Fisika Kuantum (Bioenergi) Zikir Alloh, Mampu Menahan Kehancuran Dunia

foto ilustrasi

 

oleh : Kh.Dr.Muhammad Sontang Sihotang,S.Si, M.Si (Ka.Biro Langkat)

Zikir secara istilah mengandung dua makna yakni pertama zikir sebagai kegiatan kerohanian berbentuk kata-kata (kalimah) yang diucapkan dengan lisan atau dikatakan dalam hati / mata hati atau mata batin (fuad, lub, bashirah, sirr).

Zikir disebut juga dalam kajian metafisika biologi anatomi jantung sinoatrial node. Misalkan lisan mengucapkan, atau hati mengatakan: Alhamdulillah, Subhanalloh, Astaghfirulloh, dan menyebut Asmaul Husna nama – nama Alloh.

Kedua zikir sebagai kegiatan fisik yang selalu dihubungkan dengan Alloh (makrifatulloh). Contohnya pergi mengaji, mendengarkan ceramah tausyiah, menunaikan sholat, ibadah puasa dan menunaikan ibadah haji, bekerja mencari nafkah serta pergi kerumah saudara, sahabat dan handai taulan karena Alloh.

Kh.Dr.Muhammad Sontang Sihotang,S.Si, M.Si

Seluruh rangkaian kegiatan yang dimaksudkan perharinya bertujuan untuk mencari ridho Alloh semata.

Dalam membahas hubungan zikir dan fisika energinya zikir tersebut kita yang kita sebut dengan bioenergi yang artinya energi hidup yang terus menerus mengalir dan menyusupi kedalam struktur anatomis dari suatu anatomi dan fisiologi tubuh pezikir dan termasuk juga kedalam sistem atmosfir disekitar pezikir (lingkungannya).

Selanjutnya dalam pelaksanaan zikir oleh pezikir maka yang terjadi dalam prosesnya adalah fisika klasik (newtonian) yaitu fisika mekanika atau biomekanika dan fisika kuantum kita sebut juga dengan istilahnya adalah fisika einstein.

Selanjutnya maka kita mengetahui dahulu konsep dasar yang ditawarkan oleh fisika biomekanika bahwa setiap benda yang bergerak atau diam didalam tubuh pezikir akan memiliki atau mengeluarkan energi atau bioenergi.
sedangkan pengertian fisika quantum / kuantum menurut Stephen Hawking adalah suatu unit terkecil yang gelombangnya bisa memancarkan atau menyerap energi.

Pengertian kuantum bagi orang awam adalah sebuah blok pembangun. Misalnya cahaya dibentuk oleh foton, listrik dari pelepasan elektron, gravitasi dari graviton dan semua bentuk energi lain. Semuanya itu akan dibentuk dari quantum dan tidak bisa lagi diuraikan menjadi lebih kecil lagi (quanta).

Jika pergerakannya lambat, maka benda itu masih terlihat wujud aslinya dan energi yang dikeluarkan kasar sebaliknya jika pergerakannya cepat dan sangat cepat terlebih lagi melebihi kecepatan cahaya.

Cahaya adalah gelombang elektromagnet yang tidak memerlukan medium untuk merambat. Kecepatan cahaya adalah sekitar 299.792 km per detik. Cahaya adalah energi dahsyat bagi manusia. Dengan energi itu, manusia mampu mencapai tingkat kemuliaan, kebahagiaan, kesejahteraan dan kemakmuran hidup yang tinggi.

Dengan energi ini, manusia bisa mengingat masa yang lalu, melihat masa kini, dan memprediksi dan merencanakan masa yang akan datang pula.

Dengan fenomena yang digambarkan diatas maka wujud bendanya pun tidak tampak wujud aslinya dan bioenergi fisikanya pun dikeluarkan semakin besar dan tidak tampak pula oleh mata kepala kita.

Seiring dengan pezikir yang melafazhkan zikir ismu zat Alloh…Alloh dari mulai perlahan / lambat dan seterusnya cepat, sangat cepat dan jumlah nya pun sangat banyak dan berulang-ulang sehingga standard minimalnya tujuh puluh ribu kali dengan duduk minimalnya 3 jam bertahap sehari semalam maka yang dilafazhkan pezikir memiliki kekuatan yang sangat dahsyat.

Seperti yang tercantum dalam firman Alloh dalam QS. Thaha ayat 14 : “Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk zikir kepada-Ku” selanjutnya juga dinyatakan dalam firman Alloh dalam surat Ali Imran ayat 41, yang artinya “Dan sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari”.

Dan surat Al – Muzzammil ayat 8 yang artinya “Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan”, serta surat Al – A’raaf ayat 205 yang artinya “Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai”.

Seterusnya salah satu Hadis Riwayat Ahmad dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah Sollollohu Alaihi Wa Sallam bersabda, “Alloh berfirman, “Berdzikirlah kepada-Ku sejenak setelah ashar dan shubuh, niscaya Aku akan mencukupi kalian diantara keduanya.”

Oleh karena zikir itu sendiri adalah sebuah bioenergi, dan bernilai kuantum maka disebutkan bahwa peristiwa pezikir tersebut telah melaksanakan loncatan pemercepat (accelarator) yang disebut fisika kuantum bioenergi.
Dari peristiwa demikian (zikirulloh Alloh…Alloh) maka fisika kuantum bioenergi adalah suatu daya intensitas yang terus menerus ada dan kontinyu seterusnya terus mengalir menyusupi sampai kedalam mikro dan nano struktur anatomis dan memiliki dampak fisiologis tubuh yang dilalui dalam proses berzikir Alloh…Alloh.

Selanjutnya dapat segera memancarkan dan menghubung kan energinya ke semua arah sel-sel tubuh serta seluruh aspek diluar tubuh pezikir yang dilaluinya (environment sekitarnya).
Sebagai gambaran skematik umum dalam analogi proses zikir yang dilakukan pezikir adalah
Benda termasuk kalimah zikir Alloh tersusun atas ===> Biomolekul kemudian tersusun atas ===> Atom-Atom dan seterusnya tersusun atas ===> Partikel-partikel penyusun yang terdiri atas ===> quanta-quanta yang memiliki ===> Bioenergi dan terakhir memiliki potensi awal (inert potential)===> Gelombang Bioelektromagnetik

Dari deskripsi diatas maka diketahuilah bahwasanya semua yang tampak (kalimah Alloh) berasal dari sesuatu yang tidak tampak (fenomena nur ilahiyah= nur alan nur). Dan semua yang bisa dilihat berasal dari sesuatu yang tidak bisa dilihat juga.

Oleh sebab itu semakin cepat pergerakan kalimah Alloh yang di lafazhkan pezikir, maka fisika bioenergi kuantum yang dikeluarkan semakin halus, semakin sangat terhalus dan seterusnya sampai tidak tampak pula lagi dengan penglihatan kasat mata.

Dengan demikian terlihat adanya gejala tingkah laku partikel yang berubah-ubah dari awalnya kalimah thoyyibah zikir Alloh…Alloh dilafazhkan yang memiliki bentuk awal katakanlah padu / padat walaupun sebenarnya berongga kemudian dapat terjadi perubahan (transformasi) menjadi getaran (vibrasi).

Dari peristiwa diatas berlakulah hukum ketidakpastian (kesalingtergantungan atau uncertainty principle sehingga hukum non – lokalitas yang menyatakan bahwa unsur terkecil dari semua benda itu sebenarnya ada disini dan dimana-mana sekaligus.

Dari penjelasan secara teoritis diatas tentang hubungkait antara fisika energi dengan zikir Alloh yang dilakukan pezikir maka dimungkinkan terjadinya transformasi dari fisika klasik ke fisika kuantum dengan bioenergi dan potensi awal gelombang bioelektromagnetik yang dimilikinya dengan itu pezikir telah memanfaatkan teknologi spiritual bioenergi adjustment karena dari hasil luarannya (output) didapatkan adalah berupa gelombang / getaran -getaran (vibrasi) energi terhalus dari pezikir ismu zat (Alloh…Alloh).

Dalam analisis pembahasan selanjutnya yakni kajian fisika / mekanika atau teori kuantum dijelaskan bahwa getaran-getaran energi terhalus yang disebut juga dengan ” quark, string atau quanta ” atau ” energi hidup ” yang biasa disebut dengan “Bioenergi” yang “tak tampak” perwujudannya ternyata merupakan bahan baku dasar dari semua benda yang “tampak” wujudnya.

Bioenergi ini lah yang merupakan secara menyeluruh dan “built-in” yang menyelimuti dan merasuki semua benda yang tampak maupun yang tak tampak.

Bioenergi adalah “bahan baku” semua benda termasuk zikir Alloh yang dilafazhkan oleh pezikir dan tentunya berada di alam semesta ini. Dan luar biasanya, “quanta” bukanlah sebarang benda biasa tetapi lebih merupakan vibrasi energi yang memiliki kecerdasan dan kesadaran hidup.

Zikir kalimah Alloh yang juga merupakan kumpulan dari molekul sementara itu berasal dari semua atom dan partikelnya seterusnya partikel sub atom yang sangat kecil tersebut berasal dari gelombang energi quanta dan quanta merupakan perwujudan dari vibrasi bioenergi.

Benda padat, molekul, atom dan partikel adalah ” benda yang bisa dilihat “, sementara quanta yang terdapat di alam energi adalah ” vibrasi kuantum yang tak terlihat “.
Kenyataan kuantum ini menjadikan pezikir bisa “mengatur” quanta suatu benda untuk mengubah benda itu dengan vibrasi yang lebih cepat.

Segala sesuatu di seluruh alam semesta ini merupakan bagian dari Bioenergi yang luar biasa cerdasnya. Semua orang, semua binatang, semua tumbuhan, semua bintang, semua planet, dan semua mikroorganisme, betapapun kecil ataupun besarnya terbuat dari energi ini. Semua benda yang kita lihat di sekitar kita seperti gedung, rumah, mobil, televisi, dan lain-lain sebenarnya itu hanyalah merupakan susunan bioenergi yang tercipta oleh keterbatasan alam pikiran kita.

Sebab itu jika semua benda itu diinvestigasi secara rinci dari dekat – dengan mikroskop nuklir misalnya – maka tampak jelas bahwa mereka tidaklah padat sama sekali, melainkan terdiri dari rongga-rongga yang berisi getaran bioenergi yang bergerak sedemikian rupa cepatnya sehingga “terlihat” padat oleh indera penglihatan kita dan “terasa” padat oleh indera peraba kita.

Pengertian quantum pada level bioenergi, semua benda sebenarnya menyatu dan tidak terpisah. Seperti terpisahnya udara di ruang dapur atau tamu dengan udara di ruang makan atau kamar tidur kita. Masing-masing ruang “terlihat” berbeda tetapi sebenarnya terbuat dari udara yang sama.

Seperti juga halnya film yang tampak bergerak di layar sinema padahal sebenarnya merupakan kumpulan gambar tak bergerak yang dipaparkan secara cepat normalnya dalam 24 frame per detik sehingga terlihat hidup. Inilah yang disebut illusi atau kefanaan.

Seperti kata Albert Einstein “Semua kenyataan yang terlihat sesungguhnya hanyalah illusi, sebuah tipuan mata yang sangat kuat dan sulit dihapuskan”.

Melalui penggunaan kekuatan pikiran dan perasaan pezikir dengan kalimah Alloh yang merupakan “benda tak terlihat” yang ditimbulkannya maka diharapkan dapat mencapai kepuasan dan kesuksesan serta kebahagiaan lahir dan batin.

Sehingga dengan analisis pembahasan diatas yakni dengan kecepatan menuju tidak terhingga dan diharapkan dengan izin dan redhoNya dapat menarik apa yang pezikir inginkan. Manakala pezikir juga kita bisa menyelaraskan diri menuju qudrat dan iradat Alloh Subhana Wa Ta’ala.
Hal ini bisa dilakukan dan diselaraskan dalam diri pezikir melalui teknik untuk membuka mata batin (Bashirah) dengan melalui latihan suluk / khalwat / iktiqaf / uzlah.

Menurut ahli Tasawuf, Ibnu Athaillah As-Sakandari, zikir yaitu upaya membebaskan diri dari lalai dan lupa dengan merasakan kehadiran Alloh, sambil terus mengulang-ulang dengan nama Alloh dengan bersuara maupun hanya dalam hati secara samar atau tersembunyi (khofi).

Pelaksanaan zikir khusus adalah jika pelaksanaannya sudah menggunakan pikiran bawah sadar (under consciousness) yakni dengan mengingat secara fokus untuk bervisualisasi, maka ia disebut “zikir khusus”.

Bahkan, kata apapun yang kita ucapkan sesungguhnya juga bisa juga menjadi berenergi (bioenergi). Kalimat yang keluar dari mulut kita adalah energi yang bermanfaat atau mudharatnya kembali pada diri kita juga. Kalimat baik akan mendatangkan energi positif, dan kalimat buruk juga akan mendatangkan energi negatif.

Justeru itu percayalah wahai pembaca yang budiman, mari kita sama-sama merenung apabila ada orang berkata-kata buruk atau mengucapkan kalimat yang menyakiti orang lain. Maka orang tadi akan menarik energi negatif masuk ke dalam dirinya. Sepanjang orang tadi belum melepaskannya dengan ikhlas, pikirannya tidak akan fokus dan hati sampai kedalam matahatinya tidak akan merasakan ketenangan seterusnya.

Karena itulah mari sama-sama kita bersegeralah melepaskan energi negatif kita yakni dengan meminta maaf kepada orang yang bersangkutan. Misalnya dengan meminta “Maafkan atau Ampun maafkan saya ya sobat / saudara ! Saya sangat menyesal atas peristiwa lalu dan Terima kasih ya dan saya sangat mengasihi saudara”.

Merujuk dari dalil kedahsyatan zikir “Alloh” telah pun disampaikan oleh ya saidi ya Rasululloh yang berguna bagi kelangsungan hidup kita di dunia. Beliau bersabda :
” Selagi dunia ini masih ada orang yang mengucapkan lafazh Alloh, maka dunia ini tidak akan kiamat “.

Lafazh Alloh yang diucapkan terbukti menjadi sebuah bioenergi yang sangat dahsyat yang mampu menahan kehancuran dunia. Oleh karena itulah maka kita diperintahkan Alloh untuk berzikir sebanyak-banyaknya.
Apakah sambil berdiri, duduk maupun berbaring. Di pagi hari maupun di sore hari seperti dalam firman Alloh dalam QS. Ali Imran (3: 41) yang artinya :

“Dan berzikirlah menyebut Tuhanmu (Alloh) …sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu pagi dan petang hari”. Kemudian dalam QS. Al-Baqarah (2: 152) yang artinya : “Maka berzikirlah kamu kepada-Ku niscaya Aku akan ingat pula denganmu, dan bersyukurlah kepada-Ku. Janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku.”
Selanjutnya dalam QS. Al-Ahzab (33: 35) yang artinya : “Laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir menyebut nama Alloh, Alloh telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Dengan demikian pezikir selalu berada dalam posisi yang sangat menguntungkan. Sebab menurut konsep keagungan zikir, fadhilahnya dan keutamaan kalimah thayyibah Alloh… kalau diamalkan pezikir bisa membentengi dirinya. Meraih segala apa yang diharapkan, akan lapang hidupnya serta akan cerdas dan seperti hasil analisis diatas yakni dapat mencapai kepuasan dan kesuksesan serta kebahagiaan lahir dan batin di dunia maupun diakhirat kelak.In sha Alloh dengan redhoNya pula.

Oleh itu melalui media tulisan ini diharapkan pezikir janganlah sekali-kali berhenti untuk berzikir, karena zikir menjadi bioenergi yang menguatkan bioenergi pezikir sendiri. Melalui proses berzikir, pezikir telah membuka pintu untuk menyelaraskan jiwa dan raga (lahir dan batin) serta alam semesta / universal yang penuh dengan karunia Alloh.

Sehingga hidup dalam keseimbangan karena berjuta-juta dan bahkan bermiliar-miliar sel dalam tubuhnya saling berinteraksi dan bersinergi sehingga mencapai kondisi yang damai dan harmonis dalam diri dengan lingkungannya serta dalam hidup dan kehidupan ini.

Nantinya pezikir akan sampai pada sebuah tempat yang sangat mulia di sisi Alloh sebelum para ilmuwan sampai disana. Pezikir telah sampai, tinggal meminta izin untuk mengambil apa yang menjadi keinginannya.

Hal demikian ini seperti dikatakan oleh Rasululloh Sollollohu ‘Alaihi Wa Sallam (SAW) dalam sabdanya yang artinya : “Telah sampai lebih dahulu al-mufarridun, yaitu laki-laki dan perempuan yang banyak berzikir”.

Orang- orang yang mengaku berperang pada ilmu dan logika, tidak pernah sampai kesana, karena mereka terus berdebat membenarkan pendapatnya sendiri dan menyalahkan orang yang tidak sejalan dengannya.

Pezikir cukuplah dengan keyakinannya, mereka sampai pada yang dituju. Kalau sampai hari ini pezikir masih belum menikmati indahnya zikir dan belum merasakan nikmat dan keajaiban zikir. Maka setelah pezikir menggunakan teknologi bashirah diharapkan dapat merasakan hasilnya yang sangat memuaskannya dengan apa jua yang dikehendakinya sebab dalam diri pezikir bahkan setiap diri manusia biasa sekalipun sudah ada tertanam dalam dirinya bashirah sesuai dengan firman Alloh dalam QS. Al-Qiyamah (75: 14).

Adapun Bashirah yang dimaksudkan adalah menurut para ahli Tafsir betapa luasnya makna bashirah. Keluasan makna ini menunjukkan betapa bashirah merupakan ”alat” atau sebuah sistem yang menentukan kualitas hidup manusia.

Sukses atau gagal, selamat atau celaka, menang atau kalah, mulia atau hina, kuat atau lemah, dan seterusnya, semuanya tergantung bashirah. Mari kita caritahu makna Basirah dari Kamus Al-Maani, disebutkan bahwa ”Bashirah” bermakna secara makna epistemologinya antara lain memiliki 10 pengertian akar kata yaitu sebagai ; menyaksikan, kekuatan untuk menemukan, paparan, pikiran, argumen, kecerdasan, keyakinan, kepercayaan hati, jendela menembus segala sesuatu yang tersembunyi dan ma’rifat kepada Alloh.

Dan dari beberapa pendapat ulama yang membahas tentang defenisi Bashirah ini yakni antara lain Al-Alusi, Sayyid Qutub, Al-Qusyairi, Ibnu Adil maka diperolehlah kompilasinya batasannya mengatakan bahwa Bashirah adalah cahaya Ilahi yang menjadi kekuatan atau energi inti manusia. Cahaya atau energi inilah yang membangkitkan semua sel-sel tubuh.

Bashirah bisa dikatakan juga ”Mata Batin.” Dengan bashirah itu manusia mampu mengantarkan dirinya meraih apa yang menjadi tujuannya, baik tujuan dunia maupun tujuan akhirat. Dengan bashirah itu manusia mampu mengakses apa saja yang diinginkan. Dengan bashirah itu, manusia mampu menembus batas, ruang dan waktu. Dengan bashirah, Insya Alloh akan bisa meraih apa saja yang diinginkan. Dengan bashirah, juga bisa memberdayakan indra keenam kita.

Dari penjelasan diatas maka diharapkan pezikir akan segera merasakan hasilnya. Sesuai dengan firman Alloh dalam QS. Yusuf (12: 108): “Inilah jalanku! Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Alloh dengan memberdayakan bashirah. Maha Suci Alloh, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik” .

Selanjutnya juga terdapat dalam QS. Shad (28: 45) :”Dan ingatlah hamba-hamba Kami, yaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub! Mereka adalah orang-orang yang mempunyai karya-karya yang besar dan bashirah yang menakjubkan”. dan QS. Al-A’raf (7: 203): Ini adalah bashirah dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman serta QS. Al-Jasiyah (45: 20): Ini adalah bashirah bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.

Begitu pula menurut para ulama seperti lbnu Ajibah mengatakan : “Jika cahaya bashirah memancar, maka tidak ada Jalan yang tidak bisa ditembus” dan menurut Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib : “Zikir mempertajam bashirah. Zikir adalah energi untuk mengakses semua rahasia “.

Jika bashirah telah terbuka dan pezikir bisa menyelaraskan diri dengan energi semesta alam, serta larut dalam nama Alloh. Maka tidak ada yang mustahil bagi pezikir. Alloh akan mengiyakan apa yang pezikir yakini dalam mewujudkan untuknya. Dalam hadits qudsi, Alloh berfirman yang artinya : “Aku selalu berada dalam keyakinan hamba-Ku. Aku selalu bersamanya saat dia mengingati-Ku. Jika dia mengingati-Ku dalam dirinya, Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku.

Jika dia mengingati-Ku di keramaian, Aku akan mengingatinya di tengah keramaian yang lebih baik darinya. Jika dia bergerak mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan bergerak mendekatinya satu hasta. Jika dia mendekati-Ku satu hasta, Aku akan bergerak mendekatinya sepanjang tangan. Jika dia mendekat kepada-Ku dengan berjalan, Aku akan mendekat kepadanya dengan berlari.” (Hadist Riwayat Muslim).

Apa yang ingin pezikir capai dan apa ingin diraihnya dari Alloh tergantung keyakinan pezikir. Kalau kita yakin dan mampu memvisualisasikan dengan gamblang, maka keyakinan itu langsung menjadi kenyataan yang ada pada diri kita.

Kalau kita yakin dan memvisualisasikan adanya kekuatan yang mengusir penyakit dari dalam diri kita, penyakit itu benar-benar keluar dari dalam diri kita. Kalau kita yakin dan memvisualisasikan sebuah kekuatan dari nama Alloh, maka Alloh masuk kedalam diri kita. Kekuatan Alloh itu ada di dalam diri kita dan akan menjadi bioenergi metafisika kuantum yang sangat luar biasa dahsyatnya.Kita sebut dengan pendekatan metafisika kuantum karena akan mengarah kepada pengenalan kepada Alloh dan Rasulnya (Makrifatulloh dan makrifaturrasul).

Pelaksanaan zikir khusus yang sudah kita bicarakan di atas adalah zikir secara umum dan bisa dilakukan oleh siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Apakah dengan berdiri, duduk, maupun berbaring. Namun jika kita menelusuri beberapa hadits, Rasululloh Sollollohu ‘Alaihi Wa Sallam sering mengajarkan zikir secara khusus kepada sahabat-sahabat-Nya.

Zikir khusus adalah zikir yang dilakukan dalam waktu khusus, tempat khusus dan situasi yang khusus. Artinya, untuk berzikir itu seseorang menyiapkan dirinya secara total. Dia berzikir dengan seluruh jiwa, raga, roh, dan akal / fikirannya.

Dalam sebuah hadist qudsi Alloh berfirman yang artinya : “Wahai anak Adam ! siapkan secara khusus waktu untuk beribadah kepada-Ku, maka Aku akan penuhi dada kalian dengan kekayaan dan Aku penuhi kebutuhan kalian. Jika kalian tidak bisa melakukannya, maka Aku akan buat tangan kalian sibuk dan tidak Aku penuhi kebutuhan kalian (Tuhfatul Ahwadzi Syarah Jami At-Timidzi)”.

Seandainya pezikir membaca dan menelusuri zikir yang dilakukan oleh ahli tarekat tasawuf, juga akan menemukan cara zikir khusus. Mengapa mereka melakukannya dengan cara yang berbeda ?

Bukankah zikir itu bebas ? Apa tidak memberatkan diri ?
Disini penulis katakan, bahwa soal teknik, kaedah atau cara, tidak lain dimaksudkan untuk membuat zikir itu bisa efektif dan efisien serta meresap dalam roh, jiwa, dan akal fikiran sehingga kinerjanya semakin mantul (mantap betul).

Sekali kita mencoba dan tahu, kita tidak akan mengatakan cara itu memberatkan diri. Berat hanya dirasakan oleh orang yang tidak punya kemauan. Ringan bagi orang yang punya himmah kuat. Memang Rasululloh Sollollohu ‘Alaihi Wa Sallam mengajarkan zikir secara umum kepada sahabat-sahabatnya.

Akan tetapi di balik yang umum itu, ternyata Rasululloh SAW , juga mengajarkan secara khusus kepada Abu Bakar As-Siddiq dan Ali Bin Abi Thalib. Mengapa hanya pada Abu Bakar dan Ali Bin Abi Thalib saja ?

Karena mereka berdualah yang lebih banyak selalu bersama Rasululloh. Mereka berdua mempunyai tempat yang sangat khusus di hati Rasulullloh. Ali adalah anak angkat dan menantu Rasululloh. Sedangkan Abu Bakar mertua sekaligus orang yang menjadi teman dalam suka dan duka beliau.

Zikir walau kalimatnya sama yang ditempuh oleh ahli Tarekat sebenarnya bisa dikatakan zikir khusus. Karena mereka mengikuti cara ditempuh oleh sahabat Abu Bakar As-Siddiq dan Ali Bin Abi Thalib. Keduanya telah mendapatkan pelajaran zikir secara khusus.

Adapun cara zikir khusus yang diajarkan oleh Rasululloh Sollollohu ‘Alaihi Wa Sallam ialah sebagai berikut : Zikir Ali Bin Abi Thalib,yaitu dengan nafyi dan isbat (meniadakan dan menetapkan): Laa ilaaha ( Tiada Tuhan selain Alloh ) = Meniadakan Tuhan. illa-Alloh (Kecuali Alloh) = menetapkan Alloh sebagai Tuhannya.

Tarekat ini kemudian disebut “Tarekat Alawiyah “. Zikir Abu Bakar As-Siddiq, yaitu dengan hanya menyebut ” Alloh ” secara mufrad (sendirian), atau dengan menyebut nama-nama Alloh (Asmaul Husnah) satu persatu. Tarekat ini kemudian disebut “Tarekat Bakariyah”.

Terakhir sekali melalui media ini penulis ingin menyampaikan dan sangat mengharapkan kepada Bapak Pemimpin kita khususnya di Sumatera Utara yaitu Bapak Gubsu agar kiranya memberikan izin bilamana kami berinisiatif / berkeinginan dengan redhoNya untuk silaturrahmi untuk mendiskusikan agar permasalahan yang selama ini terjadi dalam kehidupan kita di Sumut kiranya memulainya untuk ishlah (urun -rembuk silaturrahmi) dengan mengadakan Zikir Akbar Nasional sebagai inisiasi di Medan sebagai barometer menuju Global tentunya.Insya Alloh. Semoga berkenan dan bermanfaat dengan kasih-sayangNya.

* (Penulis adalah Dosen Fisika FMIPA USU Medan S-1 (Fisika Bahan Instrumentasi-USU), S-2 (Fisika Bahan Medis-UI), S-3 (Metafisika Tasawuf – UniSZA -Malaysia) dan part time di Prodi Filsafat Universitas Pembangunan Pancabudi (UNPAB) Medan.

Wakil ketua Persatuan Pengamal Tarekat Islam (PPTI) Sumatera Utara.

Respon (2)

  1. Saya tertarik dgn kajian ini, mencerahkan, mudah2an dot meningkatkan ghiroh kita taqrrub kpd Allah, Amin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *