NUSANTARANEWS.co, Brebes – Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bumiayu Asri menjadi pusat perhatian warga Brebes Selatan pada Sabtu, 28 Juni 2025. Ratusan seniman, pemuda, dan komunitas dari berbagai latar belakang menggelar aksi seni bertajuk “Selamatkan RTH Bumiayu Asri” sebagai bentuk ekspresi kepedulian terhadap keberlangsungan ruang publik hijau di wilayah mereka.
Kegiatan ini menampilkan pertunjukan teater, musik, tari tradisional, pembacaan puisi, hingga instalasi seni berbahan sampah plastik, menggambarkan keprihatinan terhadap kondisi RTH yang dinilai belum dimanfaatkan secara maksimal. Aksi tersebut berlangsung damai, tanpa nuansa politis, dan lebih menekankan nilai-nilai kesenian dan lingkungan.
Koordinator aksi, Hendri Yetus, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah murni aksi kebudayaan. “Kami para seniman menyampaikan aspirasi melalui ekspresi seni. Aksi ini adalah bentuk cinta kami terhadap ruang publik dan lingkungan yang sehat untuk generasi mendatang,” ujarnya.
Seniman dan peserta aksi mengangkat berbagai harapan agar RTH Bumiayu Asri tidak hanya menjadi taman pasif, tetapi menjadi pusat kegiatan budaya, olahraga, dan edukasi masyarakat. Mereka menginginkan keberadaan fasilitas seperti panggung pertunjukan, jogging track, dan area kreativitas bagi anak-anak dan generasi muda.
“Aksi ini bukan sekadar tontonan. Kami ingin anak-anak bisa tampil di sini, membaca puisi, menari, bermain teater. Ini tentang ruang hidup untuk masa depan,” kata Fatoni, salah satu peserta aksi.
Aksi seni ini juga disambut positif oleh berbagai lapisan masyarakat dan aparat keamanan yang hadir, menciptakan suasana penuh semangat namun tetap tertib.
Menanggapi aksi tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Brebes, Laode Vindar Aris Nugroho, yang hadir mewakili Bupati Brebes, menegaskan bahwa pembangunan RTH Bumiayu Asri tidak dihentikan seperti yang sempat dispekulasikan. Ia menyatakan bahwa pembangunan akan terus dilanjutkan secara bertahap.
“Tahun ini melalui APBD Perubahan 2025 dianggarkan Rp300 juta, dan pada tahun anggaran 2026 telah kami usulkan dana sebesar Rp1 miliar. Pembangunan ini akan terus berlanjut sesuai dengan kajian kebutuhan total sekitar Rp3,5 miliar untuk lahan seluas 1,2 hektare,” terang Laode.
Ia juga menyampaikan bahwa RTH ini tidak hanya ditujukan sebagai ruang hijau semata, tetapi juga sebagai ruang interaksi sosial dan ekspresi budaya masyarakat.
“Kami memahami pentingnya RTH Bumiayu Asri bagi warga Brebes Selatan. Oleh karena itu, selain fungsi ekologis, area ini juga akan dilengkapi dengan fasilitas seni dan olahraga, seperti jogging track dan panggung pertunjukan,” tambahnya.
Laode juga menegaskan bahwa penggunaan lahan ini merupakan hasil amanah dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kepada Pemerintah Kabupaten Brebes untuk dimanfaatkan sebagai RTH.
Instalasi seni dari limbah plastik yang dipamerkan dalam aksi tersebut menjadi simbol kuat dari kritik terhadap kondisi kebersihan dan pemanfaatan ruang publik saat ini. Pesan yang disampaikan jelas: RTH Bumiayu Asri bukan hanya sekadar proyek pembangunan, tetapi ruang hidup yang mencerminkan kualitas kehidupan masyarakat.
“RTH ini adalah napas Brebes Selatan. Ia tidak hanya untuk hari ini, tapi untuk masa depan anak cucu kita. Jangan sampai proyek ini hanya berhenti di papan nama,” ujar salah satu perwakilan komunitas pemuda dalam orasinya.
Dengan komitmen yang telah disampaikan oleh pemerintah daerah, warga Brebes Selatan kini menantikan realisasi nyata pembangunan RTH Bumiayu Asri, yang tidak hanya indah secara fisik, tetapi juga fungsional dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat. Pungkasnya. ( Rizal Sismoro)