NUSANTARANEWS.co, Banyuwangi – Dinas Pertanian dan Pangan ( Disperta ) Banyuwangi terus melangkah maju dan berinovasi dalam hal ketahanan pangan yang untuk kesejahteraan masyarakat Banyuwangi. Berdasarkan data riset Badan Pusat Statistik ( BPS ) tahun 2021, Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang ada di Jawa Timur sebagai kabupaten lumbung padi. Hal tersebut sangat berdampak positif bagi kesejahteraan dan ketahanan pangan masyarakat Banyuwangi.
Acara Kementerian Pertanian tanggal 9 dan 11 Maret menggelar Panen Nusantara 1 juta hektar yang rencananya dihadiri oleh Presiden Joko Widodo. Kegiatan tersebut dipusatkan di Kebumen Jawa Tengah dan Ngawi Jawa Timur. Pada tanggal tersebut, dilaksanakan panen raya padi nusantara secara serentak di 10 Provinsi atau 66 kabupaten sentra padi, dari Aceh sampai Papua.
Sebagai partisipasi dalam panen raya padi nusantara, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi melakukan panen raya padi di Poktan Mugi Rahayu yang bertempat di Kedungsari, Kecamatan Tegaldlimo.
Turut hadir dalam acara yaitu Kasubdivre Bulog, BPS, Dinas PU Pengairan, Dinas Koperasi UMK Perdagangan, Camat Tegaldlimo, Danramil dan Kapolsek Tegaldlimo.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Ilham Juanda menjelaskan, Banyuwangi targetkan 787.234 ton produksi padi di tahun 2023.
Dengan luas panen padi di kabupaten Banyuwangi pada tahun 2022 yaitu 118.42 hektar dengan produksi 785.935 ton. Tahun 20023 ditargetkan meningkat dengan luas panen menjadi 119.595 hektar dengan produksi 787.234 ton.
“Banyuwangi merupakan lumbung padi 5 besar di Jawa Timur. Menurut data riset BPS tahun 2021. Jawa Timur penghasil gabah terluas di Indonesia dengan luas panen mencapai 1.747 juta hektar,” terang Ilham.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan produksi padi dan menjaga Kabupaten Banyuwangi sebagai lumbung padi yaitu yang ke -1 adalah dengan peningkatan indeks pertanaman seluas 2.500 hektar. Kemudian yang ke -2 teknologi budidaya padi IP400 ( dengan padi berumur pendek ).
“Lalu yang ke -3 gerakan spot stop pengendalian hama penyakit tanaman dan ke -4 pengawasan pupuk subsidi agar tepat sasaran dan yang terakhir adalah penggunaan dan pengembangan pupuk alternatif. Sehingga petani tidak bergantung pada pupuk subsidi,” tegas Ilham, pria jebolan S2 Politeknik Negeri Jember tersebut.
[veri]