NUSANTARANEWS.co, Banyuwangi – Penyakit Mulut Kuku ( PMK ) pada hewan rentan yang rentan terserang penyakit PMK seperti sapi, kambing, domba, babi masih belum usai. Hal itu patut diwaspadai sejak dini oleh pemilik ternak dengan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten Banyuwangi melalui dinas pertanian dan pangan bidang keswan dan kesmavet.
Kini di Banyuwangi gejala klinis PMK muncul kembali di beberapa kecamatan diantaranya di wilayah
Genteng, Cluring, Pesanggaran, dan di Muncar.
Kepala Bidang Keswan dan Kesmavet Dinas pertanian dan pangan Banyuwangi drh Nanang Sugiharto menjelaskan pada NusantaraNews.co saat diwawancarai
Jadi mulai bulan Desember kemarin tidak ada laporan kasus (zero report case), tapi kita tidak tahu yang di lapangan apakah peternak itu melaporkan atau tidak ke petugas kami, prinsipnya di posko maupun call center kami menyampaikan tidak ada laporan kembali.
” Tapi kemarin di akhir-akhir atau bulan Desember 2022 dan awal Januari 2023 ini muncul kembali PMK, ini gejala klinis nya sudah mulai muncul ada di Genteng, Cluring, Pesanggaran, dan di Muncar,” (13/1)
Ini karena faktor cuaca, dan kemarin-kemarin tidak ada laporan kemudian kita surveilans semuanya hampir 80 persen itu ternak baru, yang 50 persen atau 60 persen didalamnya itu ternak yang belum divaksin.
“Jadi ada 100 ekor ternak yang 80 persen adalah ternak baru dan yang 60 persen itu belum divaksin yang 40 persen sudah divaksin,” terang Nanang.
Pengawasan kami selama 3 sampai 4 hari ini sudah mulai membaik kembali, beda dengan yang belum divaksin angka kejadian klinis nya sangat tinggi dan lebih parah dari PMK – PMK sebelumnya.
Saran yang pertama hari ini kita jangan lengah tetap waspada, vaksinasi harus tetap dilaksanakan kita punya stok vaksin cukup kalau kurang langsung kita minta ke pemerintah provinsi Jawa timur, tidak ada masalah, stok vaksin sangat cukup
” Jadi saya sarankan kepada masyarakat yang punya ternak dengan keikhlasan nya untuk dilakukan vaksinasi. Jangan ada statement setelah divaksin jadi sakit, angka kejadian itu sangat minim dan dibawah 5 persen,” imbuh Nanang
Nanang juga menjelaskan untuk teknisnya bagi peternak yang ingin hewan ternak nya mendapatkan vaksin bisa menghubungi pihak desa dalam satu kompleks, tidak kita kumpulkan sejumlah hewan yang ada di lingkungan tersebut dan semuanya gratis. Kalau ada hewan yang sakit kita obati, target kita masih jauh di angka 40 persen dari target yang ditentukan yaitu 70 persen, imbuh Nanang
Harapannya ya semua bagi pemilik ternak utamanya jika ada ternak baru tolong di cek status vaksinasinya sudah divaksin apa belum
Pasca vaksinasi juga tidak kita lepas. Kita juga ada monitoring terkait pelaksanaan vaksinasi di lapangan
Nanang juga menambahkan, vaksinasi yang sudah dilakukan efektif atau tidak, angkanya berapa dan tingkat kekebalannya juga. Hal ini sudah kita lakukan kepada ternak yang sudah divaksinasi
“Hasilnya kalau vaksinasi yang pertama belum begitu tinggi, mangkanya disarankan untuk vaksinasi ke 3 atau boster,”
Jadi kita tegaskan pagi bahwa stok vaksin sangat tercukupi dan petugas sudah siap semua untuk melakukan vaksinasi, tegas Nanang