NUSANTARA-NEWS.co, Banyuwangi – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa ( BEM ) Politeknik Negeri Banyuwangi sebut Pemerintah Kabupaten Banyuwangi ( Pemkab ) teledor dan ceroboh terkait persoalan Ijen.
Bagus Alfiyan Pujo Santoso
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Politeknik Negeri Banyuwangi menjelaskan pada awak media
” Kami berharap pemerintah Banyuwangi bisa mengembalikan Ijen ke pelukan Banyuwangi. Sebagai bentuk tanggung jawab dari keteledoran dan kecerobohan yang dilakukan untuk mempertahankan aset dan potensi Bumi Blambangan Banyuwangi serta mampu dalam mengusahakan hak paten baik secara pengakuan administrasi maupun asumsi publik tentang segmentasi pengelolaan Ijen, agar tidak muncul kembali permasalahan yang serupa,”.
Permasalahan ini memang bukan kali pertama terjadi. Perdebatan mengenai status kepemilikan Gunung Ijen pun sejak tahun 2007 sudah pernah diperbincangkan, karena potensi wisata dan tambang belerang yang dimiliki gunung berapi dari ijen tersebut. Selama 14 Tahun telah berlalu Ijen berdiri kokoh dan dikenal sebagai destinasi wisata unggulan Banyuwangi, bahkan sampai saat ini disebutkan terkait julukan “Triangle Of Diamond” yang mana salah satunya adalah kawah Ijen. Hal ini dibuktikan dalam peta secara geografis yang membentuk garis segitiga ketika ditarik lurus bersama 2 wisata lainnya yakni Plengkung dan Sukamade, terang Bagus
Masih menurut Bagus, perlu diketahui bersama bahwasannya Ijen merupakan salah satu Icon Kabupaten Banyuwangi sejak dulu belum berkembang hingga sekarang menjadi salah satu primadona tempat kunjung wisatawan baik domestik atau Mancanegara.
Hal ini juga tercantum pada makna logo dari Kabupaten Banyuwangi yang tentunya setiap makna dalam logo tidak ada yang kebetulan, atau bahkan secara sembrono tercantum. Baru baru ini juga muncul tanggapan dari pemerintah yang menyebutkan “Masyarakat Banyuwangi Sudahlah Jangan Buang-Buang Tenaga”. Ini bukan merupakan buang buang tenaga kami yang sia sia, karena kami meyakini dan merasa bahwa Ijen adalah potensi Banyuwangi.
Permasalahan Ijen kali ini harus menjadi perhatian kita semua khususnya masyarakat Banyuwangi, Ijen merupakan potensi wisata Banyuwangi. Tanda tanya besar untuk kita semua berhak mempertanyakan, dinamika apa yang dimaksudkan pemerintah daerah Banyuwangi dalam penandatanganan itu? Penekanan apa yang diterima? Paksaan dengan cara apa yang dilakukan? Kami seolah olah dibuat bingung atas ketidaksinkronan antara penyampaian lisan dan bukti tulisan yang ada.
Katanya, kebijakan memang berdasar dari suatu kebajikan. Katanya, memperjuangkan apa yang semestinya menjadi hak kita semua untuk didapatkan. Lantas kenapa ketika sudah menjadi milik kita, justru akan dilepas begitu saja? Hanya karena sebuah dinamika tindakan yang memicu permasalahan besar yang seakan akan menjadi sebuah ketidaksengajaan yang bisa semudah itu ditoleransi.
Kenapa baru sekarang kembali diperdebatkan ketika Ijen sudah benar benar menjadi primadona baru yang hangat diperbincangkan dalam dunia pariwisata?. Menikmati memang tak harus memiliki katanya, tapi dengan kita memiliki, menikmati pun tidak akan canggung kedepannya.
Dalam hal ini kami juga meminta segenap jajaran dewan wakil rakyat juga bisa turut andil dalam menggunakan hak interpelasi maupun hak angketnya dengan bijak untuk mempertahankan Ijen demi Banyuwangi, imbuh Bagus