NUSANTARA-NEWS.co, Jakarta – Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), Ganjar Pranowo menyambut gembira dan bangga dengan penerbitan buku antologi kreasi 43 alumni asrama Ratnaningsih UGM yang berjudul “Ratnaningsih Menulis”.
” Sungguh senang dan bangga bertemu dan mengetahui anggota Kagama di berbagai tempat tetap berkontribusi memberikan inspirasi baik dalam kegiatan professional, sosial, keagamaan, olah raga, dan berbagai hobi lainnya,” kata Ganjar pada acara launching dan bedah buku virtual yang diadakan oleh Kagama Literasi , Minggu 24 Oktober 2021.
” Melalui buku ini, kita berharap banyak cerita positif dapat dibagikan kepada masyarakat pembaca, terutama kepada adik-adik mahasiswa. Cerita dan pengalaman yang bisa menginspirasi sehingga pembaca semakin bersemangat, baik semangat hidup, semangat berprestasi, berperikemanusiaan, semangat membangun kebersamaan dan membangun kebahagiaan secara bersama-sama,” lanjut Ganjar.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Rektor bidang PPK UGM, Prof. Djagal Wiseso Marseno, memberi apresiasi kepada 43 penulis, berusia 50 hingga 70 tahun, karena terus berkreasi dan produktif walaupun di masa pandemi.
Disampaikan Marseno, berkreasi pada situasi seperti ini mengingatkan kita pada Newton yang menemukan teori gravitasi pada abad 16. Pada masa itu juga para pelajar harus belajar di rumah karena wabah yang melanda Eropa.
Marseno berharap agar para alumni Ratnaningsih tetap menjalin komunikasi dan menginspirasi adik-adik mahasiswa di asrama Ratnaningsih.
” Tetap memberi pencerahan sebagai modal mereka dalam menghadapi masa depan yang berubah begitu cepat. Tetaplah berkarya, dan jangan lupa jati diri UGM sebagai universitas Pancasila, universitas nasional, universitas kerakyatan, dan universitas pusat kebudayaan,” tandas Warek Marseno.
Sesi bedah buku menampilkan tiga penulis berpengalaman, diantaranya Ari Kinoysan Wulandari, Tulus Wijanarko, dan Ajeng Maharani.
Menanggapi paparan Asih Wardani, selaku koordinator tim penulis, ketiga pembahas sepakat menyatakan kekaguman mereka, karena sebagian besar dari tim mengaku baru pertama kali menulis, tetapi hasil tulisannya cukup bagus dan bisa dinikmati dengan enak.
Beberapa naskah yang sempat dibahas dan mendapat perhatian diantaranya; Asrar dan Cinta, Nikah Yuk, Dening Hening, Jelaga Asmara, Pertemuan Sesaat, Istana Para Bidadari, Ratnaningsih dan Interkom.
Sesi bedah buku yang dipandu Mildawani berlangsung gayeng. Tak terasa durasi tiga jam telah diisi dengan beragam informasi dan pengetahuan tentang budaya literasi, serta manfaatnya untuk para penulis dan juga manfaat pencerahan untuk pembaca.
Disampaikan pula bahwa tim ini telah berhasil menerbitkan buku kedua dengan judul “Ratnaningsih Meraih Asa”. Baik isi maupun penampilan buku tersebut diharapkan mampu menunjukkan kemajuan dan kepiawaian tim penulis, sehingga dengan demikian diharapkan para penulis semakin tergerak dan percaya diri untuk menulis buku sendiri.
(Valentino/red)
Bravo, terima kasih, giid news
Good