Lima Ratusan Warga Bireuen Hadiri Tradisi ” Khanduri Blang ‘ (sawah) di Makam Raja Jeumpa Blang Seupeng Bireuen

Laporan : Drs H Suherman Amin , Bireuen Aceh *

Nusantaranews.co – Sedikitnya 500-san warga wilayah Bireuen kususnya dua kemukiman yaitu Kemukiman Jeumpa dan Blangbadeh berbondong- bondong menghadiri tradisi khanduri blang (sawah) yang dipusatkan di Kubu Keujrun kawasan areal Makam Raja Jeumpa Blang Seupeng Kecamatan Jeumpa , Kabupaten Bireuen, Aceh, Senin 30 Desember 2024.

Selain masyarakat juga hadir Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bireuen, Mulyadi, SE. MM beseta penyuluh prrtanian, Ketua MAA Kabupaten Bireuen, Drs Ridwan Khalid, koordinator Keujrun Blang, H Yusri, S. Sos dan sejumlah anggota MAA serta Plt Kepal Sekretariat MAA, Pak Hamdani

Menurut Teuku Marzuki mantan Kepala mukim menyebut, Khanduri Blang  merupakan tradisi tahunan masyarakat di Kecamatan Jeumpa dan Blang Bladeh yang kini terus dipertahankan sebagai  ritual tanda syukur atas keberkahan rezeki pada sektor pertanian  sebelum memasuki masa  panen padi dilakukan .

“Jadi tradisi Khanduri Blang serta doa bersama  ini dilakukan sebagai bentuk sempena  wujud tanda syukur nikmat atas karunia rezeki yang dilimpahkan oleh Yang Maha Kuasa, Allah SWT,” sebut Marzuki.

Sementara Do’a bersama dan samadiah dipimpin Tgk. Yusri dalam prosesi pelaksanaan dalam Khanduri Blang yang turut melibatkan warga dari 20 gampong (desa ) dalam area dua kemukiman yakni Kemukiman Jeumpa dan Blang Bladeh.

Sosok tokoh Peutiha gampong, Ridwan Muhammad,SE,M.Si mengatakan, mereka selama puluhan tahun menggarap areal persawahan produktif seluaas 600 Hektare lebih di hamparan persawahan areal Kecamatan Jeumpa kisaran 10 persen dari luas area yang diari daerah irigasi ( DI ) Pante lhong .

Pak Wan panggilan akrab Tgl. Ridwan Muhammad, SE, M. Si menyebut, Khanduri Blang merupakan tradisi masyarakat bukan saja di Kabupaten Bireuen tetapi seluruh Aceh dan masih dilestarikan hingga saat ini.

” Tradisi ini kami lakukan ketika akan turun ke sawah untuk memulai musim tanam, adalah prosesi yang sangat bermakna dari tradisi adalah ; Menghormati leluhur dan nenek moyang atau endatu, memohon keselamatan dan kemakmuran kepada Allah, mengungkapkan rasa syukur atas hasil panen dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian,” Tambahnya.

Di sisi lain Keujruen Blang Kabupaten Bireuen, H Yusri, S. Sos menyebut, tujuan dan dasar adanya Khanduri Blang adalah tradisi masyarakat Aceh,yang memiliki tujuan dan makna yang mendalam sekaligus memohon keselamatan, kemakmuran dan perlindungan dari Allah SWT.

Selain itu meningkatkan kesadaran akan pentingnya pertanian dan menghargai hasil panen. Dan juga membangun kebersamaan dan solidaritas masyarakat.
Serta melestarikan budaya dan tradisi Aceh, jelasnya.

Sebagai rasa syukur dan sempena keberkahan ” Peusijuk’ bibit pade (padi) serta dilanjutkan dengan pembacaan do’a memohon keselamatan dan kemakmuran .

Prosesi kusus acara masyarakat menikmati masakan bersama-sama sesuai tradisi merajut dan menjalin hubungan kekeluargaan dan gotong royong.

Di sisi lain masyarakat tampak merasa bahagia dan antusias dalam acara prosesi pelaksanaan ” Khanduri Blang yang memiliki kaitan yang erat dengan agama Islam karena merupakan tradisi masyarakat Aceh yang mencakup unsur-unsur keagamaan.

Dalam kaitan tersebut pembacaan Al-Qur’an , Samadiah, Zikir dan Tahlil yang mereka lakukan sebelum dan sesudah acara.

Dengan demikian, Khanduri Blang merupakan contoh nyata dari tradisi masyarakat Aceh yang mencakup nilai-nilai Islam dan memperkuat hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Alhamdulillah ya Allah. Semoga berkah !! ****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *