BUDAYA  

Nusantara Bukan Warisan Auliya Tahrim, Jangan Mencerabut Akar Budaya Warisan Leluhur

Dr. Suriyanto Pd, SH,MH,M.Kn

Catatan Dr. Suriyanto Pd, SH,MH,M.Kn *)

 

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial. Kita telah berevolusi seperti itu dari zaman ke zaman; dari peradaban ke peradaban. Manusia adalah individu lemah, rentan, tidak akan bertahan hidup tanpa manusia lainnya, apalagi makmur dengan sendirinya. Itu sebabnya kita perlu bekerja sama dan membentuk masyarakat. Ukuran masyarakat itu sebagian besar bergantung pada kemajuan teknologi kita—nenek moyang pemburu-pengumpul kita hidup selama ribuan dan ribuan tahun dalam keluarga kecil dan besar dan terkadang dalam suku kecil dan besar.

Nusantara, demikian negeri luhur yang gemah ripah loh jinawi, warisan nenek moyang leluhur kita yang harus kita jaga dan kita pertahankan. Nusantara, adalah warisan leluhur bangsa ini, bukan warisan Auliya Tahrim.

Nusantara terdiri dari kata nusa yang artinya pulau, yakni pulau-pulau, dan antara yang berarti lain atau seberang. Secara politis, kawasan Nusantara terdiri dari gugusan atau rangkaian pulau yang terdapat di antara benua Asia dan Australia, bahkan termasuk Semenanjung Malaya.

Istilah Nusantara banyak dipergunakan dalam perjuangan pergerakan kemerdekaan. Saat ini pun, banyak tokoh bangsa yang kerap menggunakan istilah Nusantara untuk mendefinisikan wilayah Indonesia

Nusantara saat ini semakin di obok-obok oleh para oknum yang mengaku ngaku zuriuah Nabi tapi berkelakuan seperti domba, hal ini hendaknya harus memicu kesadaran seluruh Bangsa Nusantara agar tidak terjadi perpecahan pada tatanan kehidupan yang telah di perjuangkan oleh seluruh para leluhur Bangsa Nusantara dari era kerajaan hingga di era kemerdekaan ini.

Bangsa Nusantara adalah bangsa yang arif, tepo sliro, sebagaimana telah diajarkan para leluhur pendiri bangsa ini. Namun kearifan itu mulai terusik dengan pernyataan seorang oknum habib, yang bisa meruntuhkan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Baru-baru ini tersebar sebuah vidio yang menyerukan umat Islam untuk mengeluarkan senjata tajam, golok pedang dan sebagainya, hal ini diserukan oleh seorang oknum yang mengaku habib dan bersorban tetapi kelakuannya seperti tidak manusiawi, setelah menyerukan hal yang tidak baik dihadapan para pengikutnya ia pun pergi berangkat keluar negeri tak tau  kemana.

Seharusnya hal seruan yang tidak baik untuk umat di Nusantara ini jadi perhatian khusus para penegak hukum dan negara, sudah terlalu banyak hal yang tidak manusiawi yang di lakukan oleh para oknum penjual agama ini untuk memecah persatuan dan kesatuan umat di Nusantara ini.

Agar Nusantara ini tidak terpecah belah akibat provokasi oknum habib, perlu ditumbuhkan kembali wawasan nusantara, yang merupakan cara pandang bangsa Indonesia terhadap bangsa, rakyat dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi lautan, darat dan udara di atasnya sebagai suatu satu kesatuan ekonomi, politik, budaya, sosial dan pertahanan keamanan.

Wawasan nusantara penting bagi bangsa Indonesia karena dapat menjadi pedoman, dorongan, motivasi dan rambu-rambu dalam menentukan segala keputusan, kebijaksanaan, tindakan dan perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat maupun daerah untuk seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara.

Wawasan nusantara bertujuan untuk mewujudkan nasionalisme tinggi pada seluruh aspek kehidupan rakyat yang lebih mengutamakan kepentingan nasional dibandingkan kepentingan kelompok, individu, suku, golongan maupun daerah.

Wahai saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air Bumi Nusantara Indonesia yang sangat kita cintai ini, Bangkit lah lawan kezoliman, tinggalkan para oknum penjual agama yang mengaku turunan Nabi, tinggalkan mereka mari kita bersatu menjaga Bumi Pertiwi Nusantara NKRI dari manusia dazzal yang ingin merusak sendi-sendi kehidupan dari agama dan budaya Bangsa kita yang luhur ini.

*) Ketua Umum DPP Persatuan Wartawan Republik Indonesia

banner 400x130 banner 400x130

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *