Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi serentak lakukan pemeriksaan produk bahan asal hewan

 

NUSANTARA-NEWS.co, Banyuwangi – Dinas Pertanian dan Pangan serentak lakukan pemeriksaan produk bahan asal hewan menjelang hari raya idul fitri. Kegiatan tersebut dimulai pada tanggal 26 April 2022 di seluruh pasar yang ada di Kabupaten Banyuwangi.

Kegiatan pemeriksaan produk bahan asal hewan yang dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi tersebut bertujuan agar masyarakat bisa mendapatkan daging sapi atau ayam yang berkualitas baik, sehat, aman, utuh dan halal.

Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Banyuwangi melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner ( Kabid Keswan dan Kesmavet ) drh Nanang Sugiharto menjelaskan pada NusantaraNews.co saat diwawancarai di ruang kerjanya.

Tujuan atau titik poin kita adalah pemeriksaan produk bahan asal hewan. Karena jika musim – musim mendekati lebaran idul fitri di tingkat paling bawah atau pengecer paling bawah seperti mlijoan, pedagang daging kecil di pasar itu kita khawatirkan ada indikasi harga daging murah.

” Misalkan harga daging Rp. 130.000,00 namun ada yang menjual dengan harga Rp. 100.000,00 nah ini patut kita curigai ada apa. apakah ada campuran bukan daging sapi seutuhnya atau yang lain. Dari itu hari ini serentak se Kabupaten Banyuwangi lakukan pemeriksaan produk bahan asal hewan, jelas Nanang, Selasa ( 26/4)

“Kemudian yang berikutnya adalah daging sapi yang kualitasnya kurang bagus, misalkan daging Glonggong yang kadar airnya tinggi dan cepat rusak,” papar Nanang

Selain itu kita antisipasi adanya campuran bahan adiktif seperti borak, formalin pada daging sapi, ayam dan bakso. Kebanyakan di daging ayam yang kita ambil sampling di awal puasa, masih ada penjual daging ayam ketika pencucian akhir itu dikasih zat adiktif dan kita lakukan tes cepat ternyata ada formalin.

” Alhamdulillah tadi ini hasil yang di pasar Blambangan tidak ada hasil campuran bahan adiktif atau daging glonggongan dan kita masih menunggu hasil dari tempat yang lain,” imbuh Nanang .

Untuk masyarakat kalau membeli daging segar harus jeli. Misalkan saat daging kita pegang daging itu basah tapi tidak membasahi tangan. Artinya daging itu tingkat kadar airnya kisaran 40 persen.

” Selain itu, masyarakat harus mencium bau daging. Jadi baunya itu hanya daging bukan bau yang lain. Kadang-kadang memang ada bau daging yang agak bau busuk seperti ayam tiren ( mati kemarin) dengan ciri – ciri dagingnya lebih merah dan ada gumpalan darah, ” ujarnya.

Masih menurut Nanang, untuk pedagang atau distributor daging kita harapkan mengambil daging sapi yang dipotong dari Rumah Potong Hewan ( RPH) karena sudah diperiksa kesehatannya dan yang lainnya. Lalu jual lah daging ayam ataupun sapi dalam keadaan segar. Lebih baik kalau disimpan ya di lemari pendingin tidak usah pakai bahan yang tidak dianjurkan.

” Lalu yang lebih penting lagi ke halal an nya harus diutamakan. Aman, sehat, utuh, halal harus diutamakan oleh teman teman produsen produk daging bahan asal hewan,” tegas Nanang.

(veri kurniawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *