Vaksin Datang Perekonomian Masih Meradang

foto ilustrasi

 

 

NUSANTARA-NEWS.co, Jakarta – Direktur Riset Center of Reform On Economis (CORE) Piter Abdullah Redjalam mengatakan bahwa ekonomi Indonesia melemah karena pandemi. Selama masih ada pandemi perekonomian belum akan pulih.

” Datangnya vaksin belum menghentikan pandemi Dan oleh karena Itu belum bisa memulihkan ekonomi vaksin baru bisa membantu pemulihan kalau vaksinnya sudah didistribusikan Dan Dilakukan vaksinasi kepada minimal 70 persen penduduk Indonesia. Yang membeli vaksin adalah pemerintah bukan perekonomian. Pemerintah membeli vaksin dengan menggunakan APBN.” ujar Piter kepada Nusantara-news.co.

Sementara itu, pakar komunikasi Emrus Sihombing mengatakan dari aspek komunikasi tibanya vaksin itu di Indonesia itu sebagai pesan non verbal, simbol yang disampaikan masyarakat bahwa ada vaksin yang masuk di Indonesia. Dan ini bisa menimbulkan makna bahwa masyarakat merasa akan memperoleh vaksin tersebut, sehingga mereka bisa lebih nyaman.

“Bagaimana pun dalam situasi orang hadapin masalah dalam hal ini Covid 19, lalu ada Vaksin sebagai Vaksinnya, saya kira masyarakat mempunyai persepsi postive lah bahwa mereka akan menunggu kapan masyarakat mendapat Vaksin tersebut oleh karena itu lah, terkait dengan itu, maka dari Aspek Komunikasi pemerintahan harus mengkomunikasikan kepada masyarakat.” Ujar Emrus

Pekan lalu, Ketua persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) DKI Jakarta Yusmaniar mengatakan bahwa adanya vaksin covid-19 akan memberi harapan untuk pencegahan, mengurangi kematian dan pada akhirnya dapat memutus penularan covid-19.

“Vaksin Covid-19 yang aman dan efektif  serta distribusi yang adil akan melindungi masyarakat di semua Negara khususnya Indonesia.” terangnya.

Sementara itu, Piter Abdullah Redjalam mengatakan bahwa vaksin ada yang diimpor jadi ada yang diimpor dalam bentuk bahan baku untuk kemudian diproduksi oleh Bio farma.

“Harga vaksin diperkirakan sekitar 200 ribu sampai dengan 500 ribu per dosis. Pemerintah sudah membutuhkan semuanya gratis. Jadi harga sudah tidak menjadi isu” kata Piter.

Yusmaniar mengatakan bahwa Dosis pemberian vaksin akan menyesuaikan jenis vaksin satu dosis, dua dosis bahkan tiga dosis. Umumnya dengan cara disuntikkan.

“Pemberian vaksin covid menyelaraskan dengan data uji klinik yang telah dilakukan,  sejauh ini semua vaksin yang telah disetujui tidak mempunyai data terkait uji klinis pada usia dibawah 18 dan diatas 59 tahun” kata Yusmaniar.

Yusmaniar mengatakan Bahwa Tenaga kefarmasian dapat berperan aktif dalam kegiatan  vaksinasi covid-19 melalui edukasi kepada masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Emrus Menjelaskan, Berapa Jumlah Vaksin yang sudah tiba, dan berapa lagi yang akan tiba dengan schedule waktu tertentu, misalnya per dua minggu, harus di komunikasikan oleh pemerintah, supaya masyarakat menilai persepsi bahwa, seluruh rakyar Indonesia, bisa nanti Vaksin, sampai Tanggal berapa dan bulan berapa dengan kuota Vaksin.

Kenyamanan adalah harus di yakinkan betul bahwa Vaksin ini tidak bertentangan dengan nilai nilai norma yang berlaku di Indonesia, pengunaan Vaksin tersebut, jadi pemerintah harus bisa menjelaskan kenyamanan itu, jadi harus di jelaskan itu. Kalaupun misalnya ada mengandung unsur unsur tertentu, tetapi di penjelasan karena ini Obat, jadi sifatnya Tidak Masalah.

Emrus menegaskan, setiap satuan Vaksin itu atau setiap orang itu berapa butuh satuan Vaksin nya, berapa sisi dan harus di jelaskan, karena diterima sekarang Informasi di sekian jumlah Vaksin yang sudah masuk Ke Indonesia yang masuk seperti AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer/BioNTech, dan Sinovac.

“Oleh karena itu Penjelasan itu harus disampaikan kepada publik, misalnya Jenisnya Masing Masing berapa Jumlah, dan setiap Individu mendapat berapa CC, supaya masyarakat bisa mengkalkulatifkan” Jelas Emerus.

Emrus menegaskan bahwa Vaksin Jangan menimbulkan suatu dampak tertentu, harus di Jelaskan pemerintah, menurut Emrus, dalam hal ini menteri kesehatan adalah milik semua yang bahwa pemerintah adalah mementrian kesehatan.

“Oleh karena itu, menteri kesehatan harus menjelaskan Keamanan, jadi jangan sampai misalnya menimbulkan efek samping dan lain sebagainya, Kalau sudah ada efek samping bisa di jelaskan sekarang, tetapi efek samping bisa di toleransi, Jadi penjelasan yang sangat terbuka itu sangat penting sehingga masyarakat punya pengetahuan punya sikap dengan ada nya Vaksin ini” Ujar Emrus.

Dampak negatif ini harus di komunikasikan dengan baik kekurangan atau dampak negatifnya sehingga masyarakat jadi tau kalaupun diikuti dia mau disuntik tapi atas dasar kesadaran, nah ini perlu, karena itu, strategi komunikasi menajemen pengunaan vaksin  perlu dilakukan sehingga bisa menimbulkan sikap, bisa menimbulkan perilaku dari masyarakat yang positive terhadap bangsa dan negara didalam pengunaan vaksin tersebut.

(Tijani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *