DAERAH  

Cahaya Maulid Menyinari Dayah Durratul Hidaayah Gelanggang Kulam 

Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW dan Santuni Anak Yatim

Laporan : Suherman Amin Bireuen Aceh

Nusantaranews. co. Bireuen – Berbondong- bondong masyarakat Bireuen sekitarnya menghadiri undangan peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang merupakan salah satu tradisi sosial dan budaya yang mengakar kuat di masyarakat Aceh, Senin, 20 Oktober 2025 di LPI Darrul Hidaayah Gelanggang Kulam Kecamatan Kota Juang, Kabupaten Bireuen.

Tradisi ini tidak hanya memiliki dimensi religius, tetapi juga meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW dan mencerminkan nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, dan gotong royong yang menjadi ciri khas kehidupan masyarakat yang Cahaya Maulidnya menyinari  Dayah Durratul Hidaayah Gelanggang Kulam

Prosesi pelaksanaan Maulid di Dayah Durratul Hidaayah Gelanggang Kulam Kecamatan Kota Juang Kabupaten Bireuen Pimpinan Al Mukarram Yang Mulia Teungku H Zulkifli Muhammad, ( Abi Dun) Senin (20/10 ) Maulid Nabi diwarnai dengan Zikir selawat NabKi, doa bersama serta menyantuni anak yatim.

Ketua Pelaksana Teungku M. Nazir Muhammad menyebut, Maulid Nabi menjadi momen yang penuh makna dengan kegiatan santunan anak yatim , pembacaan shalawat, dan doa bersama untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, dengan sekaligus menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial di kalangan masyarakat dengan berbagi kebahagiaan dan kasih sayang kepada anak-anak yatim.

Dijelaskan kegiatan yang mereka laksanakan tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan anak-anak yatim semata, tetapi juga memperkuat ikatan sosial dan spiritual masyarakat setempat.

Hasil pengamatan, situasi pelaksanaan Maulid di Dayah Durratul Hidaayah Cahaya Maulid benar- benar menyinari  Dayah Durratul Hidaayah Gelanggang Kulam.

Acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW di LPI tersebut berlangsung dengan suasana yang tertib dan penuh kekeluargaan.

Dengan suasana penuh keakraban tampak hidangan yang disiapkan dengan menu tradisional seperti nasi,lauk pauk khas Aceh.

Semua tamu, baik dari kalangan masyarakat biasa maupun pejabat daerah, duduk bersama menikmati jamuan tanpa perbedaan tempat duduk yang menambah makna kebersamaan dan menunjukkan kesetaraan sosial di antara seluruh anggota masyarakat.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *