Oleh: Raden Kemal Prawira *)
Di dalam kisah epik Mahabharata, terdapat seorang tokoh pewayangan yang dikenal dengan nama Adipati Karna. Dia adalah sosok yang penuh dengan kejujuran dan loyalitas, bahkan ketika harus berhadapan dengan para saudaranya dalam konflik besar yang dikenal sebagai Perang Bharata Yudha.
Adipati Karna lahir sebagai putra Dewa Surya dan Dewi Kunti, ibu dari para Pandawa. Diceritakan Karna lahir dari telinga Dewi Kunti yang pada saat itu dikisahkan masih perawan , dalam keadaan yang tidak diinginkan, saat baru lahir Karna dihanyutkan di sungai gangga kemudian ditemukan dan akhirnya dibesarkan oleh kusir dari kerajaan Hastina pura, Meskipun demikian, Karna tumbuh menjadi sosok yang luar biasa dengan keahlian dalam seni bela diri terutama memanah dan kepahlawanan yang membanggakan.
Salah satu ciri utama dari Adipati Karna adalah kesetiaannya yang tak tergoyahkan kepada Raja Duryodana, meskipun mereka bukan saudara seayah. Duryodana, yang merupakan pemimpin kaum Kaurawa, mengangkat Karna sebagai Adipati Angkatan Darat karena menghargai keberanian dan kemampuannya dalam berperang.
Ketika perang Bharata Yudha pecah antara Pandawa dan Kurawa, Adipati Karna berdiri teguh di sisi Duryodana, meskipun hati kecilnya sadar bahwa dia ada dipihak yang salah dan menyadari bahwa keputusannya akan membuatnya berhadapan dengan saudara-saudaranya dari pihak Pandawa. Namun, kejujuran dan kesetiaannya kepada Raja Duryudana membuatnya tetap bertahan di pihak Kurawa.
Dalam berbagai pertempuran, Adipati Karna menunjukkan keberanian, kemahiran dalam bertempur, dan keteguhan hati yang luar biasa. Dia tidak hanya berperang dengan keahlian yang tinggi, tetapi juga dengan hati yang tulus dan loyalitas yang tak tergoyahkan terhadap rajanya.
Salah satu momen epik dari kejujuran dan kesetiaan Adipati Karna adalah ketika dia menolak untuk menyerang Abhimanyu, putra Arjuna dan Subadra, ketika Abhimanyu terjebak dalam perangkap yang tidak adil. Karna, meskipun memiliki kesempatan untuk mengalahkan Abimanyu, yang tidak lain adalah keponakannya sendiri anak pertama dari Arjuna, Karna memilih untuk tidak melakukannya karena dia menghormati kode etik perang yang adil dan kejujuran dalam bertempur.
Dikisahkan dalam pertarungan sengit di medan tempur bharata yudha Adipati Karna yang dikusiri oleh prabu Salya dan arjuna yang keretanya di kusiri oleh Prabu Kresa terjadi perang tanding yang seimbang , Meskipun pada akhirnya Adipati Karna gugur dalam pertempuran melawan Arjuna yang tidak lain adalah adiknya sendiri, keberanian, kejujuran, dan loyalitasnya tetap menjadi inspirasi bagi banyak orang. Kisahnya mengajarkan tentang pentingnya memiliki prinsip dan integritas, bahkan dalam situasi yang penuh konflik dan tantangan.
Adipati Karna, dengan segala kebaikan dan kelemahannya, tetap menjadi salah satu tokoh pewayangan yang dihormati dan dikenang karena ketulusan dan kesetiaannya yang luar biasa dalam Perang Bharata Yudha.
*) Penulis adalah pecinta seni budaya pewayangan