Muktamar PPP Memanas, Dua Kubu Saling Klaim Terpilih Secara Aklamasi

Muktamar PPP ke X di Ancol, Jakarta Utara ricuh [Foto istimewa]

NUSANTARANEWS.co, Jakarta –  Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah menghadapi sorotan publik setelah muncul klaim dari Muhamad Mardiono yang menyatakan dirinya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum.

Pernyataan Mardiono pun memicu realso keras di tubuh partai berlamang Kabah tersebut. Agar tidak menyesatkan publik, Romahurmuzy atau yang akrab disapa Rommy langsung mengklarifikasi klaim Mardiono tersebut.

Rommy mengatakan, proses pemilihan dalam partai tidak bisa disederhanakan hanya dengan klaim aklamasi tanpa adanya prosedur yang sah dan transparan. Ia menekankan bahwa publik harus mendapat informasi yang jernih mengenai dinamika internal partai.

Dengan klaim sepihak kubu Mardiono, Muktamar X PPP yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9), berakhir tegang.

Usai Mardiono mengklaim kemenangan secara aklamasi, kubu Agus Suparmanto juga mengklaim hal yang sama, terpilih secara aklamasi.

Menanggapi dinamika politik di PPP ini, Direktur Rumah Politik Indonesia (RPI) Fernando Emas, menilai dua klaim kepemimpinan di PPP antara Agus Suparmanto dengan Muhamad Mardiono dalam Muktamar X kemarin akan memiliki dampak panjang.

Salah satu dampak yang akan terjadi, kata Fernando, ialah kemungkinan kembali gagalnya PPP untuk masuk dalam parlemen, Senayan, imbas dua klaim kemenangan dalam muktamar X tersebut.

“Pada pemilu 2029 yang akan datang, maka sangat mungkin PPP akan tetap tidak memiliki kursi di DPR RI dan akan kehilangan banyak kursi di DPRD,” kata Fernando kepada awak media di Jakarta, Minggu,(28/9/2025) dikutip dari Kedaipena.com. Minggu (28/9/2025)

Fernando meyakini, saling klaim kemenangan antara kubu Mardiono dengan Agus Suparmanto akan menyulut perpecahan hingga sampai ke tingkat daerah.

Fernando mengingatkan, jika perpecahan ini terus berlanjut, akan membuat langkah PPP terganjal dan gagal  masuk ke parlemen seperti pada Pemilu 2024 lalu, dan membuat suara di daerah semakin tergerus.

“Saling klaim antar keduanya tentu akan membuat perpecahan sampai ke tingkat daerah. Saat pemilu 2024 yang lalu saja PPP tidak mampu menghantarkan kadernya untuk duduk di DPR RI,” tegas Fernando.

Atas dasar itu, Fernando menyarankan, sebaiknya PPP dapat menyelesaikan masalah dan konfliknya internalnya.

Fernando menuturkan, hal ini perlu dilakukan agar PPP bisa masuk kembali ke Senayan dan tidak kehilangan kursi lebih banyak di DPRD tingkat provinsi, kabupaten dan kota.

“Sebaiknya PPP bisa menyelesaikan konflik internal kalau ingin mendudukkan kadernya di DPR RI dan tidak akan kehilangan banyak kursi di DPRD,” pungkasnya.

Diketahui, muktamar X Partai Persatuan Pembangunan atau PPP memunculkan dua klaim kepemimpinan. Kubu Agus Suparmanto menyatakan Agus terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum, sementara kubu Muhamad Mardiono menegaskan Mardiono lebih dulu ditetapkan secara sah melalui persidangan resmi.

Suasana Muktamar X PPP di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025), memanas sejak pembukaan. Ketegangan antara pendukung dan penolak Mardiono membuat pidato pembukaan berulang kali tertunda.

Sumber: KedaiPena.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *