Ramadhan Momentum Perkokoh Solidaritas

CEO Kinerja Group Risdiana Wiryatni

Catatan Risdiana Wiryatni *)

Bulan suci Ramadan dapat menjadi momentum untuk memperkokoh solidaritas karena mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, kepedulian, dan empati terhadap sesama.

Ramadhan juga menjadi momentum untuk meningkatkan toleransi antar umat beragama, saling menghormati, dan saling memaafkan. Ramadhan juga menjadi momentum untuk meningkatkan hubungan sosial yang dilandasi kekuatan rasa persahabatan di antara sesama.

Puasa Ramadan dapat membantu umat Islam merasakan penderitaan orang-orang yang kurang beruntung. Dengan menahan lapar dan haus, umat Islam diajak untuk memahami kondisi mereka yang kesulitan memenuhi kebutuhan dasar.

Islam adalah agama yang mengajarkan kepada para pemeluknya untuk senantiasa berbuat baik kepada sesama manusia. Salah satunya ialah mengorbankan harta benda untuk diberikan kepada orang yang lebih membutuhkan seperti fakir miskin, yatim piatu, janda bahkan kepada siapapun yang membutuhkan.

Meskipun sedekah bisa dilakukan kapan saja, tetapi ada waktu yang mustajab, salah satunya bersedekah di bulan suci Ramadhan, bulan penuh berkah.

Dari Abu Hurairah RA, berkata bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua Malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak.” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Sedekah juga merupakan bagian dari ungkapan rasa syukur atas rezeki yang sudah diberikan Allah SWT. Dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 254 Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan, dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.” (QS Al Baqarah 2 ayat 254).

Ayat di atas menganjurkan kepada umat muslim untuk senantiasa bersedekah dengan rezeki yang diberikan Allah SWT. Karena sesungguhnya dalam rezeki yang kita raih, terdapat hak orang lain.

Sikap, aksi dan gerakan solidaritas sosial seperti berbagi di bulan suci Ramadhan, harus lebih dimasifkan, agar muncul rasa empati dan semangat untuk saling membantu, apalagi di tengah situasi ekonomi dimana masih banyaka saudara-saudara kita yang masih mengalami kesulitan.

Ramadan menjadi kesempatan bagi kita untuk membersihkan residu-residu manusiawi, keserakahan, kesombogan, dendam, dan lainnya. Ramadan menjadi madrasah bagi kita untuk berupaya maksimal membentuk diri menjadi pribadi bertakwa

Surat Ali Imran ayat 134 menjelaskan kepada kita tentang tiga ciri pribadi bertakwa. Pertama, memiliki kepedulian sosial. Orang bertakwa adalah mereka yang mau menafkahkan hartanya, baik dalam keadaan berkecukupan maupun dalam keadaan kesempitan (miskin), sesuai dengan kesanggupannya. Pesan Rasulullah, “Peliharalah dirimu dari api neraka meskipun dengan menyedekahkan sepotong kurma….”

Sifat kikir yang tertanam dalam hati, saatnya diberantas karena ini adalah musuh masyarakat. Umat tidak akan maju jika sifat kikir merajalela. Sifat kikir bertentangan dengan perikemanusiaan.

Gerakan sosial saling berbagi merupakan gagasan yang luar biasa menghadirkan semangat untuk saling membantu dalam menghadapi situasi apapun.

Semangat berbagi di bulan suci Ramadhan, akan meneguhkan kembali tradisi-tradisi sosial. Ada 3 dampak terkait gerakan sosial untuk berbagi, yaitu ketahanan pangan begitu pula ketahanan ekonomi, dampak terkait masalah sosial untuk menguatkan kembali nilai-nilai sosial di lingkungan masyarakat desa maupun kota. Gerakan saling berbagi  ini menjadi gerakan sosial yang merupakan implementasi dari nilai-nilai luhur budaya, nilai-nilai cinta kasih dan kemanusiaan.

Semangat berbagi di bulan suci Ramadhan, dapat menyatukan solidaritas dari semua pihak untuk membangun kepedulian sosial, memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

Gerakan saling berbagi ini adalah aksi edukasi yang mengajarkan kepedulian sesama. Dengan kegiatan berbagi sesama akan menjadi edukasi yang baik, kita mengajarkan kepedulian  untuk memikirkan masyarakat yang lain. Semangat ini harus kita jaga, sehingga kita bisa banyak membantu berbagai pihak.

Semoga puasa kita menjadi wasilah yang mendidik kita untuk menjadi pribadi yang peduli, mampu menahan amarah, dan juga pemaaf terhadap sesama. Ketiga karakter ini sangat penting dalam merajut kerukunan umat dan mempererat persatuan bangsa.

Mari kita gelorakan semangat saling berbagi terhadap sesama di bulan suci yang penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT ini.

Semoga puasa kita menjadikan diri kita menjadi pribadi yang mencintai kebaikan. Sebab, Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebajikan. Aamiin.

*) CEO Kinerja Group

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *