NUSANTARANEWS.co, Banda Aceh – Aspirasi mahasiswa Aceh Barat yang dituangkan dalam sebuah petisi resmi pasca aksi demonstrasi di Meulaboh pada Senin, 8 September 2025, dipastikan akan diteruskan hingga ke tingkat pusat. Kepastian itu disampaikan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat, Siti Ramazan, usai menghadiri audiensi bersama Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di Banda Aceh, Jumat (12/9/2025).
Dalam pertemuan tersebut, DPRK Aceh Barat hadir dengan formasi lengkap, di antaranya Wakil Ketua II DPRK Zulfikar, Ketua Komisi I Ramli SE, serta Kabag Hukum Humas dan Persidangan. Audiensi ini digelar sebagai tindak lanjut atas desakan mahasiswa yang menginginkan sejumlah isu krusial segera diperhatikan pemerintah.
Siti Ramazan menjelaskan, DPRK Aceh Barat tidak memiliki kewenangan langsung untuk memutuskan tuntutan mahasiswa. Namun, DPRK berkomitmen untuk menyampaikan aspirasi tersebut melalui mekanisme yang berlaku hingga ke DPR-RI.
“Kami hanya berperan sebagai penyambung aspirasi. DPRK memastikan suara mahasiswa tidak berhenti di daerah, tetapi akan diteruskan ke pusat agar menjadi perhatian serius,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua II DPRK Aceh Barat, Zulfikar. Menurutnya, aspirasi mahasiswa merupakan bagian dari suara masyarakat yang wajib diperjuangkan. “Mahasiswa adalah mitra kritis yang mengingatkan pemerintah. Karena itu, apa yang mereka sampaikan melalui petisi harus ditindaklanjuti dengan langkah nyata,” katanya.
Sementara itu, perwakilan DPRA yang menerima audiensi menilai langkah DPRK Aceh Barat sudah tepat. DPRA berjanji ikut mendorong agar aspirasi mahasiswa Aceh Barat dapat dibahas lebih jauh dalam forum resmi di tingkat provinsi dan diteruskan ke Senayan.
Sebagaimana diketahui, mahasiswa Aceh Barat sebelumnya menggelar aksi demonstrasi besar-besaran dengan menyuarakan sejumlah tuntutan terkait kebijakan daerah, transparansi anggaran, hingga penguatan peran pemerintah dalam pembangunan. Aksi itu ditutup dengan penyerahan petisi resmi yang ditandatangani oleh perwakilan mahasiswa.
Dengan adanya komitmen dari DPRK Aceh Barat, mahasiswa berharap perjuangan mereka tidak berhenti pada tataran seremonial, tetapi benar-benar direspons oleh pemerintah pusat.
[Rasyidin].