Penulis : Yusri,S.Sos.,M.Si.,M.S
Perekonomian global saat ini tengah menghadapi perubahan yang begitu cepat dan kompleks.
Globalisasi, perkembangan teknologi digital, perubahan iklim, ketidakpastian geopolitik, serta fluktuasi pasar internasional menjadi tantangan yang harus dijawab setiap negara, termasuk Indonesia.
Di tengah situasi tersebut, keberadaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta penerimaan perpajakan menjadi instrumen penting untuk memastikan stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Di Indonesia, pajak menempati posisi sentral sebagai sumber penerimaan negara. Tidak kurang dari 80% penerimaan dalam APBN berasal dari sektor perpajakan, yang menjadi penopang utama dalam penyediaan layanan publik, pembangunan infrastruktur, serta upaya menjaga stabilitas ekonomi.
Dengan demikian, kesadaran dan kepatuhan pajak menjadi bagian integral dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045, yaitu bangsa yang tangguh, mandiri, dan sejahtera.
Dalam konteks inilah Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (UNIKI) Bireuen bekerja sama dengan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bireuen menyelenggarakan kuliah umum bertema Membangun Ekonomi Kuat
Peran APBN dan Pajak dalam Menjawab Tantangan Global sekaligus kuliah umum tentang Perpajakan. Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu, 17 September 2025 , di Aula Lantai 3 UNIKI Bireuen.
Acara kuliah umum ini dibuka oleh Wakil Rektor III UNIKI Bireuen, Dr. Kamaruddin, M.M., didampingi oleh Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr. Khairul Aswadi, SE., M.Si., Wakil Dekan Dr. Mai Simahatie, M.M., Kaprodi, GKM, Kasubbag Akademik, Operator akademik, dan para dosen. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 200 mahasiswa dari Prodi Manajemen dan Prodi Akuntansi.
Narasumber pada acara ini adalah, Dr. Paryan, Ak., M.M., Kepala Kanwil DJP Aceh dalam paparannya lebih menekankan peran vital pajak dalam membiayai pembangunan dan menjaga kemandirian fiskal Indonesia.
Beliau menyampaikan bahwa mahasiswa UNIKI merupakan bagian dari generasi emas 2045 yang harus memiliki kesadaran pajak sejak dini. Acara ini dihadiri oleh Kabid Penyuluhan, Pelayanan, dan Humas Kanwil DJP Aceh, Bapak Agung Saptono Hadi, SE., M.Ec., beserta rombongan, serta moderator pada acara ini, Ibu Dyah Palupi Hapsari, SE., M.BusLaw., Kepala Seksi Pemeriksaan, Penilaian, dan Penagihan KPP Pratama Bireuen.
Dari penjelasan di atas bahwa APBN adalah cerminan kebijakan fiskal pemerintah yang berfungsi untuk:
Alokasi sumber daya membiayaipembangunan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.
Distribusi: mengurangi ketimpangan sosial melalui program perlindungan sosial.
Stabilisasi: mengendalikan perekonomian dalam menghadapi krisis global. lembaga pendidikan, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam membangun kesadaran fiskal generasi muda.
Namun tantangan global bahwa Indonesia negara terbatas ketahanan fiscal. Walaupun teori pembangunan ekonomi menekankan pentingnya ketahanan fiskal.
Negara yang memiliki basis pajak kuat dan APBN sehat lebih mampu bertahan dalam menghadapi krisis global, dibandingkan negara yang sangat bergantung pada utang luar negeri termmasuk negara Indonesia.
Pada sesi diskusi berlangsung interaktif, salah satu mahasiswa diantaranya, M. Farhan Rizki, bertanya:
Apakah pengaruh pajak terhadap perekonomian suatu negara, dan apa dampaknya bila pajak dihilangkan?
Dr. Paryan menjawab bahwa pajak memiliki peran fundamental. Jika pajak dihilangkan, negara akan kehilangan sumber penerimaan utama, pembangunan terhenti, layanan publik memburuk, dan kemandirian ekonomi hilang.
Jawaban ini menegaskan posisi pajak sebagai fondasi pembangunan berkelanjutan. Pertanyaan mahasiswa ini menunjukkan tumbuhnya kesadaran kritis di kalangan generasi muda mengenai hubungan antara perpajakan dan keberlangsungan negara.
Selain kuliah umum, Kanwil DJP Aceh menyerahkan Piagam Wajib Pajak (Taxpayers’ Charter) di UNIKI Bireuen.
Penyerahan ini menjadi simbol kerja sama dan komitmen untuk menanamkan budaya sadar pajak di kalangan akademisi dan mahasiswa.
Implikasi Akademik dan Praktis; Akademik – mahasiswa memperoleh pemahaman konseptual dan praktis mengenai perpajakan dan APBN. Sosial – tumbuhnya budaya sadar pajak di lingkungan akademik.
Praktis – mahasiswa didorong untuk menjadi agen perubahan yang mampu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pajak.Strategis – perguruan tinggi berkontribusi nyata dalam membangun bangsa melalui literasi fiskal.
Kuliah umum ini menjadi momentum penting bagi UNIKI Bireuen dalam memperkuat peran akademik dalam pembangunan nasional.
Pajak dan APBN terbukti sebagai instrumen vital untuk menjawab tantangan global dan membangun kemandirian bangsa. Melalui kerja sama antara KPP Pratama Bireuen dan UNIKI, mahasiswa sebagai generasi emas 2045 diharapkan menjadi generasi sadar pajak yang mampu membawa Indonesia menuju cita-cita menjadi bangsa yang tangguh, mandiri, dan sejahtera.
*) Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisniss Uniki Bireuen