NUSANTARANEWS.co, Cirebon – Penderita syaraf terjepit pada akhir akhir ini meningkat jumlahnya., dan ak sedikit penderita mencoba mencari pengobatan alternatif di berbagai daerah.
Di Indonesia ada berbagai aliran atau teknik pengobatan untuk kasus syaraf terjepit.
Salah satu teknik pengobatan tradisional adalah dengan cara membunyikan suara tulang yang bergeser (krek).
Di Cirebon tepatnya di Perumahan Bumi Cirebon Adipura ( BCA ) Jalan Indah 4 blok GD 36 Pamengkang Kecamatan Mundu kabupaten Cirebon, ada salah satu praktisi spesialis pengobatan syaraf terjepit yang bernama H.Samsudin, yang sudah berpraktek hampir 10 tahun, dan sudah banyak yang sembuh.
Selain itu juga di dunia pengobatan tradisional H. Samsudin sudah sering mengadakan pelatihan dalam rangka menciptakan dan mencetak terapis-terapis, agar bisa membantu masyarakat yang sedang mencari jalan kesembuhan dan terbebas dari syaraf terjepit.
“ Penyebab syaraf terjepit biasanya karena hal sepele, contoh ketika mau mengangkat benda dalam posisi membungkuk, saat badan mau tegak mengangkat tiba tiba bagian pinggang merasa ada yang nyeri. Awalnya terasa sakit biasa dan akanr terasa dalam hitungan menit, namun setelah 5 sampe 10 tahun kemudian orang ini akan mengalami sakit di bagian pinggang yang luar biasa,” kata H. Samsudin.
Menurut Samsudin, jika terjadi hal demikian, maka teknik pengobatan nya yang bagus adalah dengan sistem peregangan ( krek ).
Selain di rumahnya, Samsudin juga buka praktek bareng dengan sesama terapis lain, ada di Kandanghaur (Indramayu) juga ada di Daerah Plered Cirebon.
Selain menanganisyaraf terjepit, Samsudin juga menangani pula kasus seperti penyakit jantung,telinga budeg, maag kronis, kaki panjang sebelah,serta pengobatan kejantanan( khusus laki-laki)
Selain dengan teknik terapi, Samsudin juga menyediakan berbagai herbal yang sudah berizin dari badan POM RI.
Tiga puluh empat (34) tahun menekuni di dunia pengobatan medis dan non medis, kini H. Samsudin membentuk wadah paguyuban penyehat tradisional di Indramayu ( PHATRI ) agar para terapis lebih banyak belajar menimba keilmuan dari berbagai macam aliran dan yang paling utama adalah menjaga silaturahmi sesama pengobat tradisional.
Menduduki sebagai dewan pembina di P-HATRI Indramayu, Samsudin menyampaikan, agar para terapis segara mengajukan legalitasnya (STPT).
“Semoga dengan hadirnya para terapis tradisional membantu pula menyehatkan masyarakat dan memasyarakatkan kesehatan, tentunya tak lepas dari pembinaan Dinas Kesehatan dalam hal ini bagian pelayanan kesehatan tradisional,” ujarnya.
Samsudin berharap kerja sama dengan Dinas Kesehatan agar memberikan kemudahan pelayanan dalam menempuh legalitas para terapis.
[HS]