Sikapi Kasus Gus Miftah, Suriyanto Pd: Tokoh Agama Hendaknya Bisa Menjaga Lisan dan Sikap

Dr. Suriyanto Pd, SH,MH,M.Kn

NUSANTARANEWS.co, Jakarta – Beredarnya video terkait candaan Gus Miftah yang dinilai menghina dan melecehkan penjual es teh keliling, viral di media sosial.

Dalam video itu, Miftah yang menghina penjual es teh keliling menggunakan kata-kata kasar saat acara pengajian di Magelang, Jawa Tengah baru-baru ini.

Potongan video yang menunjukkan momen itu pun viral di media sosial dan membuat publik mengecam perilaku pendiri Pondok Pesantren Ora Aji Yogyakarta tersebut.

Dalam ceramah yang dihadiri ribuan jamaah dan ulama setempat, Gus Miftah melihat seorang penjual es teh dan air mineral berdiri di antara para jamaahnya, namun secara tiba-tiba Miftah   melontarkan kata-kata yang tak pantas.

Gus Miftah kemudian melontarkan pertanyaan terkait jumlah dagangan yang masih tersedia. “Es tehmu sih akeh (masih banyak) nggak? ya sana jual goblok,” ujar Gus Miftah kepada penjual yang tetap berdiri di antara jemaah.

“Jual dulu, nanti kalau belum laku ya udah, takdir,” tambahnya. Lantas setelah melontarkan kata-kata tak pantas, ia bersama jamaahnya malah tertawa terbahak-bahak begitu juga dengan yang di atas panggung.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Wartawan Republik Indonesia [DPP PWRI] Dr. Suriyanto Pd, SH,MH,M.Kn, mengecam tindakan Gus Miftah yang dinilai telah melukai hati dan perasaan penjual es teh di hadapan ribuan jamaah yang hadir.

“ Tindakan Gus Miftah sangat jauh dari adab sebagai seorang tokoh agama. Apalagi Miftah itu utusan khusus Presiden bidang kerukunan agama. Ucapan dan tindakan itu sangat jauh dari nilai-nilai kesantunan, dan melukai serta mempermalukan pedagang kecil yang tengah berjuang mencari rezeki untuk anak istrinya. Sungguh tidak bermoral,” kata Suriyanto kepada awak media, Kamis [5/12/2024].

Sebagai seorang pendakwah, kata Suriyanto, seharusnya Miftah lebih mengedepankan sikap dan ucapan yang sejuk.

“ Miftah seharusnya tahu bagaimana menjaga lisan maupun sikap. Bagaimana psikologi Bapak penjual es teh maupun keluarganya yang dihinakan di hadapan ribuan jamaah yang hadir. Melalui lisan, seorang mukmin dapat mencerminkan kebijaksanaan dan kelembutan, namun jika tidak dijaga, lisan juga bisa menyebabkan fitnah, gibah, dan perpecahan di antara sesama. Apalagi dia juga mengemban tugas dari Bapak Presiden Prabowo untuk membangun kerukunan hidup beragama,” ujar Suriyanto geram.

“ Jangan seperti kacang lupa kulitnya. Kita semua tahu bagaimana perjalananya dulu sebelum meraih kesuksesan seperti sekarang ini. Jangan menganggap kekayaan dan kesuksesan bisa menjamin kemuliaan. Jangan melihat kemiskinan menjadi sesuatu yang hina dan direndahkan,” tuturnya.

Terkait ucapan Miftah yang tidak mencerminkan keluhuran budi, Suriyanto meminta Presiden Prabowo Subianto untuk mengevaluasi kembali Gus Miftah sebagai utusan khusus Presiden.

“ Presiden Prabowo harus mengevaluasi kembali Miftah sebagai utusan khusus Presiden. Copot dia dari jabatan utusan khusus presiden karena tidak sejalan dengan misi Presiden Prabowo yang peduli terhadap rakyat kecil,” pungkas Suriyanto.

[Jgd/red]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *