NUSANTARANEWS.co, Jakarta – Persekusi yang dilakukan sekelompok mahasiswa Aceh terhadap pengungsi Rohingya beberapa waktu lalu mendapat sorotan dari sejumlah media asing. Al Jazeera, media berbasis di Qatar, menyebut aksi itu sebagai episode baru diskriminasi terhadap kelompok minoritas yang teraniaya dari Myanmar tersebut.
Al Jazeera menggambarkan keberingasan tindakan para mahasiswa terhadap Rohingya. Media itu menggambarkan para pelajar menendang barang-barang milik laki-laki, perempuan dan anak-anak Rohingya yang duduk di lantai sambil menangis ketakutan.
“Para pelajar juga terlihat menendang barang-barang milik laki-laki, perempuan dan anak-anak Rohingya yang duduk di lantai sambil menangis ketakutan. Para pengungsi kemudian digiring keluar, sebagian membawa barang-barang mereka dalam karung plastik dan dibawa ke truk,” tulis media tersebut.
Media itu memandang aksi yang dilakukan mahasiswa sebagai buntut disinformasi yang masif mengenai Rohingya. Di media sosial banyak tudingan dialamatan bahwa Rohingya akan menjajah Indonesia.
“Banyak masyarakat di Aceh, yang mempunyai kenangan akan konflik berdarah selama puluhan tahun, bersimpati terhadap penderitaan sesama umat Islam,” katanya.
“Tetapi pihak lain mengatakan kesabaran mereka telah diuji, dengan menyatakan bahwa Rohingya mengonsumsi sumber daya yang langka dan kadang-kadang terlibat konflik dengan penduduk setempat,” sambung laporan Al Jazeera.
Laporan mengenai persekusi ini juga dilakukan media yang didanai Pemerintah Jerman, Deutsche Welle (DW). Dalam laporan bertajuk ‘Indonesia students storm Rohingya refugee center,’ DW menuliskan kejiadan pengusiran tersebut.
“Mereka meneriakkan ‘usir mereka keluar’ dan ‘menolak Rohingya di Aceh,’ sementara perempuan dan anak-anak berdiri sambil menangis dan laki-laki yang berdoa memandang ke tanah.” demikian tulis laporan DW.
Diketahui insiden pengusiran lebih dari 100 pengungsi Rohingya yang dilakukan sekelompok mahasiswa Aceh terjadi di Gedung Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh pada Rabu (27/12/2023). Video mengenai persekusi terhadap kaum minoritas dan rentah itu sempat beredar luas di media sosial.
Dalam video yang beredar, sekelompok mahasiswa menerobos barikade di basemen dan berlarian dengan beringas. Sejumlah pengungsi saat itu sedang menggelar salat zuhur ketika mahasiswa menyerbu masuk.
Kelakuan para mahasiswa, gabungan dari sejumlah kampus seperti Al-Washliyah, Universitas Abulyatama, Bina Bangsa Getsempena, dan Universitas Muhammadiyah Aceh itu membuat sejumlah pengungsi menangis histeris dan panik.
Mereka bahkan secara terang-terangan melakukan sentuhan fisik dengan cara menarik paksa pengungsi. Mahasiswa juga mempertontonkan aksi emosional lainnya mulai dari melempar botol air mineral ke arah pengungsi perempuan dan anak-anak, hingga menendang barang-barang yang bisa digapai.
[asumsi/nug/red]