Khazanah Ramadhan oleh : Chaidir *)
Untuk Mengakui sebuah kesalahan bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dilakukan. Tetapi itu adalah suatu hal yang harus kita sadari. Karena sebuah kesalahan dapat membuat kita untuk belajar dan nantinya berani untuk memperbaiki diri.
Rasulullah SAW, bersabda :
“ Tidaklah seorang Muslim tersengat bisa dari lubang (binatang berbisa) yang sama sebanyak dua kali “. ( HR. AL-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu)
Dari sebuah kesalahan, seseorang akan semakin bijaksana, karena pelajaran dari sebuah perjalanan adalah sesuatu yang penting agar kita menjadi lebih dewasa dan bijaksana lagi ke depannya, seperti sebuah hadist dibawah ini :
“ Tidak ada orang yang bijaksana kecuali telah memiliki pengalaman “. ( Diriwayatkan AL-Bukhari )

Terkait sebuah sikap untuk berani mengakui sebuah kesalahan pada diri, kita bisa belajar dari baginda Rasulullah SAW. Dimana Beliau adalah seseorang yang memiliki kedudukan yang paling tinggi diberikan oleh Allah SWT dimuka bumi ini. Seorang Nabi dan Rasul yang terakhir, yang sangat dicintai oleh Allah SWT, sehingga Allah menjamin surga bagi-Nya. Tetapi hal tersebut tidak menjadikan Rasulullah besar kepala dan jumawa, melainkan Rasulullah selalu mengakui kekhilafan yang diperbuat.
Memang kita manusia tidak mungkin menyamai seorang Rasulullah apalagi malaikat, karena siapapun kita, apapun posisi kita sudah tentu kita takkan terlepas dari melakukan kesalahan kepada sesama. Maka dari itu sikap yang terbaik yang harus kita ambil contoh dari seorang Rasulullah adalah segera untuk meminta maaf.
Orang yang tidak pernah belajar mengakui sebuah kesalahan maka ia tidak akan belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Sikap seperti inilah yang harus mulai kita tanamkan pada diri kita, karena posisi kita selaku manusia yang pada dasarnya seorang makhluk sosial yang sudah tentu selalu berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Contoh yang terdekat adalah interaksi yang selalu terjadi seperti : suami, istri, anak, orang tua, teman, kerabat dan seterusnya.
Untuk mengakui sebuah kesalahan biasanya kita butuh waktu kesendirian. Disaat seperti itu kita akan dapat menginggat atau merenungi apa yang sudah kita lakukan selama ini , atau apa yang sudah kita buat yang menurut kita sudah benar tetapi belum tentu bagi orang yang menerimanya.
Karena apabila kita selalu mengedepankan keegoan atau nafsu kita sendiri, pasti ada pihak lain yang bisa untuk disalahkan atau dicari kesalahannya. Karena sudah pasti yang kita ucapkan atau yang kita ambil sebuah keputusan yang kita anggap menurut kita sudah tetap tetapi didalam penyampaian terkadang tidak berkenan sehingga menjadi sesuatu yang agak menyinggung perasaan orang lain mendengar atau menerimanya.
Ternyata sedemikian penting kata-kata yang akan kita ucapkan, sehingga kita dianjurkan untuk menggunakan pikiran yang jernih disaat harus mengambil sebuah sikap, keputusan atau apapun perlunya.
Hal yang terburuk adalah mencari-cari alasan untuk sebuah pembelaan diri yang menempatkan bahwa kita tidak bersalah, padahal hal tersebut tidak lah terlalu menguntungkan sama sekali.
Sesaat setelah kita menyadari bahwa kita telah melakukan sebuah kesalahan, yang perlu kita lakukan untuk pertama kali adalah mengakui kesalahan tersebut dan kemudian untuk belajar dari kesalahan tersebut. Karena sebahagian kita saat membuat kesalahan sering menyangkal bahkan cenderung untuk menyalahkan orang lain.
Ketika kita berani untuk bertanggung jawab dari sebuah kesalahan, berarti kita sedang mulai dalam proses belajar. Kemudian ketika kita berani mengakui bahwa kita salah, maka proses belajar terus berkembang dengan baik pada diri kita.
Kenapa kita harus belajar dari sebuah kesalahan ? Mungkin ini pertanyaan yang timbul didalam pikiran kita. Jawabannya cukup sederhana “ agar kita tidak mengulanginya lagi “. Dan kedepan kita akan semakin bijak lagi dalam melakukan sesuatu atau saat berinteraksi dengan orang lain.
Sebuah kesalahan yang telah kita lakukan, akan memacu diri kita agar kedepan kita menjadi lebih baik lagi. Atau dapat kita jadikan sebuah pengalaman untuk menjadikan diri lebih bijaksana dalam melakukan perbaikan diri. Karena selain mengakui kesalahan, cara belajar dari sebuah kesalahan adalah agar kita memperbaiki kesalahan tersebut.
Mungkin ada satu hal, yang menyebabkan kita untuk berbuat salah dan kita tidak tahu bagaimana cara untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Jika hal itu terjadi pada kita, maka janganlah kita merasa malu untuk meminta nasehat dan bantuan dari orang lain. Jangan pernah merasa malu atau tidak enak hati untuk meminta nasehat atau belajar dari orang lain. Karena hal tersebut secara tidak langsung sudah membantu kita untuk sebuah proses memperbaiki diri.
Terakhir penulis berpesan diakhir tulisan ini, yang paling utama dan yang terpenting adalah maafkan diri kita terlebih dahulu karena kita telah melakukan sebuah kesalahan yang sudah melukai atau menyakiti orang. Padahal sebenarnya sebuah kesalahan dapat membuat kita menjadi semakin sering lagi untuk belajar dan bukan berari membuat kesalahan dulu baru belajar. Semoga tulisan ini menjadi introfeksi diri khususnya buat penulis dan kedepan menjadi lebih baik lagi dan semakin berani untuk mengakui sebuah kesalahan juga semoga bermanfaat bagi pembaca juga.
Penulis adalah Ketua PWRI Aceh Tengah – Bener Meriah )*