NUSANTARANEWS.co, Jakarta – Pasangan Calon Presiden Ganjar Pranowo dan Calon Wakil Presiden Mahfud MD menegaskan komitmen mereka untuk memberikan pendidikan digital yang berkualitas di Indonesia.
Upaya Ganjar-Mahfud tidak hanya terbatas pada sektor pemerintahan, melainkan juga berfokus pada pengembangan teknologi dalam bidang pendidikan.
Alfons Tanujaya, seorang pengamat keamanan Siber dan Forensik Digital dari Vaksincom, menyatakan bahwa komitmen pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan digital di kalangan masyarakat sangatlah penting.
Ia menekankan bahwa konsep digital dalam era saat ini tidak hanya terbatas pada komputer, melainkan juga mencakup berbagai aspek lainnya.
Alfons mengapresiasi inisiatif Ganjar yang merencanakan penerapan digital dalam sektor pendidikan. Menurutnya, mengingat dampak signifikan dari perkembangan komunikasi ke depan, langkah ini menjadi sangat relevan.
“Digitalisasi diharapkan akan meresapi hampir seluruh sektor, dan menambah mata pelajaran terkait digitalisasi tidaklah cukup. Keterampilan dalam beradaptasi dengan kehidupan digital menjadi kebutuhan utama, bukan hanya kemampuan dalam mengoperasikan komputer,” ungkap Alfons pada Kamis (9/11/2023).
Alfons menyamakan situasinya dengan pembelajaran bahasa Inggris, yaitu belajar melalui kursus berbeda dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Menurutnya, praktik langsung dalam kehidupan sehari-hari dapat mempercepat proses pembelajaran.
Alfons menekankan perlunya membiasakan masyarakat dengan prinsip-prinsip kehidupan digital. Menurutnya, kecerdasan digital akan menjadi salah satu faktor kunci dalam kemampuan beradaptasi di era digital yang akan datang.
“Jadi bukan belajar komputer atau pemrograman yang diutamakan,” ucap Alfons.
Alfons meyakini bahwa praktik digital akan mengalami pertumbuhan yang lebih masif di masa depan. Oleh karena itu, persiapan untuk kehidupan mendatang perlu dilakukan, yang akan mengubah seluruh aspek konvensional menjadi bentuk digitalisasi.
“Dengan mengadopsi digitalisasi dalam sektor kehidupan sehari-hari, kita dapat mencapai efisiensi, penghematan, dan kemudahan dalam menjalankan berbagai aktivitas rutin,” ujar Alfons.
Ganjar Pranowo juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi dunia kerja saat ini. Dia mencatat penutupan TikTok Shop oleh pemerintah sebagai contoh.
Ganjar membahas hal ini dalam diskusi webinar oleh Keluarga Alumni Hukum Gadjah Mada (Kahgama) dengan tema ‘Peluang dan Tantangan Menghadapi Dunia Kerja’ pada Kamis (12/10/2023).
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini terus mengusulkan penambahan mata kuliah umum di setiap kampus yang membahas digitalisasi.
Menurut Ganjar, bahwa teknologi digital sekarang menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana pentingnya makan.
“Maka, dunia pendidikan harus menyiapkan mental para mahasiswa. Saya berbicara dengan rekan-rekan ilmuwan, peneliti, dan lainnya, kami menyampaikan bahwa pada era sekarang, mata kuliah dasar umum, seperti kewirausahaan, Pancasila, dan agama, perlu ditambah dengan mata kuliah digital, karena semuanya akan menggunakan teknologi digital,” ungkap Ganjar.
“Selain itu, kebiasaan menggunakan teknologi digital menjadi bagian yang tak terhindarkan, mirip dengan kegiatan makan dan menghirup udara. Dengan demikian, orang akan terbiasa bekerja menggunakan teknologi dan mengikuti perkembangannya,” tambahnya.
Ganjar menegaskan bahwa setelah keterampilan digital dikuasai, masyarakat dapat memilih antara menjadi karyawan atau pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Ganjar optimistis bahwa peluang untuk menjadi pengusaha di Indonesia masih luas.
“Setelah dasar-dasar telah dikuasai, mereka yang memiliki keterampilan tersebut dapat memilih apakah ingin menjadi pegawai atau pengusaha. Ini sangat penting karena masyarakat memiliki dua pilihan utama dalam dunia kerja: menjadi karyawan atau menjadi wirausaha,” pungkasnya.
[sam/red]