Perusahaan Asuransi Alami Masalah, Para Nasabah Tuntut Pembayaran Klaim

Pengamat Ekonomi Gunawan Benyamin

 Bachtiar Adamy – Medan, Sumatera Utara

NUSANTARA-NEWS.co, Medan – Dalam kondisi pasar keuangan serba sulit bahkan cenderung tertekan diperkirakan banyak perusahaan asuransi kesulitan memenuhi likuiditasnya.

Meski tidak semua perusahaan asuransi mengalami masalah serupa, tetapi di tengah ancaman resesi saat ini, industri keuangan akan berhadapan dengan kesulitan yang tidak jauh berbeda satu sama lain.

Hal itu diungkapkan pengamat ekonomi, Gunawan Benyamin kepada media ini di Medan, Selasa 9/9/2020. Dia melontarkannya terkait aksi demonstrasi puluhan nasabah asuransi AJB Bumiputera di Surabaya kemarin.

Para nasabah menuntut pembayaran klaim baik klaim meninggal dunia, habis masa kontrak atau.jatuh tempo maupun penebusan polis namun tak kunjung selesai. Hal ini harus men jadi perhatian pemerintah.

“Saya yakin semua nasabah di wilayah ma napun akan mengalami masalah sama. Jadi kalau ditanya kemungkinan akan adanya aksi serupa di wilayah lain, maka jawabannya ya kemungkinan itu juga bisa terjadi,” kata Dosen Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) ini.

Benyamin mengakui saat ini likuiditas lagi dibutuhkan masyarakat. Apalagi di tengah pandemi Covid-19. Tentu Jumlah yang.mereka butuhkan tergantung dari kebutuhannya.

Soalnya kondisi keuangan masyarakat kita juga bermasalah saat ini. Lihat saja sekarang pendapatan masyarakat berkurang alias seret atau bahkan tidak memiliki pendapatan sama sekali. Jadi ketersediaan uang cash benar – benar menjadi kebutuhan mendesak.

“Terlebih kalau dihadapkan dengan kemung kinan resesi yang akan terjadi nantinya. Jadi tuntutan nasabah terhadap perusahaan asu ransi wajar saja,” kata Benyamin

Pengamat pasar keuangan ini menambahkan karena disaat nasabah mengalami kesulitan likuiditas, maka mereka ingin mencairkan aset atau dana yang mereka simpan sedikit demi sedikit di perusahaan asuransi.

“Termasuk investasi yang di tanam di Bumiputera. Tetapi sisi lainnya adalah, kemam puan perusahaan asuransi itu sendiri dalam memenuhi klaim nasabah juga tidak bisa diharapkan terealisasi segera,” kata Benyamin

Terlebih kalau dana kelolaan nasabah itu banyak disimpan diinstrumen pasar keuangan yang tengah berkinerja buruk belakangan ini.

Katakanlah saham, obligasi, reksadana atau instrument keuangan lainnya. Bahkan untuk instrumen yang memberikan pendapatan tetap juga memberikan imbal hasil yang mengalami penurunan. Belum lagi kerugian akibat penurunan kinerja portfolio disimpan.

Belum lagi kasus gagal bayar perusahaan asuransi lain seperti Jiwasraya maupun WanaArtha life.Terakhir ini ada pemblokiran rekening efek milik perusahaan, sehingga berpotensi membuat aset lancar dimiliki perusahaan asuransi itu tidak bisa dicairkan.

“Alhasil, cashflow terganggu dan memicu terjadinya gagal bayar ke nasabah. Bahkan saat ini masih banyak perusahaan asuransi lain yang juga mengalami gangguan yang sama,” kata Benyamin.

Tetapi dengan tingkat kesulitan masalah yang berbeda kata dia, pada dasarnya tergantung dari pengelolaan aset masing-masing perusa haan asuransi bersangkutan.

“Tidak mungkin isi dapurnya bisa kita dapat kan secara gamblang, sehingga semua pihak bisa mengukur kinerja perusahaan asuransi. Solusi yang diminta nasabah, tidak semudah itu dapat direalisasikan, karena begitu banyak faktor negatif membuat perusahaan asuransi bisa memenuhi tuntutan nasabah,” ujar Benyamin.

( red )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *