Laporan : Suherman Amin Bireuen Aceh
Nusantaranews. co. Nagan Raya – Masjid Agung Baitul A’la, atau yang lebih dikenal sebagai Masjid Giok, terletak di Kabupaten Nagan Raya, Aceh. Masjid ini memiliki keunikan dengan menggunakan batu giok sebagai bahan bangunan, termasuk lantai, dinding, dan qubah
Masjid Giok dibangun di atas tanah seluas 5 hektar dengan luas bangunan 75 x 50 meter. Pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2015 dan diresmikan pada September 2022 oleh Bupati Nagan Raya, Jamin Idham di kala itu.
Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai destinasi wisata religi dan pusat kebudayaan Islam.
Keindahan dan keunikan masjid ini diyakini akan menjadi daya tarik wisatawan baik lokal maupun luar negeri
Masjid Agung Baitul A’la atau lebih populer disebut masyarakat Aceh Masjid Giok yang berlokasi di Kabupaten Nagan Raya, Aceh, tepatnya Desa Lueng Baro, Kecamatan Suka Makmur, Komplek Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh dan merupakan pesona objek wisata religius.
Untuk menuju ke Masjid Giok bagi masyarakat Lhokseumawe, Bireuen bisa menempuh jalur tengah dan jarah tempuhnya dekat melalui Arah Bener Meriah – Beutung Ateh – namun dengan menempuh jalan berliku dan berkelok serta mendaki akan tetapi lebih dekat jika menempuh jalur Barat Banda Aceh – Meulaboh.
Dalam perjalanan rombongan Drs H Suherman Amin wartawan strateginews. co. id dan nusantaranews . co. id dikemudikan Safrizal yang penuh pengalaman dengan tantangan jalan yang berkelok kemudian menanjak tajam dan pak Supir harus benar benar konsentrasi mulai dari gunung paro, kulu, dan di Gunung Geurute namun tidak separah Gunung singgah Mata.
Pun demikian, sangat menyenangkan apalagi telah lama diinginkan bisa berwisata religi mengunjungi Masjid Agung Baitul A’La yang lebih terkenal ” Masjid Giok ” di Kabupaten Nagan Raya Provinsi Aceh.
Dijelaskan, Masjid yang mempesona dan unik di sesuai penjelasan warga di sana dan serta data di Masjid tersebut, ramai dikunjungi wisatawan daerah dan lokal dalam di kala bulan Ramadhan.
Masjid Giok tersebut luasnya 75 x 50 meter yang mampu menampung 6500 jamaah . Dan perpaduan gaya Arsitektur Asia Tenggara, Turki, Timur Tengah dan Aceh.
Sesuai catata Masjid itu mulai dikerjakan Tahun 2012 semasa Bupati T. Zulkarnaen dan diresmikan Tahun 2022 yang lalu sudah rampung 80 % dengan menghabiskan anggaran yang telah terpakai lebih kurang 200 milyar.
Dan dibangun di atas lahan seluas 15 hektare, dengan lantai dan dinding di lapisi batu giok, membuat kesejukan alam terasa saat masuk ke masjid tersebut.
Memang kata warga, Masjid giok yang berarsitek Timur Tengah dipadukan dengan interior ala Aceh, membuat masjid ini berbeda dengan masjid lainnya di Aceh, apalagi dilapisi oleh batu mulia.
Luar biasa jajaran keramik dari batu giok pada dinding sangat menarik perhatian bagi pengunjung, perpaduan warna biru tua, biru muda, hijau, coklat dan kehitaman nampak kesan alaminya dan tiang bangunan juga terlapisi oleh bahan tersebut.
Pada bagian dalam qubah Masjid, terdapat ornamen yang cukup membuat mata terpesona ala bangunan ibadah di negara Timur Tengah, membuat keindahannya bak berada di negeri Arab.
” Saya cukup tertarik saat berada di dalam masjid, selain adem, suasana dingin yang ditimbulkan batu giok, sangat membuat sejuk dan enak untuk berlama-lama.” Kata Ibuk Hj Suryani yang diamini oleh keluarganya yang menyebutnya merasa sangat nyaman
“Ini sebuah karya yang sangat berkesan, baru kali ini mungkin karya pertama yang ada di Indonesia, satu-satunya masjid yang ada di Indonesia yang membuat kita sangat nyaman untuk shalat di sini,”kata Pak Herman .
Menurutnya, ornamen dan interior masjid berbahan batu giok itu sangat langka didapati di daerah lain, sehingga menjadi keunikan tersendiri bagi para pengunjung nantinya.
Disebutkan dirinya yang sengaja meluangkan waktu yang telah lama berkeinginan mengunjungi Masjid Giok terlaksana Sabtu 19 April 2025 dan berangkat sehari sebelumnya menempuh jalan darat yang berliku, berkelok dan tanjakan jalan pegunungan bersama keluarga yang mempunyai tujuan Blang Pidie Abdya.
Dapat disebutkan jalan melintas Provinsi Aceh dari pesisir Utara Selat Malaka menuju selatan Aceh.
Sungguh sangat menyenangkan walaupun jalan berkelok tanjakan dan menurun dipegunungan setibanya di Masjid Giok Kabupaten Nagan Raya yang merupakan wilayah hutan lindung yang harus dijaga keasriannya.
Informasi yang diperoleh media ini, atas inisiatif Bupati maka disepakati bahwa Lantai Masjid, tiang dan dinding utama di mimbar depan dipasang batu giok.
Dijelaskan, untuk terlaksana keinginan tersebut didatangkan pengrajin batu yaitu Sumoji ahli batu dari Kabupaten Tulung Agung, Jawa Timur. Kemudian pabrik tempat pengolah, pembentuk batu giok menggunakan Pisau Pembelah Batu kwalitas intan atau Diamond. Pabriknya di Desa Blang Paseh Kecamatan Suka Makmur.
Untuk pekerjaan pembuatan besar lantai 60 x 150 meter, sementara untuk dinding 40 x 50 meter. Dengan biaya ongkos pembuatannya mencapai 10 milyar.
Sungguh luar biasa bahwa kawasan Gunung Singgah Mata penghasil Giok terbaik didunia jenis Giok Hijau perpaduan putih, Jadait, Nephrit, Blac Jaded dan solar dengan tingkat kekerasan 7 Mohn.
Maka lantai masjid terasa dingin mampu mengatasi cuaca panas. Bahwa Batu Giok Singgah Mata melebihi kekuatan menyerap panas diatas Granit.
Walau pengeluaran biaya pembangunan Masjid Giok sekitar 200 milyar tapi bila ditelaah nilai pragmatis mencapai puluhan trilyun dengan pemakaian lantai giok, tiang dan dinding depan ornamen yang luar biasa tidak dimiliki masjid lainnya
Sungguh terasa terharu dan menakjubkan bila sempat melaksakan shalat di Masjid Agung Baitul A’La ” Masjid Giok ” Suka Makmur, Kabupaten Nagan Raya Aceh. *****