BUDAYA  

Keraton Kasepuhan Adakan Silahturahmi Para Sesepuh dengan Wargi Jati Citebon 

Patih sepuh keraton kasepuhan PR. Goemelar Soeriadiningrat [tengah] diapit Raden Kemal ketua Cirebon dan Niko Humas PWRI kota Cirebon

NUSANTARANEWS.co, Cirebon – Patih sepuh keraton kasepuhan PR. Goemelar Soeriadiningrat mengadakan acara silahturahmi keluarga besar Wargi Jati bersama para sesepuh keraton Kasepuhan pada hari Minggu 7 Januari 2024, bertempat di Bangsal Pagelaran Dalem Agung Keraton Kasepuhan Cirebon,

Dalam keterangannya Patih sepuh mengatakan Wargi Jati adalah wadah yang dibentuk oleh para sesepuh dan didirikan pada tahun 1984, tujuannya untuk ajang silahturahmi bagi para juru kunci atau kuncen dari situs situs bersejarah peninggalan bersejarah kesultanan Cirebon, dimana mereka dahulu diangkat berdasarkan SK atau penunjukan langsung dari Sultan Sepuh, namun dalam perkembanganya Wargi Jati anggotanya semakin bertambah seperti bergabungnya beberapa paguyuban dan orang orang dari berbagai kalangan profesi dengan aturan yang mengikat sesuai AD/ART Wargi Jati dan sampai saat ini keanggotaan Warga Jati sudah meluas sampai ke luar Cirebon bahkan pulau Jawa.

Dalam acara yang diadakan rutin satu bulan sekali di setiap awal bulan tersebut, Patih Sepuh PR. Goemelar Soeriadiningrat menambahkan bahwa sesuai dengan pesan sinuhun sunan Gunung Jati / Syech Syarief Hidayatullah, untuk menjaga silahturahmi selain untuk menjaga dan melestarikan budaya khususnya sejarah kesultanan Cirebon yang diwariskan oleh mbah Kuwu Cirebon / Pangeran Cakrabuana dan Syech Syarif Hidayahtullah .

Dalam acara tersebut turut hadir juga Raden Mohamad Suparja sebagai Pemayung Agung Keraton Kasepuhan sekaligus sebagai ketua juru kunci untuk situs situs dan tempat bersejarah lainnya diseluruh wilayah Cirebon Indramayu Majalengka dan Kuningan [ Ciayumajakuning ] yang lebih akrab disapa dengan panggilan mama Raden, dalam penjelasannya mama Raden mengatakan bahwa di Cirebon dan sekitarnya tersebar hampir 450 an situs bersejarah peninggalan kesultanan Cirebon yang harus dijaga kelestariannya, dan pada jaman dahulu para juru kunci atau kuncen selalu berkumpul diwaktu tertentu selain untuk bersilahturahmi juga membawa hasil bumi yg berikan kepada keraton atau sultan dengan inisiatif sendiri sebagai bukti rasa syukur dan rasa terimakasih atas panen yang mereka dapatkan juga ajang berdiskusi sultan dengan rakyatnya.

Diakhir acara Papih Ahmad Tantowi [papih Tanto] yang juga adalah salah satu anggota Wargi Jaya yang hadir dari golongan pengusaha yang dikenal dengan nama alias Ki Tarubaya atau raja sawer di Cirebon , melakukan prosesi tawurji atau sawer kepada warga di sekitar keraton kasepuhan, kemeriahan dan kebahagian terpancar dari warga terutama golongan anak anak karena mendapatkan rezeki yang tidak terduga tersebut, dan itulah tujuan dari pada Ki tarubaya, ingin berbagi kebahagian kepada semua orang.

[ Raden / Niko ]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *