BUDAYA  

Warga Singapura Lakukan Tradisi Doa Selamatan Bubur Merah dan Putih Penuh Makna di Pesantren Al-Imam Lebakngok Benda Kerep Cirebon

NUSANTARANEWS.co, CIREBON – Tradisi makan bersama di atas daun pisang digelar di Pondok Pesantren Al-Imam, Lebakngok Benda Kerep, Kota Cirebon, pada Selasa malam (10/9/2024). Acara yang dipimpin oleh Ustad Jalaludin Imam Syekh Sefti ini melibatkan seluruh santri dalam proses persiapan, mulai dari memasak hingga menyajikan menu utama ayam kampung dimasak bumbu rica-rica. Momen kebersamaan ini disambut riang gembira oleh seluruh anak santri.

Tradisi ini berawal dari doa selamatan yang digelar atas permintaan donatur tetap pesantren yaitu, Tn. Juwahir Juki, warga Singapura, berupa selamatan bubur merah dan putih sebagai penghormatan kepada almarhumah ibunya, yang semasa hidup rutin menggelar tradisi ini setiap bulan Maulid. Tn. Juwahir melanjutkan tradisi keluarganya sekaligus berbagi rezeki dalam bentuk sedekah kepada para santri di pondok pesantren.

Bubur merah dan putih dalam tradisi Islam memiliki makna yang mendalam. Warna merah melambangkan keberanian, sementara putih melambangkan kesucian. Selain itu, tradisi ini juga dipercaya sebagai sarana menolak bala dan memohon keselamatan serta kesejahteraan hidup.

Selain sebagai simbol doa, bubur merah dan putih juga diibaratkan sebagai lambang peran orang tua dalam kehidupan anak. Bubur merah merepresentasikan indung telur, sedangkan bubur putih sebagai sperma, yang bersama-sama melambangkan pentingnya dukungan dan perlindungan dalam kehidupan. Tradisi ini bukan hanya sekedar ritual, tetapi juga pengingat akan pentingnya doa dalam menjaga keselamatan dan kesejahteraan hidup.

[ NIKO ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *