Veri Kurniawan – Banyuwangi
NUSANTARA-NEWS.co, Banyuwangi – Virus Korona yang mewabah di seluruh penjuru dunia, hingga kini masih sangat dirasakan di Indonesia, tidak terkecuali Kabupaten Banyuwangi sangat terdampak terutama di pariwisata. Merosot nya jumlah wisatawan yang masuk ke Banyuwangi, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( Disbudpar ) Banyuwangi fokus pada tiga bidang yakni Destinasi, Hotel, dan atraksi.
Kabupaten Banyuwangi yang melimpah akan Sumber Daya Alam dan Mineral seperti adanya tambang emas yang besar terletak di wilayah administrasi nya juga sangat merasakan dampak dari adanya wabah Korona yang melanda.
Banyuwangi terus bangkit dalam perekonomian yang digerakkan dari beberapa sektor, terutama di sektor pariwisata. Seperti yang dipaparkan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Destinasi dan perhotelan jadi fokus utama untuk bangkit nya perputaran roda perekonomian
M.Y. Bramuda, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Banyuwangi memaparkan pada nusantaranews.co saat diwawancarai di kantor kerja nya
” Pertumbuhan pariwisata sejak Covid – 19 ini sejak Maret terhitung tanggal 16 itu kita sudah Close dan sampai bulan Agustus itu memulai stop dan di Agustus itu kita juga memulai recovery,”.
Recovery di Banyuwangi itu artinya menyiapkan, membuka kegiatan – kegiatan ekonomi baru tetapi dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Jadi bisa kita prediksi kunjungan mulai Maret sampai awal Agustus itu 0. Baru setelah kita buka 5 Destinasi di Bulan Agustus sudah mulai ada pemasukan wisatawan meskipun lokal ke destinasi dan hotel mengikuti, pungkas nya
Kuncinya ada 3 yaitu Destinasi, Hotel, dan atraksi. Nah atraksi dalam hal ini festival kan tidak ada otomatis daya tarik nya tidak ada, orang ke Banyuwangi menginap mau lihat apa. Sehingga yang kita garap sekarang kalau atraksi nya tidak bisa maka Destinasi nya yang dihidupkan dan hotel beroperasi baru setelah itu ada Recovery, orang mulai menginap, pegawai mulai masuk dan ekonomi mulai tumbuh, itu di bulan Agustus.
Target pertumbuhan wisatawan sekitar 5 juta tahun lalu, tahun ini saya revisi hanya 500 ribu wisatawan jadi turun hampir 10 persen. Kondisi wisatawan di tahun 2020 ini sama dengan target wisatawan di tahun 2010 pertama kali Banyuwangi menetapkan pariwisata sebagai unggulan.
Untuk membantu pemerintah pusat supaya tidak terjadi reses di bagian pariwisata, Disbudpar Banyuwangi telah memberikan bantuan masker, tempat cuci tangan, alat semprot itu semua kita beri agar mereka ( pelaku pariwisata ) cepat buka.
“Kami ingin zonasi merah itu tidak di blok dalam satu Kabupaten, karena kita ketahui ada zonasi cluster misal nya zona merah ada di Dusun A ya sudah di Dusun itu saja jangan disama ratakan jadi dampaknya sangat signifikan untuk Pemerintah Daerah. Kita mencatat dua minggu ini ada penurunan jumlah wisatawan yang tadinya hari libur itu 9 sampai 10 ribu sekarang hanya 7 sampai 8 ribu,” imbuh Bram.