Catatan Dr. Suriyanto Pd, SH,MH,M.Kn
Semakin hari semakin mencuat di media sosial kegaduhan dari oknum Haba’ib yang mengatakan bahwa Indonesia terutama pulau Jawa adalah milik Aulia Tarim, hal ini telah mencederai sejarah Bangsa Nusantara.
Ingat Nusantara ini dihuni oleh Pribumi dengan berbagai suku dan agama bukan cuma Oknum Haba’ib turunan Yaman yang ingin merusak persatuan dan kesatuan Bangsa Nusantara Indonesia.
Semakin banyak celotehan ngibul para oknum – oknum keturunan Yaman yang membuat kegaduhan yang sangat membahayakan NKRI.
Karena oknum Habaib Ba’alawy pada zhalim dan dasar utamanya karena sombong akan nasabnya, maka perlu dibuka fakta bahwa meski tidak semua Habib salah dan zhalim tapi semua Habib Ba’alawy muasal Yaman bukanlah zuriat nabi Muhammad saw atau bukan Alawiyyin trah garis laki. Jangan salah sangka dianggap logika melenceng karena salah dianggap palsu nasabnya, tapi karena zhalim keterlaluan karena sombong nasab maka dibukalah fakta ilmiah ketidakbenaran nasabnya supaya tidak sombong dan zhalim lagi.
Dulu orang pada takut meluruskan karena takut kualat, karena sekadar prasangka baik kepada turunan nabi , padahal nabi bersabda andai Fathimah anakku mencuri akan kupotong tangannya, apalagi yang turunan jauh apalagi yang cuma menyangka turunan nabi tapi fakta ilmiahnya bukan.
Sekarang bukan jamannya lagi takut kualat kepada Habib, kalau ada Habib salah harus diluruskan apalagi mereka aslinya secara ilmu genetik trah Yahudi Yaman Bani Khazar bukan trah Imam Ali dan Nabi Muhammad saw.
Ini bukan dendam tapi perlu disampaikan agar pada masyarakat luas pada waras & sadar, merdeka di negeri sendiri..
Masyarakat Pribumi harus sadar dengan keadaan yang sebenarnya bahwa tidak ada hubungan nya Nusantara Indonesia ini dengan oknum migran yang selalu berdakwah dengan bahasa kasar dan penuh dengan kebohongan yang dibalut sorban dan ayat suci Alquran, selayaknya seorang pendakwah apa lagi turunan Nabi Muhammad SAW hendaknya berperilaku santun dan mempersatukan semua umat tanpa merusak tatanan hidup Berbangsa dan bernegara.
Indonesia merupakan negara multikultural dengan berbagai keragaman antara lain suku, ras, bahasa dan juga agama. Keberagaman ini merupakan asset bangsa Indonesia yang harus dijaga dan rawat bersama.
Keberagaman dalam beragama merupakan sebuah kenyataan yang tidak dapat dihindari. Sehingga setiap umat beragama mempunyai kewajiban untuk mengakui sekaligus menghormati agama lain tanpa membeda-bedakan.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika memiliki makna sesuai dengan keberagaman Indonesia yang tidak hanya bersuku-suku, ber ras-ras, dsn berbudaya tetapi kita punya makna yang jauh lebih luas bahwa kita memang ditakdirkan sebagai pribadi yang berbeda satu sama lain namun tetap satu tujuan.
Jangan mau kita dipecah belah dan diadu domba oleh bangsa lain dengan doktrin-doktrin yang menyesatkan. Kebhinekaan harus kita jaga, kita rawat, dan persatuan bangsa harus kita perkokoh untuk negeri yang kita cintai.
Indonesia yang kerap dikenal dengan julukan Nusantara adalah negara kesatuan dengan kondisi geografis terdiri dari beribu-ribu pulau dan memiliki bentangan wilayah yang sangat luas. Kondisi geografis Indonesia ini membuat tiap-tiap daerah di Nusantara memiliki suatu perbedaan, salah satunya yakni memiliki adat-istiadat dan budayanya masing-masing.
Hal inilah yang menyebabkan Indonesia memiliki ribuan kebudayaan yang tersebar di seluruh wilayahnya mulai dari Sabang hingga Merauke. Mulai dari bahasa, pakaian, tradisi, suku, ras dan agama. Semuanya memiliki keunikan, keindahan, dan ciri khasnya masing-masing.
Beragamnya kebudayaan yang dimiliki Nusantara membuat Indonesia sangat terkenal dimancanegara. Banyak warga dunia yang penasaran akan seberapa unik nan indahnya budaya Nusantara. Tidak heran jika Indonesia menjadi salah satu sorotan dunia, banyak wisatawan asing menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terfavorit untuk dapat dikunjungi, mereka ingin menikmati keindahan dan keunikan budaya kita.
Sudah saatnya Bangsa Nusantara Bangkit untuk melawan kebatilan para oknum – oknum turunan migran yang ingin merubah dan menguasai NKRI dengan cara – cara dakwah yang keji tersebut.
Saya juga menghimbau pada pemerintah dan penegak hukum untuk melakukan tindakan terhadap para oknum tersebut.
Ingat agama itu ada untuk menjadi pegangan hidup masing – masing manusia menuju jalan kebaikan hidup sesuai tuntunan kitab suci masing – agama, bukan untuk memecah belah dengan cara keji pada kepentingan satu kelompok untuk menguasai satu Bangsa besar seperti negri kita tercinta NKRI.
*) Ketua Umum DPP Persatuan Wartawan Republik Indonesia