OPINI  

Kapok Lombok Bagi Para Koruptor

Veri Kurniawan

Catatan Veri Kurniawan

Kapok lombok ( Cabai ) bagi para pegiat atau penikmat korupsi layak mendapat predikat tersebut. Tidak sedikit para oknum pejabat yang sengaja melakukan kesalahan dan menikmati hasil dari tindakan korup hanya menyesal saat ketemu dan berhadapan dengan hukum. Sama halnya saat manusia memakan cabai, saat itu ingin berhenti tidak ingin memakannya lagi namun esok juga kembali menikmati.

Tidak patut saling menyalahkan karena adanya pelaku korup atau koruptor baik kelas bawah, tengah maupun atas. Kenapa, banyak juga yang mendengungkan anti korupsi, brantas korupsi namun pada akhirnya juga diam karena ” Bapak Ganti Dengan Uang Korupsi ” .

Siapapun punya kesempatan untuk melakukan korupsi. Baik itu langsung maupun tidak langsung. Kalangan muda, tua, jabatan rendah apalagi jabatan tinggi misalkan sekelas Kepala Dinas, Kepala Badan, dan seterusnya.

Penulis punya sedikit cerita ( Fiksi ). Jadi ada seorang oknum pimpinan yang ingin naik jabatan dan mendapat perhatian dari seorang Bupati. Ia rela mengorbankan bawahannya baik dari gaji, resiko kerja maupun kesejahteraan lain.

Usut punya usut, oknum tersebut dibantu oleh orang yang berbeda naungan untuk mendapatkan pundi – pundi yang fantastis tersebut. Tampang lugu dan melankolis tersebut ternyata menyimpan misteri menumpuknya kekayaan yang ia miliki.

Lalu datanglah puluhan anak buah dari oknum pimpinan pada penulis. Ia menceritakan tentang sedikit perilaku korupsi yang dilakukan oleh pimpinan dan kroninya. Berikut percakapannya.

” Pimpinan saya itu sangat rakus, seperti tikus yang kelaparan. Ia dibantu oleh oknum – oknum naungan lain untuk menjalankan korupsinya. Cara yang rapi, terstruktur, sistematis tersebut sudah dijalankan lama dan menghasilkan miliyaran rupiah,”. Anggap nama saya Wowok.

Di waktu lain, seorang pegawai atas nama Dono yang langsung menemui penulis. Ia berkata bahwa saya siap dijadikan saksi jika nanti dipersidangan atas perilaku korupsi pimpinan saya.

Kesimpulan: Jabatan yang diemban oleh seseorang rentan untuk melakukan tindak pidana korupsi. Baik itu jabatan fungsional, jabatan pembuat aturan, jabatan penegak aturan.

Dari sekilas cerita beberapa pegawai tersebut, penulis mengantongi nama – nama oknum beserta alat bukti yang cukup. Akankah Kapok Lombok menjadi Kapok Permanen?

Cerita diatas adalah Fiksi belaka. Jika ada persamaan kata dan peristiwa, penulis meminta maaf.

Veri Kurniawan ( Ketua FOSKAPDA ).

banner 400x130 banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *