NUSANTARA-NEWS.co, Papua – Diskursus Pemolisian Polda Papua menuju Papua yang damai dan sejahtera saat ini sedang dilakukan oleh Polda Papua. Hal ini ditujukan untuk membangun pendekatan dengan masyarakat secara humanis atau soft approach policing.
Salah satu konsep pendekatan yang dijalankan Polda Papua adalah “Binmas Noken”. Binmas atau Bina Masyarakat yang dipadukan dengan nama Noken sebagai kearifan lokal memiliki makna yang sangat dalam yaitu mendukung masyarakat Papua untuk hidup makmur dan luhur.
Binmas Noken diimplemeentasikan dengan nama kearifan masyarakat lokal, yaitu: Kasuari (Kesejahteraan Untuk Anak Negeri), Koteka (Komunikasi Tokoh Elit Kamtibmas), Si-ipar ( Polisi Pi-Ajar), Peka (Peduli Kamtibmas), Matoa (Millennial Torang Maju), Papeda (Pemuda Pemudi Cendekia), TIFA (Torang Insan Faham Adat: Madarwis), Keladi Sagu (Kesehatan Lambang Diri-Sehat Guna), Gempita (Gembala Pelita Kamtibmas) dan Pace-Pol.
Polda Papua juga menjalankan Operasi Damai Cartenz dan Rasaka ( Rastra Samara Kasih) 2022. Operasi ini akan berjalan awal bulan maret hingga akhir tahun 2022.
Operasi Damai Cartenz dikatakan sebagai transformasi dari Operasi Nemangkawi. Sementara Operasi Rasaka dari Bahasa Sansekerta, yaitu Rasaka (Rasta Samara Kasih), Rastra: Bangsa, Samara: Penjaga, dan Kasih yang memiliki arti rasa memiliki dan menyayangi, bagaimana memberikan yang terbaik untuk orang lain. Sedangkan nama Cartenz diambil dari nama puncak gunung tertinggi di Indonesia yang berada di Papua.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D. Fakhiri mengatakan program yang dilakukan oleh Polda Papua ini untuk mewujudkan Interaksi yang baik antara Polri dan Masyarakat serta untuk mendapatkan hati dan pikiran masyarakat Papua.
Hal ini mendapatkan Apresiasi penuh dari berbagai pihak, salah satunya datang dari Tokoh Muda Indonesia asal Papua, Steve Mara.
Kami sangat mengapresiasi Diskursus Pemolisian yang dilakukan oleh Polda Papua dengan program seperti Binmas Noken, Operasi Damai Cartenz dan Rasaka, kata Steve Mara.
Lulusan Pascasarjana Damai dan Resolusi Konflik, Universitas Pertahanan ini juga menyampaikan bahwa membangun budaya damai adalah tanggung jawab kita bersama dan harus dilakukan dengan strategi yang tepat. Kapolda Papua telah melakukan langkah yang tepat untuk menciptakan damai yang positif di Papua, bahwa Operasi dengan menggunakan kekuatan persenjataan harus diganti dengan Operasi Damai.
Damai harus dipersiapkan, upaya-upaya negosiasi harus dikedepankan didalam memecahkan berbagai persoalan yang ada di tanah air.
Penulis Buku “Kita Semua Mau Hidup Damai” ini juga berharap Operasi Damai Cartenz yang dilakukan oleh Polda Papua inì harus dicontohi oleh Polda seluruh Indonesia, dengan menggunakan nama puncak gunung tertinggi di Indonesia artinya Damai Cartenz adalah puncak yang harus dituju oleh Indonesia menuju Indonesia Emas tahun 2045.
Konsep pemikiran damai harus terus dibangun ditubuh POLRI agar Kepolisian tidak hanya menjaga keamanan dan ketertiban tetapi juga menciptakan damai ditengah masyarakat.
Harapan Kami Program ini dapat terlaksana dengan baik, Polda Papua menjadi contoh untuk Polda Seluruh Indonesia dan untuk membawa konsep ini ketingkat Nasional kami harap Kk besar kami putra terbaik Papua Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri segera di Promosi naik jabatan dan tambah satu bintang lagi, tutup Steve Mara.
(nug/red)