, klinis kaki gajah yang tersebar di 12 kabupaten/kota. Malaria dan kaki gajah ditularkan dengan perantaran gigit nyamuk dan semua jenis nyamuk bisa menularkan penyakit kaki gajah, sedangkan malaria hanya di tularkan dengan gigitan nyamuk anopheles,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata dia, pencegahan yang perlu dilakukan adalah mengendalikan kepadatan nyamuk, menghindari gigitan nyamuk salah satunya dengan menggunakan kelambu anti nyamuk karena kelambu yang diberikan mampu membunuh nyamuk yang hinggap di kelambu.

“Kegiatan minum obat pencegahan penyakit kaki gajah bertujuannya untuk membunuh anak cacing fialria yang ada di dalam darah sehingga tidak menular ke orang lain yang dilaksanakan selama 5 tahun berturut dan harus mencapai target minimal 85% dari sasaran, terdapat 5 kabupaten di tahun 2020 merupakan tahun ke 5 jika mencapai target yaitu, Manokwari Selatan, RajaAmpat, Sorong Selatan,Teluk Wondama dan Kaimana, sedangkan kabupaten lainnya akan berakhir di tahun 2021 jika tahun ini mencapai target minimal,” bebernya.

Obat pencegahan penyakit kaki gajah yang diberikan pada POPM,  terdiri dari kombinasi tablet Diethylcarbamazine (DEC)100 mg dan tablet Albendazole 400mg. Selain membunuh cacing filaria,obat ini mampu membunuh cacing usus, sehingga dengan minum obat kita mendapat manfaat ganda, karena selain mencegah kaki gajah juga mencegah cacingan.

” Yang perlu diperhatikan adalah obat diminum sesudah makan, dan dianjurkan diminum di depan petugas kesehatan. Pemerintah Provinsi Papua Barat sangat mengharapkan agar semua pemerintah daerah berkomitmen untuk mendukung dan megupayakan agar jangan sampai ada masyarakat yang terlewat atau menolak untuk tidak minum obat pencegahan kaki gajah,” tuturnya.

Pengobatan ini dinilai sangat aman jika muncul reaksi pasca pengobatan seperti sakit epala, emam, mual/muntah atau mudah mengantuk yang berlangsung selama tiga hari.

” Hal ini biasa dan dapat sembuh tanpa diobati,  ini biasanya disebabkan karena adanya reaksi tubuh terhadap cacing yang mati dalam darah, namun jika terdapat keluhan lain segera ke tenaga kesehatan Puskesmas terdekat. Dari laporan harian yang dikirim oleh puskesmas,sampai dengan tanggal 9 Oktober 2020 telah didistribusikan sebanyak 82.406 kelambu dari target 403.000 kelambu dan 124.172 orang yang telah minum obat dari sasaran 883.640 orang,” jelas Otto mengakhiri.

( red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *