OPINI  

Carut Marut Kondisi Bangsa Kian Mengemuka

Dr. Suriyanto Pd, SH, MH, M.Kn

Catatan Dr. Suriyanto Pd, SH, MH, M.Kn *)

Bangsa ini sedang tidak baik-baik saja, demikian kata sebagian orang yang gelisah dengan keadaan bangsa ini. Anggapan tersebut benar adanya, mengingat berbagai carut marut persoalan yang ada, dari masalah korupsi, KKN, penyalahgunaan jabatan, semakin mengemuka.

Persoalan bangsa yang tak kunjung usai, semakin hari semakin banyak yang terbengkalai. Indonesia sebagai bangsa besar tetapi penuh permasalahan yang pelik dan carut marut.

Persoalan-persoalan semacam itu mengantarkan bangsa kepada kondisi yang sulit untuk mewujudkan kehidupan yang dicita-citakan; membuminya keadilan, kedamaian, dan kesejahteraan, dan yang sejenisnya. Sebuah kenaifan teiah terjadi pada bangsa ini

Di tahun 2024 ini, apa yang dikatakan Bung Karno saat pidato di tahun 1966 terbukti dengan jelas bahwa dalam pidatonya Sang Proklamator mengatakan, perjuangannya mudah karena melawan penjajah asing yang warna kulit dan rambutnya beda, yang dapat ditafsirkan bahwa perjuangan para founding father saat memerdekakan Indonesia lawan nya jelas melawan, Belanda, Jepang, Inggris, tatapi di zaman kalian nanti perjuangan akan lebih sulit karena melawan Bangsamu sendiri, yang jika ditafsirkan bahasa Sang Proklamator ini sangat luas.

Seperti yang terjadi saat ini, negeri kita seolah-olah baik dan bagus, ada LRT, ada MRT, ada kereta cepat, ada banyak jalan Tol dan sebagainya,  tetapi yang harus kita sadari bahwa semua yang dibangun itu mengunakan uang asing yang berjumlah puluhan ribu triliun seperti yang dikatakan oleh anggota DPR RI Muhammad Misbakhun.

Tentang hutang negara Misbakhun mengatakan bahwa hutang pemerintah saat ini telah menembus angka 20.750 triliun. Sebuah angka hutang yang sangat fantastis. Misbakhun sendiri mengatakan memiliki data  yang valid terkait jumlah hutang pemerintah tersebut. Informasi jumlah hutang yang disampaikan Misbakhun ini tentu saja berbeda jauh dari jumlah hutang yang selama ini disampaikan oleh pemerintah. Maka parlemen wajib memanggil pemerintah untuk menjelaskan hal ini jangan sampai pemerintah membohongi masyarakat tentang jumlah hutang, dan beliau ini memiliki data yang akurat.

Betapa memilukan keadaan bangsa ini, karena semua yang terjadi adalah ulah keserakahan bangsanya sendiri, seperti yang terjadi saat ini. Pajak hiburan naik 40 persen hal ini bukan lagi masalah biasa karena dapat mengorbankan banyak pekerjaan karena pajak terlalu tinggi yang mengakibatkan tempat hiburan bisa tutup, lanjut lagi kenaikan tol yang  besar seperti di ruas-ruas Tol Cijago hinga delapan ribu dan seterusnya. Tarif angkutan yang juga mahal, yang semua ini adalah ulah dari bangsa kita sendiri, lantas ini tanggung jawab siapa? Siapa lawan dan musuh kita yang harus kita perangi?

Belum lagi persoalan carut marut politik yang belakangan kian mengemuka. Kepentingan pribadi, kelompoK dan sejenisnya tampak begitu menonjol dalam sepak tegang mereka. Dalam tataran itu kekuasaan lalu menempati posisi yang cukup penting bagi mereka. Mereka menjadi pemburu kekuasaan yang agresif yang berupaya dengan segala cara untuk meraih kekuasaan atau mempertahankannya, serta meluaskan wilayah kekuasaan mereka.

Dengan kekuasaan di tangan, mereka mewujudkari kepentingan mereka yang sangat pragmatis dan sesaat.

Inilah perkataan Sang Proklamator sulit nya kita di zaman kini, musuh kita adalah bangsa kita sendiri, yang memiskinkan kita adalah bangsa kita sendiri.

*) Praktisi Hukum

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *