NUSANTARANEWS.co, BOGOR ‐‐‐ Indonesia yang terdiri dari belasan ribu pulau dan ratusan suku bangsa, memiliki banyak warisan budaya bangsa yang luhur.
“Termasuk di bidang seni beladiri pencak silat dan telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, “ungkap Pemerhati Seni Budaya Dede Farhan Aulawi di Bandung, Rabu (3/1) siang
Hal tersebut ia sampaikan ketika bersama Kepala Kesbangpol kota Bandung, Sekban, dan Kabid Politik menerima silaturahmi dan audiensi Paguyuban Jawara Sunda di Aula Kesbangpol Pemkot Bandung.
Koordinator Bandung Raya Paguyuban Jawara Sunda dalam sambutannya menyampaikan maksud dan tujuan dari audiensi itu yakni tujuannya ingin bersilaturahmi dan sekaligus ingin berpartisipasi dalam menjaga kondusifitas kota Bandung, terutama jelang pemilu meskipun suhu politiknya di nilai mulai meningkat.
Disamping itu telah di sampaikan juga dasar pemikiran pendirian Paguyuban Jawara Sunda ini yang terdiri dari banyak pendekar dari berbagai perguruan silat yang ada di kota Bandung, Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya.
Seiring dengan waktu kepengurusan tentu akan terus berkembang. Namun demikian, ada beberapa kendala yang di hadapi sebagai sebuah organisasi sehingga memerlukan kerjasama dengan pemerintah.
Untuk itu, Kepala Kesbangpol Kota Bandung menyambut positif niat baik dan sangat mengapresiasi tekad bersama dalam menjaga kondusifitas di kota Bandung.
Tak hanya itu peluang kerjasama tentu sangat terbuka lebar untuk saling mengisi dan saling melengkapi, apalagi semua di orientasikan demi kepentingan bangsa dan negara.
Kendatinya di jelaskan pula rencana dari Paguyuban Jawara Sunda dalam memperingati Hari Pencak Silat se-Dunia di kota Bandung, serta pengenalan Senam Silat Indonesia untuk menjaga warisan budaya bangsa.
Harapannya program Senam Silat Indonesia ini bisa di laksanakan di sekolah-sekolah, tentunya
Senada Dede menambahkan bahwa budaya dan seni beladiri pencak silat bisa menjadi perekat dalam menjaga persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.
Budaya dan seni bisa menembus sekat-sekat perbedaan, dan juga melahirkan nilai-nilai luhur untuk saling menghormati dan saling menghargai satu sama lainnya.
Maka lebih lanjut, sebagai Pembina Asosiasi Pemijat Tradisional Indonesia atau APTI, Dede Farhan Aulawi juga menyebutkan Standarisasi Pijat Tradisional sebagai warisan budaya baik untuk rileksasi maupun pengobatan.
Mulai dari kelas basic, intermediate, sampai advance, sehingga pemahaman patologi dan anatomi tubuh, mulai pada sistem syaraf, sistem otot, sistem tulang, dan sistem peredaran darah dalam organ tubuh manusia.
” Tak hanya itu, maka segala bentuk warisan luhur budaya bangsa ini perlu di jaga dan di lestarikan agar memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat luas”.
“Dan itu terjadi bukan hanya di dalam negeri saja melainkan juga sampai ke mancanegara, “jelas Dede Farhan Aulawi, mengakhiri keterangan nya. [wm]