NUSANTARANEWS.co, Cirebon [6/9] – Keris pusaka milik dua orang kolektor warga negara Malaysia dan Singapura, yakni Tuan Noryadi Noruddin dari Malaysia dan Tuan Juwahir Juki dari Singapura, dititipkan untuk menjalani prosesi penjamasan pusaka di Keraton Kasepuhan Cirebon. Prosesi ini bertepatan dengan bulan Maulid Nabi, sebuah momen yang dianggap sakral dalam kalender umat Islam.
Penjamasan ini dilakukan dalam rangkaian acara PELAL, sebuah tradisi yang erat kaitannya dengan prosesi Panjang Jimat, di mana benda-benda pusaka dicuci sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur. Ritual tersebut juga diyakini sebagai sarana untuk menjaga kekuatan magis dan spiritual dari benda-benda pusaka, termasuk keris yang memiliki nilai historis dan simbolis tinggi.
Menurut Raden Suparja, seorang tokoh Pemayung Agung Keraton Kasepuhan Cirebon, menerangkan tentang prosesi Penjamasan adalah bagian dari tradisi panjang jimat yang sudah dijalankan di keraton selama berabad-abad. Ini bukan hanya tentang perawatan fisik pusaka, tetapi juga penghormatan spiritual terhadap warisan budaya,” ujar Raden Suparja.
Keris milik Tuan Noryadi dan Tuan Juwahir nantinya akan disucikan dengan cara tradisional menggunakan air khusus dan kembang tujuh rupa, yang diyakini mampu membersihkan dan mengembalikan energi keris. Kedua pemilik keris mengungkapkan rasa syukur dan kehormatan atas kesempatan untuk menjalankan tradisi ini di tanah Cirebon, yang kaya dengan sejarah kerajaan dan spiritualitas.
Acara penjamasan pusaka di Keraton Kasepuhan Cirebon ini tak hanya menarik perhatian masyarakat lokal, tetapi juga sejumlah pecinta budaya dan pusaka dari berbagai negara. Prosesi tersebut menjadi bagian penting dalam menjaga kelestarian tradisi sekaligus memperkuat hubungan budaya antarnegara.
Keraton Kasepuhan sendiri merupakan salah satu pusat kebudayaan di Jawa yang masih memelihara tradisi-tradisi kuno, termasuk penjamasan pusaka, sebagai warisan yang harus dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi.
[ NIKO ]