NUSANTARA-NEWS.co, Jakarta – Mas Bambang Sulistomo, anak tokoh Pahlawan Pertempuran dakhsyat pada 10 November di Surabaya Bung Tomo — mengirimkan kegundahan hatinya terkait rasa keprihatinan beliau terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri kita — mengatakan, “Saya bangga jika disebut radikal, revolusioner, intoleran, asalkan bukan disebut tukang fitnah, munafik, rasis, pembohong, pendukung korupsi”, katanya kesal.
“Sebab saya memang radikal untuk melawan ketidak adilan, penindasan, rasisme pada kaoem priboemi dan warga keturunan, dan revolusioner untuk terus menegakkan hukum. Dan saya sangat intoleran pada kemiskinan, ketimpangan sosial ekonomi akibat korupsi, praktek jual beli hukum dan jabatan serta kehormatan”, tandas Mas Bambang Sulitomo dalam keluhan surat elektronik yang dikirim pagi hari Minggu, 13 Maret 2022.
Semua itu, ujarnya akibat pengaturan dari sistem ekonomi pasar yang sangat liberal dan anarkis, radikal dan rakus.
“Saya ingin terus berjuang agar lahir pemimpin untuk negeri ini yang bukan biasa-biasa — yang benar-benar jujur, tidak tersandera oleh perilaku kejahatan yang disembunyikan, tetapi pemimpin yang mampu memberikan keberanian dan keteguhan pada contoh keteladanan revolusioner dan radikal”, tandas aktivis angkatan 66 ini.
Untuk itu dia menawarkan bagaimana cara mewujudkan masyarakat bangsa dan negara yang teguh dan patuh mengamalkan Pancasila.
Bahkan kemudian, Selasa, 15 Maret 2022, Mas Bambang Sulistomo merasa terusik pada acara sekendil air dan segenggam tanah yang berasal dari masing-masing provinsi untuk IKN yang kelak akan dijadikan pusat pemerintahan.
Atas dasar itulah, kata Mas Bambang Sulistimo, “Yang dilupakan dalam acara pencanangan IKN tersebut, yang perrama adalah tidak dikibarkan nya Sang Saka Merah Putih.
Kedua, tidak disertai makan bersama bubur merah dan bubur putih. Ketiga, Air dan tanah yang dibawa oleh Gubernur DKI — dari lahan khusus Akuarium — itu akan menjadi pertanda khusus, tandas Mas Bambang Sulistomo yang tetap energik dan heroik sebagai aktivis yang gigih membela kepetingan rakyat.
( Yacob Ereste )