DAERAH  

Bulan Juli Jabar Alami Inflasi 0,06 Persen , Dipicu Biaya Pendidikan

NUSANTARANEWS.co, Bandung – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat merilis tingkat inflasi month to month (m-to-m) Provinsi Jawa Barat bulan Juli 2024 sebesar 0,06 persen, sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,16 persen.

Sementara inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jawa Barat sebesar 2,25 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,83.

Inflasi tertinggi terjadi di Kota Bekasi sebesar 2,75 persen dengan IHK sebesar 107,47 dan terendah terjadi di Kota Cirebon sebesar 1,01 persen dengan IHK sebesar 104,67.

Kepala BPS Jawa Barat Marsudijono mengatakan inflasi disebabkan oleh sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan,  diantaranya kelompok pendidikan.

“Kelompok ini pada Juli 2024 Provinsi Jawa Barat mengalami inflasi y-on-y sebesar 1,59 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 103,02 pada Juli 2023 menjadi 104,66 pada Juli 2024,” jelasnya, Kamis (1/7/2024).

Subkelompok yang mengalami inflasi y-on-y tertinggi, yaitu subkelompok pendidikan lainnya sebesar 2,65 persen dan terendah yaitu subkelompok pendidikan tinggi sebesar 0,71 persen.  Kelompok ini pada Juli 2024 memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y sebesar 0,09 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu uang sekolah SMA sebesar 0,03 persen, uang kuliah akademi/PT masing-masing sebesar 0,02 persen; serta uang sekolah SMP dan uang sekolah SD, dan bimbingan belajar masing-masing sebesar 0,01 persen.

“Juni ke Juli 2024, ada biaya pendidikan yang. mengalami kenaikan. Diantaranya biaya di tingkat SMA yang menberikan andil sebesar 0,03 persen ” tuturnya.

Terkait neraca perdagangan Jawa Barat, Marsudijono menyebutkan Jawa Barat masih surplus. Neraca perdagangan Jawa Barat Juni 2024 mengalami surplus dari sisi nilai sebesar USD 1,94 miliar.

Nilai tersebut ditunjang oleh surplus komoditi Nonmigas sebesar USD 2,09 miliar, sedangkan komoditi Migas defisit sebesar USD 160,30 juta.

Dari sisi volume perdagangan luar negeri, pada bulan Juni 2024 terjadi surplus sebesar 183,48 ribu ton, yang disumbang oleh surplus komoditi Nonmigas sebesar 410,62 ribu ton, sedangkan komoditi Migas defisit sebesar 227,14 ribu ton.

Dilihat dari transaksi perdagangan Nonmigas dengan 13 negara mitra dagang utama, pada periode juni 2024, Jawa Barat mengalami defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok dan Taiwan senilai USD 143,80 juta, turun dibanding bulan sebelumnya yang defisit sebesar USD 231,25 juta.

Sedangkan perdagangan Nonmigas dengan negara utama lainnya menunjukan surplus. Surplus neraca perdagangan terbesar adalah dengan Amerika Serikat yang mencapai USD 449,66 juta.

[Humas Pemprov Jabar]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *