Ekonomi Singapura Sedang Tidak Baik-baik saja, Ribuan Pengusaha Restoran Dilaporkan Tutup N

Foto ilustrasi Merdeka.com

NUSANTARANEWS.co, Jakarta – Kondisi ekonomi Singapura sedang melambat, dengan pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan menurun menjadi 1,7% pada tahun ini, turun dari prediksi sebelumnya sebesar 2,6%. Dampak dari perlambatan ekonomi ini cukup signifikan bagi sektor usaha, terutama restoran. Rata-rata 307 restoran dan usaha makanan dan minuman lainnya di Singapura gulung tikar setiap bulannya pada tahun 2025 ini.

Singapura, yang perekonomiannya sangat bergantung pada perdagangan internasional, cukup terdampak dengan kebijakan penerapan tarif resiprokal 10 persen dari pemerintah Amerika Serikat (AS).

Penurunan pertumbuhan ekonomi Singapura berdampak pada daya beli masyarakat, sehingga permintaan terhadap jasa restoran menurun.

Sejak 2025 hingga saat ini, sedikitnya 3.000 bisnis food and beverages (F&B) dilaporkan tutup.

Mengutip Channel News Asia, sebanyak 250 restoran tutup setiap bulan, secara rata-rata. Ini yang tertinggi dalam dua dekade terakhir. Mirisnya lagi, banyak tempat makan legendaris di Singapura yang menjadi korbannya, alias tidak sanggup bertahan lagi dan gulung tikar.

Biaya operasional yang tinggi, seperti sewa tempat dan bahan baku, menjadi salah satu pemicu usaha restoran semakin sulit untuk bertahan.

Sebut saja, Ka-Soh, restoran Kanton yang terkenal karena gurihnya sup ikan, harus tutup pada 28 September lalu. Setelah 86 tahun menyediakan kudapan spesial bagi warga Singapura.

Perubahan pola konsumsi masyarakat Singapura juga dapat mempengaruhi permintaan terhadap jenis-jenis restoran tertentu.

Asosiasi Restoran Singapura sebelumnya telah membunyikan alarm pada Maret 2025. Singapura dipenuhi hampir 23.600 gerai makanan ritel pada 2024, naik dari hampir 17.200 pada 2016. Meskipun 3.047 bisnis restroran tutup pada tahun lalu, muncul 3.800 yang baru.

Menurut Indeks Jasa Makanan dan Minuman dari Badan Pusat Statistik Singapura, pada Juni 2025, katering dan gerai makanan cepat saji, mengalami peningkatan penjualan tahunan. Sedangkan, omzet restoran menurun 5,6 persen. Untuk kafe, pusat jajanan, dan tempat makan lainnya mengalami penurunan 0,1 persen.

Sumber: Inilah.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *