Oleh: Achmad Nur Hidayat, MPP. (Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta)
Pembangunan LRT (Light Rail Transit) di Bali telah menjadi topik hangat, terutama sehubungan dengan biaya yang tinggi untuk jarak tempuh yang relatif pendek.
Kritik muncul terkait kelayakan proyek ini, menggarisbawahi pentingnya menilai tidak hanya aspek biaya, tetapi juga dimensi fungsionalnya.
Dana yang diperlukan Antara efisiensi biaya dan manfaat fungsional dalam konteks pembangunan LRT di Bali menjadi bahan yang patut diperdebatkan.
Biaya versus Manfaat Fungsional
Pertimbangan biaya yang signifikan untuk proyek LRT dengan jarak tempuh yang pendek menimbulkan pertanyaan kritis terkait keberlanjutan keuangan jangka panjang.
Namun, fokus hanya pada biaya mungkin mengabaikan manfaat fungsional yang dapat membawa dampak positif jangka panjang.
Evaluasi perlu dilakukan dari perspektif manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan proyek ini, untuk memahami apakah investasi ini sepadan dengan manfaat yang dihasilkan.
Aspek Fungsional dan Keberlanjutan
Evaluasi aspek fungsional proyek, seperti manfaat sosial dalam peningkatan mobilitas, dampak ekonomi terhadap pertumbuhan lokal, serta perencanaan yang memperhitungkan lingkungan, adalah hal yang penting.
Lebih lanjut, perencanaan yang memperhatikan penggunaan ruang yang efisien dan integrasi yang baik dengan tata kota bisa menjadi kunci dalam mencapai keberlanjutan jangka panjang proyek ini.
Penilaian Holistik: Integrasi Biaya dan Fungsionalitas
Pentingnya integrasi antara biaya dan fungsionalitas menjadi landasan utama dalam menilai proyek pembangunan LRT.
Evaluasi holistik yang mempertimbangkan manfaat jangka panjang bagi masyarakat, dampak lingkungan, dan keberlanjutan keuangan menjadi krusial dalam memutuskan apakah proyek ini layak dilanjutkan atau perlu direvisi.
Biaya dan Jarak Tempuh yang tidak berimbang
Berdasarkan informasi sebelumnya, diperkirakan biaya investasi untuk pembangunan LRT di Bali adalah sekitar US$ 592,28 juta atau sekitar Rp 9,10 triliun dengan perkiraan biaya per kilometer sekitar Rp 1,71 triliun.
Dengan asumsi biaya per kilometer tersebut, proyek seharga Rp 9,10 triliun dapat menghasilkan sekitar 5,32 kilometer jalur LRT.
Analisis Terhadap Biaya dan Efisiensi Fungsional
Ketika mengevaluasi angka biaya dan jarak tempuh ini, terlihat kontras antara biaya yang tinggi dan jarak tempuh yang relatif pendek.
Perlu dipertimbangkan bahwa pembangunan LRT di Bali dengan biaya sekitar Rp 1,71 triliun per kilometer untuk jarak 5,32 kilometer terlihat tidak proporsional. Diskusi pun timbul terkait efisiensi biaya dalam skala proyek yang relatif kecil ini.
Harga tiket membuat LRT terancam tidak diminati publik
Biaya pembangunan yang tinggi untuk jarak tempuh yang terlalu pendek berpotensi mempengaruhi harga tiket.
Biaya investasi sekitar Rp 1,71 triliun per kilometer untuk proyek LRT di Bali menimbulkan pertanyaan kritis mengenai harga tiket yang mungkin harus ditetapkan.
Dalam skenario di mana biaya infrastruktur tinggi untuk jarak yang relatif pendek, harga tiket cenderung meningkat untuk menutupi biaya operasional dan pemeliharaan. Hal ini berpotensi membuat LRT menjadi tidak terjangkau bagi sebagian besar masyarakat, mengurangi minat dan keefektifan penggunaan sarana transportasi ini.
Dampak Fungsional dan Manfaat Jangka Panjang
Namun, penting untuk menekankan bahwa evaluasi tidak hanya tentang biaya per kilometer, tetapi juga manfaat fungsional yang dapat diberikan oleh LRT tersebut.
Meskipun jaraknya pendek, LRT memiliki potensi untuk meningkatkan mobilitas, mengurangi kemacetan, dan merangsang pertumbuhan ekonomi di sekitarnya. Aspek keberlanjutan ekonomi, sosial, dan lingkungan perlu dilihat secara holistik dalam menilai nilai jangka panjang dari investasi yang signifikan ini.
Dengan data biaya dan jarak tempuh yang diketahui, analisis dapat lebih mendalam dalam menilai sejauh mana keberlanjutan dan manfaat dari proyek pembangunan LRT Bali ini.
Lebih baik dahulukan aspek fungsional dengan biaya rendah sehingga tiket bisa terjangkau. Jika ini bisa terwujud pasti eksistensi dari LRT akan lebih bisa dirasakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan.