NUSANTARANEWS.co, Singkawang Kalbar – Hari ke lima belas perayaan Imlek (Cap Go Meh 2025), di Kota Singkawang berlangsung sangat meriah.
Sehari sebelum CGM di hari puncak festival Imlek tersebut, terlihat para tatung telah mengitari Kota Singkawang, melakukan ritual bersih jalan.
Sejak pagi-pagi hari Rabu (12/02/2025) ruas jalan tengah kota seribu kelenteng itu, tampak telah dipadati warga, yang sangat antusias menunggu. Untuk dapat menyaksikan atraksi dan deretan panjang rombongan rombongan tatung baik dengan tandu maupun tidak. Juga menyaksikan miniatur kelenteng, barongsai, naga, kilin dan jelangkung.
Sebagian besar alasan warga yang mengaku datang lebih awal di pinggir kiri kanan jalan lintasan atau rute lintasan pawai, diantaranya agar bisa mendapatkan tempat dibagian depan, sehingga bisa leluasa melihat deretan pawai.
Menyaksikan pemandangan menarik selain dari pinggir jalan, tampak juga warga melihat berlangsungnya pawai dan atraksi itu, dari atas atau balkon balkon bangunan tengah kota.
Sebanyak 700 an kelompok peserta lengkap dengan panji kebesaran khas masing masing, mulai dilepas. Beranjak dari halaman kantor Walikota Singkawang. Di mana keberadaan panggung dan Tribune tamu kehormatan.
Pawai dan atraksi tatung kemudian menuju Jl. Firdaus, Jl. Dipenogoro, Jl. Niaga, Jl. Budi Utomo, Jl. Hasan Saat, Jl. Setia Budi, dan finish di Jl. GM. Situt sekitar gedung happy building.
Kejelasan dari Ketua Pelaksana Perayaan Imlek dan Cap Go Meh, Bun Cin Thong yang sebelumnya telah dilansir media center Singkawang, menerangkan. Sebanyak 736 tatung, tampil dan ber-atraksi pada Festival CGM 2025 Singkawang.
“Tatung terdaftar hingga hari ini yang gunakan tandu ada 575 peserta. Tanpa tandu 64. Miniatur kelenteng ada 79 peserta. Jelangkung ada 12. Untuk barongsai, naga dan kilin ada 6 kelompok ,” kata Bun Cin Thong, hari Kamis (06/02/2025).
Tatung diyakini, sebagai penghubung antara manusia dan roh leluhur yang baik maupun dewa. Atraksi dan pawai berakhir sekitar pukul 12.00 wiba.
Puncak ritual, dilanjutkan dengan lelang barang barang, makanan maupun minuman yang telah diberkati atau dido’akan para tatung. Warga Tionghoa yang merayakan Imlek dan CGM, sangat meyakini sesuatu yang telah diberkati atau dido’akan para tatung, mendatangkan keberuntungan.
(Azn)