Laporan ; Suherman Amin, Bireuen Aceh
NUSANTARANEWS.co, Bireuen – Qanun Kabupaten Bireuen Aceh kususnya resam Desa Geudong-Geudong menjaga adat tradisinya masih tetap eksis.
Bak sempena Petua adat ” Adat Bak Po teumereuhom Hukom Bak Syiah Kuala,, Qanun Bak Putro 0hang Resam bak Kepslala Desa yang maknanya adalah segala aturan di atur oleh negara.
Salah satunya adalah peusijuk, ritual serupa tepung tawar apalagi terhadap Walimatul Khitan ( Sunat Rsul).
Seperti hal nya Peusijuk yang dilakukan sosok pemuka agama Syech Marhaban Geudong Geudong terhadap Redha Al Pasya anak dari Pasutri Aslamuddin ( Buyong) dan Misnawati (Ina) yang dilaksanakan Sunat Rasul, Kamis 9 Juni 2022 di Gampong Geudong-Geudong Bireuen.
Selain itu, peusijuk juga menjadi salah satu adat yang secara turun temurun dilakukan di masyarakat dan sudah dijalankan oleh orang-orang Aceh terdahulu dalam kaitan menyambung ukhuwah islamiah antara sesama saudara dan tetangga di sekeliling rumah.
Dalam pelaksanaannya, peusijuk dilakukan dengan menyebut asma-asma Allah seperti diawali dengan membacakan basmalah kemudian salawat dan baru dibacakan doa-doa, doa yang dibaca pun tergantung dengan objek yang akan di Peusijuk.
Menurut Ketua Tuha Peut Geudong-Geudong Drs H Suherman Amin, bagi masyarakat yang melakukan peusijuk niatnya harus sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah dalam bentuk memohon lewat doa-doa yang dibacakan pada saat Peusijuk itu dilakukan.
“Misalnya kita peusijuk anak Walimatul Khitan tetap niat sebagai rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah, peusijuk ini adalah alat yang mustajab itu adalah doa-doa yang dibacakannya,” Pungkas Suherman Amin didampingi Abdi Safaren.
(red)