Nusantaranews.co.Abdya – Masjid Agung Blang Pidie adalah nama alias dari Masjid Agung Baitul Ghafur, yang merupakan rumah ibadah, dan kebanggaan masyarakat Aceh Barat Daya.
Teungku Azhari Bin Mahmud salah satu dari Tim Kerukunan Jama’ah Masjid Kota Santri Bireuen yang melakukan perjalanan Ziarah ke Makam Ulama serta Silaturrahmi ke Dayah -Dayah Pantai Barat Selatan dan tiba di Masjid Agung Baitul Ghafur 3 Pebruari 2025 merasa Takjub dan terpesona .
Sementara itu Saed Mahdi kepada media ini melalui narasi yang dikirimnya setelah melakukan pembicaraan sekaligus memberita hukan ada yang datang kagum.
Saed Mahdi dalam tulisannya menyebut Rumah ibadah ini, berada di atas lahan seluas 2,4 hektar, dan berlokasi di Desa Gampong Seunaloh, Kecamatan Blang Pidie Kabupaten Abdya.
Diselaskan, Masjid itu milik Pemerintah kabupaten yang berdiri pada lintasan alternatif dari Kota Blang Pidie yang berjarak sekitar 150 meter dari Krueng Beukah, yaitu sungai besar yang membelah wilayah Kecamatan Blang Pidie.
Peresmian Masjid Agung Baitul Ghafur, dilakukan oleh Bupati Akmal Ibrahim SH pada 11 Februari 2020 lalu.
Namun sebenarnya, pembangunan Masjid ini sempat terbengkalai selama 6 tahun, yaitu sejak tahun 2012.
Saat itu pemerintah kota telah mengalirkan dana sebesar Rp. 10 miliar, untuk tiang-tiang pondasi. Kemudian pembangunannya berlanjut kembali, setelah Akmal Ibrahim SH dipilih kembali sebagai Bupati, pada masa jabatan 2017-2022.
Alokasi anggaran untuk lanjutan pembangunan ini, totalnya adalah sekitar Rp. 48 miliar. Anggaran ini untuk pemasangan pagar terali besi pengamanan teras sekeliling lantai dua, serta pagar pengaman taman Masjid
Sebagian dari anggaran dalam pembangunan Masjid yang megah ini, untuk membuat fasilitas kamar penginapan, bagi para musafir.Lokasinya terletak di bagian yang masih tersedia, dalam lingkungan masjid.
Masjid Agung Baitul Ghafur yang berukuran ukuran 60×80 meter ini, memiliki konstruksi dua lantai.
Fasilitas ruang shalat ini, memiliki 45 shaf dengan daya tampung jamaah mencapai 4.200 orang. Sedangkan ruangan khusus sholat, terletak di lantai dua .
Masjid ini juga memiliki fasilitas aula di lantai dasar, sebagai tempat aktivitas remaja Masjid Agung Blangpidie.
Sebagai contoh, pada Bulan Ramadhan lalu, para remaja masjid tersebut, telah menggelar kegiatan Daurah Al-Quran Lokasinya, bertempat di ruang aula yang terhampar luas.
Sebagian lantai dasar lainnya merupakan fasilitas perkantoran, bagi pemerintah dan pengurus masjid setempat.
Selain itu, pada bagian sisi lainnya juga akan menjadi Pusat Pendidikan Islami, bagi masyarakat umum.
Setelah beroperasi lebih dua tahun, Masjid Agung Baitul Ghafur, semakin berkembang.
Masjid ini juga banyak menarik minat para jamaah, sebagai rumah ibadah. Bahkan uniknya, masjid ini juga telah berhasil membuat jatuh cinta pasangan yang akan menikah.
Kemegahan dan keindahannya, menarik hati beberapa pasangan, untuk mengadakan aktivitas pengambilan foto pre wedding. Dan pastinya, juga akan menjadi tempat prosesi pelaksanaan akad nikah.
Bangunan masjid yang tergolong monumental dan ikonik ini, akhirnya juga berkembang menjadi salah satu tujuan wisata religi di Abdya (Aceh Barat Daya)
Kemegahan dari Masjid Agung Baitul Ghafur ini, terlihat dari Arsitektur bangunannya, yang bernuansa perpaduan antara Aceh dan Timur Tengah.Selain itu, masjid ini juga memiliki 4 menara serta 12 pintu.
Sekilas memang dapat terlihat, bahwa arsitektur pintu masjid ini, merupakan replikasi dari Masjid Nabawi, yang berbahan kuningan.
Selain arsitektur bangunan yang begitu indah dan megah, Masjid Agung Blangpidie Aceh juga berhiaskan air mancur di halaman depan masjidnya. Keunikannya terpancar dari ragam warnanya, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para jamaah.
Selama bulan Ramadhan lalu, Masjid Agung Baitul Ghafur menjadi sasaran kunjungan warga menjelang berbuka puasa.
Terlebih lagi, saat setiap Bulan Ramadhan, pengurus masjid selalu menyediakan menu berbuka dan sahur secara gratis. Tentunya bagi para musafir, dan masyarakat sekitar yang membutuhkan.
Menu berbuka yang tersedia, bukan saja berupa takjil, melainkan juga makanan nasi yang dikemas dalam kotak.
Uniknya lagi, makanan kotak tersebut, berupa menu khusus Kuah Beulangong, yang merupakan masakan khas Aceh. (HER)