Fakfak Papua Barat –
NUSANTARA-NEWS.co, Fakfak – Inovasi Bela Kaca (Bebas Malaria Kampung Bercahaya) yang dibuat Pemerintah Kabupaten Fakfak dalam hal ini Dinas Kesehatan kabupaten Fakfak, berhasil mengantarkan Kabupaten Fakfak meraih Penghargaan Top-45 Inovasi Pelayanan Publik. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak Gondo Soeprapto.SKM,M.Si
Sejak awal tahun 2019 berhasil membawa Fakfak meraih Penghargaan Top 45 Inovasi Pelayanan Publik 2020 dari Kementerian PAN RB Tutur Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak saat di temui Wartawan di ruang kerja Selasa siang (1/12/2020) Wit.
Kepala Dinas Kesehatan Fakfak Gondo Soeprapto,SKM,M.Si mengatakan , inovasi ini lahir dikarenakan meningkatnya kasus malaria pada tahun 2017. Bahkan di tahun tersebut, Fakfak menempati urutan kedua dengan kasus malaria tertinggi di Papua Barat . Melihat kenyataan tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak berinisiatif menghadirkan inovasi Bela Kaca (Bebas Malaria Kampung Bercahaya).
“Program tersebut ini memerangi malaria dari kampung ke kampung dengan melibatkan semua pihak dalam wadah Malaria Center,” Tutur Gondo saat melakukan wawancara Top 99 Inovasi Pelayanan Publik di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Fakfak beberapa jam yang lalu.
Inovasi ini dilakukan dengan strategi menyerang dan bertahan. Menyerang dilakukan pada kampung yang memiliki lima atau lebih kasus malaria dalam kurun waktu dua bulan, dan dijalankan secara intensif hingga kasus menjadi nol. Strategi bertahan dilakukan bila tidak ada kasus malaria, maka dilakukan secara ketat. Jika ditemukan kasus, maka dilakukan metode 1-2-5.
Metode 1-2-5 adalah pada hari pertama dilakukan pemeriksaan, pengobatan, hingga notifikasi kasus ke tingkat yang lebih tinggi. Mulai hari kedua hingga keempat, dilakukan penyelidikan epidemiologi, dan pada hari kelima dilaksanakan penanganan sesuai hasil epidemiologi.
Inovasi tersebut juga selaras dengan visi dan misi Bupati Fakfak Dr.Drs,Mohammad Uswanas,M.Si untuk mendukung eliminasi malaria di Kabupaten Fakfak pada tahun 2023. Bela Kaca ini nyatanya telah memberikan penurunan yang signifikan pada jumlah kasus malaria di Kabupaten Fakfak.
Pada akhir tahun 2017, terdapat 52 kampung aktif penularan sedangkan di tahun 2019 berkurang menjadi 8 kampung. Dari 1.743 kasus malaria, pada tahun 2019 telah berkurang jadi 180 kasus. Selain itu, sebanyak 111 kampung kini telah bebas penularan endemi malaria ini.
“Kampung yang bebas malaria akan berdampak langsung kepada masyarakat, seperti meningkatnya efektivitas kerja dan juga kecerdasan anak,” ujarnya.
Kegiatan Bela Kaca dipantau oleh puskesmas dan kampung melalui bantuan kader. Terdapat 55 kader terlatih yang tersebar di 142 kampung yang ada di Kabupaten Fakfak saat ini.
Bupati Fakfak berharap program BELA KACA ini dapat diterapkan juga di daerah lainnya yang masih memiliki kasus malaria paling banyak, sehingga tidak ditemukan lagi kasus malaria di daerah tersebut.
(Amatus Rahakbauw)