NUSANTARANEWS.co, Jakarta – Lembaga Survei Indonesia (LSI) melakukan survey terkait dana janggal di Kementerian Keuangan, sebagaimana disampaikan Mahfud dalam Rapat Dengar Pendapat dengan DPR RI beberapa waktu lalu.
Menurut LSI dari hasil survey yang dilakukan, publik lebih memercayai pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, dibandingkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), mengenai laporan transaksi mencurigakan di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu), mencapai lebih dari Rp 300 triliun.
Adapun temuan kepercayaan publik ini, terungkap berdasarkan hasil survei LSI yang dilakukan pada 31 Maret sampai 4 April 2023, serta dirilis secara terbuka pada Minggu (9/4/2023) lalu. Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan mengatakan, survei ini dilakukan dengan teknik pemilihan sampel melalui metode random digit dialing (RDD).
RDD merupakan teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dipilih.
“Lewat teknik RDD, kata dia sampel sebanyak 1.229 responden dipilih melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak, validasi, dan pemantauan,” kata Djayadi melalui keterangan persnya, Senin (10/4/2023).
Dari hasil survei tersebut, diketahui hanya 3,6 persen publik yang percaya pada DPR. Sedangkan, kepercayaan pada Mahfud sebesar 63,3 persen. Menurutnya, hasil survei ini merupakan bentuk dari pernyataan publik yang mengikuti kabar aliran dana itu, serta menaruh perhatian menyaksikan mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) Komisi III dengan Mahfud yang ditayangkan di layar kaca beberapa waktu lali.
“Mayoritas menyatakan, masyarakat itu lebih percaya kepada Pak Mahfud 63,3 persen, yang percaya kepada DPR 3,6 persen,” ucapnya.
Lebih lanjut, LSI mengungkapkan bahwa ada yang memercayai pernyataan yang disampaikan Mahfud maupun DPR sebesar 16.5 persen. Djayadi menyebutkan, ada sekitar 27 persen yang menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa seharusnya Mahfud MD tidak membocorkan atau menyampaikan informasi tersebut kepada publik.
Diketahui pula, ada respons publik yang menyatakan tidak percaya dengan pernyataan keduanya sebesar 10.1 persen. Ada pula publik yang menyatakan tida tahu sebesar 6.5 persen.
“Margin of error survei ini, diperkirakan lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, teknik asumsi simple random sampling,” kata Djayadi.
Sumber: Asumsi.co
[nug/red]