Nusantaranews. co. Bireuen – Majelis Adat Aceh (MAA) Kabupaten Bireuen menyelenggara kan Pelatihan Pemberdayaan Kelembagaan Adat Senin 17-/11-2025 di Hotel Djarwal Bireuen.
Ketua Majelis Adat Aceh ( MAA) Kabupaten Bireuen , Drs Ridwan Khalid dalam laporannya menyebut, pelatihan bertujuan untuk memperkuat kelembagaan adat dan melestarikan adat istiadat dalam wilayah Kabupaten Bireuen.
Tujuan lainnya juga untuk memperkuat pemahaman tentang adat dan adat istiadat, serta merajut erat sinergi antara lembaga adat dengan berbagai elemen masyarakat dan pemerintah daerah.
Pelatihan diikuti 40 peserta meliputi para tokoh, pemerhati, peduli adat, budayawan adat,serta Pengurus MAA Kabupaten Bireuen.
Prosesi pelaksanaan dibuka oleh Sekdakab Bireuen, Plt Hanafiah, S.P., CGCAE, yang
dalam sambutan mengharapkan agar pelatihan ini dapat menghasilkan rekomendasi guna memperkuat dan mengoptimalkan pengembangan adat dan adat Istiadat di Gampong masing. masing.
Prosesi pelaksanaan pemberdayaan mengingatkan berbagai persoalan adat yang dialami Aceh dewasa ini, mulai dari pendidikan, seni budaya hingga tata kehidupan yang bernafaskan Syariat Islam mulai tergerus zaman, bahkan terancam hilang identitas ke Acehan di masa depan.
Disebutkan, saat ini adab dan adat telah tergerus oleh zaman, sopan santun anak muda tidak ada lagi kepada orang tua. Sehingga Pendidikan adat dan adab sangat dibutuhkan .
Hanafiah meminta mari kita bangun kebersamaan dan persaudaraan diantara sesama pengurus dan pemerhati adat. Hindari sifat tahu dan lebih tahu. Bahwa kita diperhatikan oleh masyarakat.
Kemudian Tokoh adat dan pemerhati adat Bireuen Drs H Faizin. M. Pd kepada Wartawan Media Online Berita terbit disela sela acara pemberdayaan adat mengatakan jangan dimodipikasi kebiasaan adat dan resam warisan indatu.
Seperi bawaan seunalen peuneuwo linto baro dahulu barang bawaan dimasukkan dan diisi dalam talam ditutup tudung saji dan dibungkus kain kuning. Sungguh indah dan rapi.
Sekarang bawaan tersebut dihias dan dimasukkan dalam kotak kaca. Sehingga pakaian dalam wanita nampak. Ini sebenarnya adalah sudah pelanggaran adat.
Drs Faizin menghimbau mari kita peduli resam dan adat budaya sehingga berwibawa dimanapun dan kapanpun.
Dengan motto adat ” Jitakot Keu Angkatan Ji Seugan Keu Pakaian “., jelasnya. ( M. Husen)













