Catatan Risdiana Wiryatni *)
Nikmat yang selalu diterima setiap saat seringkali luput dari pantauan. Semuanya dianggap sebagai sebuah kewajaran. Rasa bersyukur pun terlupa atau menjadi lebih jarang. Ini mirip dengan pegawai yang ingat untuk bersyukur ketika menerima gaji sebulan sekali. Berbeda dengan, misalnya, pengemudi ojek daring yang selalu ingat bersyukur ketika ada pesanan masuk. Kata alhamdulillah pun menjadi lebih sering diucapkan.
Sebagai bangsa, bisa jadi kita juga serupa. Rasa syukur atas kemerdekaan dari penjajah teringat ketika 17 Agustus tiba, setahun sekali. Kenyamanan atas semua kebaikan yang hadir karena kemerdekaan telah membuat sebagian dari kita terlena. Tanpa kemerdekaan, sulit membayangkan, sebuah bangsa bisa melaksanakan pembangunan dengan baik.
Namun rasa syukur itu pun seakan hilang, jika kita menengok wajah media sosial kita, aroma perpecahan sesama anak bangsa kian menganga, hanya karena berbeda pilihan politik, saling serang, saling menjatuhkan, saling caci maki tak berkesudahan. Persatuan dan kesatuan pun nyaris terkoyak.
Kemerdekaan adalah nikmat besar yang wajib kita syukuri. Jika tidak bersyukur, maha adzab Allah sangat pedih.
Dalam mewujudkan rasa syukur atas kemerdekaan RI, sebagai warga negara dapat melakukan beberapa hal, seperti mensyukuri nikmat kemerdekaan dengan jalan mengisi kemerdekaan sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan keterampilan masing-masing; menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan pejuang bangsa dengan cara meneruskan amanat cita-cita perjuangan bangsa; memelihara dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan jalan meningkatkan sikap toleran dan kerja sama antar warga masyarakat; menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa dengan cara rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara serta kesiapan dalam rangka bela negara; dan meningkatkan kemandirian bangsa dengan jalan memperkuat sendi-sendi peri kehidupan bangsa di segala bidang.
Ini juga sebagai ungkapan rasa syukur atas kemerdekaan yang merupakan nikmat besar Allah kepada bangsa Indonesia. Hanya dengan persatuan, kemerdekaan dapat menjadi milik bersama semua anak bangsa.
Apa yang harus dilakukan?
Hal ini memberikan petunjuk pada kita, agar kita berjuang untuk mengisi kemerdekaan ini sebagai bukti syukur kita kepada Allah SWT. Penulis mencatat, ada lima hal yang bisa dilakukan dalam mengisi kemerdekaan ini:
Pertama, dengan berkarya, beraktivitas dan berkiprah mengisi kemerdekaan sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan keterampilan masing-masing.
Kedua, menghormati dan menghargai jasa-jasa para pahlawan pejuang bangsa dengan cara meneruskan amanat cita-cita perjuangan bangsa.
Ketiga, memelihara dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dengan jalan meningkatkan sikap toleran dan kerja sama antarwarga masyarakat.
Keempat, menjaga keutuhan dan kedaulatan bangsa dengan cara rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara serta kesiapan dalam rangka bela negara.
Kelima, meningkatkan kemandirian bangsa, dengan jalan memperkuat sendi-sendi peri kehidupan bangsa di segala bidang.
*) Risdiana Wiryatni – Owner Kinerjaekselen Group, Strategi Group