BISNIS  

Berawal sampingan, kini Dukuhlor tekuni ternak magot

 

NUSANTARA-NEWS.co, Kuningan – Jijik. Itulah kata yang mungkin dianggap tabu bagi sebagian orang. Hal itu pula yang terlintas saat mendengar kata belatung. Betapa tidak, hewan melata yang sering dijumpai pada limbah busuk atau bangkai itu, kini mulai digandrungi untuk dibudidayakan. Namun khusus untuk kategori yang dibudidayakan, berbeda dengan jenis belatung lainnya.

Magot menjadi salah satu pilihan bagi para pembudi daya untuk dikembangbiakkan, baik skala rumah tangga, kelompok, maupun kala besar. Magot yang berbentuk seperti ulat ini, memiliki siklus hidup cukup singkat, sehingga itu menjadi pilihan peternak untuk meraup keuntungan. Kebutuhan warga akan magot ini beragam, bisa untuk pakan ternak unggas maupun ikan.

“Magot ini berasal dari telur Lalat BSF (Black Soldier Fly), yang menetas antara 3 sampai 5 hari, pembesaran 12 sampai 15 hari (magot), lalu masa pupa 5 sampai 8 hari hingga siap menjadi Lalat BSF lagi sekitar 1 bulanan”. Ungkap Kang Erik selaku pengelola.

Melihat masa hidup magot yang singkat (15 hari) itulah, budidaya magot ini diminati oleh sebagian orang. Jika menilai dari perputaran keuntungan, siapapun pasti akan tertarik dengan mengabaikan kata “jijik” seperti yang diungkap diatas. Saat ini, Kang Erik yang juga berprofesi sebagai Perangkat Desa Dukuhlor Kec Sindangagung, mampu mengeluarkan magot layak jual (fresh) itu sekitar 30 sampai 50 Kg per hari. Dengan harga jual antara Rp. 5.000 sampai Rp. 7.000 per kilogramnya.

“Kami belum bisa memenuhi permintaan pasar. Bahkan sebagian warga pun masih kekurangan, akibat terbatasnya modal”. Tambah Kang Erik saat dimintai keterangan.

Kang Erik yang kini turut mengajak 2 orang untuk membantu pun berharap kedepan olahan magot ini bisa berupa tepung, lipur, ataupun pelet. Sebagai tambahan, saat ini Kang Erik memiliki 3 rak, yang setiap raknya memiliki 10 biopond (kotak) berukuran 80 cm x 80 cm dengan tinggi 20 cm. Dan biopond ukuran 150 cm x 60 cm x 20 cm sebanyak 6 buah, serta 1 unit mesin pencacah limbah dapur. Dan menempati ruang bekas gudang ukuran 5 x 4 meter.

(Adet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *