BUDAYA  

P5, SLB N Singkawang Lestarikan Surong Saprah

NUSANTARANEWS.co, Singkawang Kalbar – Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Singkawang, mengimplementasikan kurikulum Merdeka. Melalui Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Kegiatan ini aksi nyata yang dilakukan sebagai upaya pelestarian Budaya Melayu dan sebagai jawaban dari tantangan masa kini, dengan masuknya budaya asing. Salah satu contoh, makan dengan cara prasmanan misalnya.

Kurikulum tersebut, mengambil tema Kebhinekaan Global Elemen Kearifal Lokal Besurong Saprah. Kegiatan ini sendiri, berlangsung Rabu, (13/09/2024).

Koordinator Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Tokimin, S.Pd.I.,M.Pd menerangkan, pembudayaan besurong saprah dilakukan peserta didik berkebutuhan khusus Tuna Rungu dan Tuna Grahita. Dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2023/2024.

Pembudayaan besurong saprah, yang turut dihadiri pengawas sekolah Devi Susanti. Kepala Sekolah SLB Negeri Singkawang Sri Suwarti. Serta undangan dari SKhIT Aksara Qu Singkawang, SLB-B dan C Dharma Miranti Singkawang ini, kata Tokimin, sebagai apresiasi sekolah. Kegiatan panen hasil belajar dan kreativitas sekolah yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran.

Tantangan dalam hal melaksanakan Modul P5 ini, jelas Tokimin, adalah peserta didik dengan hambatan tertentu. Mengalami kendala dalam memahami kegiatan yang bermuara pada kegiata praktik besurong saprah.

” Alhamdulillah P5 besurong saprah ini mendapat dukungan penuh oleh pihak sekolah dan dukungan orang tua peserta didik. Tidak ada kendala yang berarti dalam pelaksanaannya. Panen hasil belajar sukses dilaksanakan, semoga menjadi inspirasi bagi semua pihak ,” ucap Tokimin berharap.

Dampak nyata yang dapat dirasakan, peserta didik manakala telah terjun ke masyarakat secara langsung, diharapkan telah memilki keterampilan. Yakni dapat melakukan kegiatan besurong saprah tanpa harus banyak lagi belajar.

Respon positif orang tua murid adalah, anak-anak mereka mendapatkan keterampilan yang tidak pernah didapat di lingkungan masyarakat.

Faktor keberhasilannya adalah semua pihak yang terlibat, peran guru pelatih (tim besaprah dengan kompetensi yang mumpuni) dapat mengajar peserta didik dengan penuh dedikasi. Keterampilan memasak sajian saprahan dari para guru adalah kemahiran dan daya dukung sekolah. Seperti penyiapan seragam besurong dan bahan sajian, adalah hal pokok dalam keberhasilan modul proyek tersebut.

” Pembelajaran yang dapat dipetik dari kegiatan ini adalah bahwa budaya positif dimasyarakat. Wajib untuk dilestarikan kepada anak didik generasi penerus bangsa agar dapat diketahui oleh generasi berikutnya ,” ungkap Tokimin, optimis.

(Ibnu Azan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *