Nusantaranews.co.Aceh Utara. – Wadidul Wahidah yang masih duduk di bangku TK (Taman Kanak-kanak) di duga jadi korban akibat buruknya pengelolaan bantuan rumah layak huni dari pemerintah kabupaten Aceh Utara.
Widadul Wahidah bocah perempuan jatuh ke sumur saat menemani Abangnya yang lagi mandi untuk berangkat shalat Jum’at, dengan kondisi sumur yang sangat memprihatinkan dan berbahaya bagi anak-anak, tiba-tiba Almarhum terpeleset dan jatuh ke sumur, meski sempat di tolong tapi nyawanya tidak bisa di selamatkan.
Sejumlah media menyoroti kehidupan keluarga almarhum yang tinggal di bawah garis kemiskinan, kondisi rumah yang sudah sangat tidak layak huni, kondisi MCK yang sangat berbahaya untuk anak-anak.
Padahal jarak antara rumah korban yang beralamat di desa Deng Kecamatan Tanah Luas sangat dekat sekali dengan kantor bupati, kantor DPR-K serta kantor dinas Perumahan dan pemukiman kabupaten Aceh Utara hanya sekitar kurang lebih 250 m, entah apa yang terjadi dengan pemerintah Aceh Utara sehingga tidak peduli
Saat di komfirmasi awak media di rumah duka ibu dari almarhum mengatakan dirinya tidak mampu untuk mengurus proposal bantuan rumah layak huni, hal itu di karenakan dia di mintai uang sepuluh juta rupiah (Rp 10.000.000),
“Dari mana kami dapat uang sebanyak itu pak, untuk kehidupan sehari-hari saja kami sudah sulit”. Tuturnya Sabtu (11/1) pada awak media
Keuchik Gampong Deng Yulinar Mansyah kepada awak media mengatakan dirinya tidak tau mau ambil anggaran dari mana, karena menurut dia dari dana desa tidak bisa untuk membangun rumah layak huni, dia berharap supaya ada bantuan dari pemerintah atau dari aspirasi dewan untuk warganya.
Dari amatan awak media khususnya di kabupaten Aceh Utara masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan rumah layak huni sangat jauh panggang dari api, isu tentang jual beli rumah bantuan layak huni sudah jadi rahasia umum entah kapan hal ini bisa berakhir di bumi serambi Mekkah. ( Her / Hus)