Kewirausahaan.Sosial Inovasi Produk Air Berkalori

 

Oleh: Dara Aisyah/M.Sontang Sihotang

Bagian -6-

Tahap pertama, kegiatan diawali dengan pemberian penjelasan mengenai pengenalan konsep dan peran kewirausahaan sosial, serta pengenalan inovasi produk dari pemanfaatan limbah pesisir menjadi produk air berkalori. Kegiatan tersebut dipandu oleh tim abdimas Universitas Sumatera.Utara.

Materi awal disampaikan oleh ibu Dara Aisyah, mengenai konsep kewirausahaan sosial dan peran kewirausahaan sosial untuk memberdayakan masyarakat.

Bill Strickland (1968), Muhammad Yunus (1976) dan Bill Drayton (1980) merupakan para pencetus proyek kewirausahaan sosial yang menyediakan dana awal dengan visi sosial untuk pembentukan aktivitas sosial di komunitas dengan tujuan membasmi kemiskinan melalui program pemberdayaan terdiri dari penglibatan untuk pelaksanaan program dalam memajukan masyarakat.

Kegiatan yang bermanfaat dengan peranan para usahawan menggunakan kekayaan ekonomi mereka demi kemaslahatan umat atau kebaikan bersama – sama masyarakat (Bradley, 1985; Thompson, Alvy & Lees, 2000 ).
Konsep kewirausahaan sosial adalah usaha untuk menyatukan antara kejayaan komersial dengan kejayaan sosial dari peranan para kalangan industri yang menggunakan kekayaan ekonomi mereka, demi kemajuan sosial atau masyarakat.

Pada asasnya, fenomena kewirausahaan selalunya bertujuan untuk pembangunan ekonomi (Busenitz, Chandler, & Zacharakis (2003) , namun para peneliti akhir-akhir ini mengemukakan bahwa kewirausahaan sebagai proses untuk mendorong kemajuan sosial (Alvord, Brown, & Letts, 2004; Boschee 1995; Dees dan Elias 1998; Thompson 2002).

Penelitian kewirausahaan sosial kini telah berkembang dengan pesat bersama-sama gerakan sosial dan transformasi sosial untuk memotivasikan berbagai keinginan dalam membangun gerakan perubahan sosial (Pearse Andrews, 2001).

Pada dasarnya melalui kerja sama mitra, tim mengutarakan bahwa pelaksanaan program ini merupakan inovasi social sebagai usaha untuk membasmi kemiskinan dan memberdayakan masyarakat pesisir seperti nelayan, istri nelayan, anak nelayan, komunitas pengolah ikan di kawasan pesisir pantai.

Melalui tata kelola dan pemanfaatan limbah pesisir, maka berbagai produk keperluan komunitas pesisir untuk pembangunan usahawan berinovasi halalan thoyyiban akan dihasilkan pada masa hadapan (Aisyah, 2016).

Pada tahap kedua disampaikan materi oleh Bapak Muhammad Sontang tentang peran inovasi kalsium menjadi air berkalori dalam program kewirausahaan sosial.

Peran Kewirausahaan sosial melalui pemanfaatan limbah pesisir menjadi produk kalsium dapat diaplikasikan kepada penyediaan makanan dan minuman berbasis kalsium.

Kewirausahaan sosial dapat berperan dalam usaha menyelesaikan masalah sosial ekonomi komunitas pesisir pantai. Kajian ini menghasilkan hubungan erat perguruan tinggi dalam mewujudkan inovasi sosial melalui pendekatan social engeneering untuk pembangunan sosioekonomi (Desi Yunita, Risdiana, et., al., 2018).

Kewirausahaan sosial melalui pemanfaatan limbah pesisir menjadi produk kalsium, sebagai bahan untuk pembuangan logam berat untuk mengatasi pencemaran

dengan penggunaan teknologi memberikan satu model inovasi sosial kepada masyarakat (Irma Paramita Sofia, 2015). Model ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat pesisir pantai dalam tanggungjawab sosial terhadap persekitaran, mengurangi beban perbelanjaan, peningkatan kesehatan serta peningkatan pendapatan, demi
memenuhi kehendak pembangunan sosial yang berkualitas.

Peran kalsium berguna dalam usaha menjaga kualitas keseimbangan alam dan manusia secara lestari. Proyek pemanfaatan l imbah tulang ikan sejak tahun 2012 (Aisyah , 2012 ) ini mampu meningkatka n kualitas produk kalsium dengan kualitas organik dan halalan toyyiban serta menawarkan harga yang lebih murah untuk berbagai keperluan kualitas produk makanan dan minuman.

Pengenalan terhadap manfaat kalsium kepada masyarakat akan memberdayakan ekonomi rakyat melalui pemenuhan kesehatan masyarakat dengan penyediaan bekalan kalsium secara berterusan.

Model kewirausahaan sosial berkemampuan melibatkan komuniti pesisir pantai dengan memanfaatkan limbah tulang ikan agar menjadi berbagai produk yang dapat memenuhi keperluan masyarakat pesisir pada umumnya.

Pada tahap ketiga, mitra diberikan pelatihan dalam menyediakan promosi produk air berkalori. Penyediaan stiker, banner, spanduk, dan brosur untuk bahan promosi serta packaging produk untuk pendistribusian air berkalori di Kelurahan Suka Maju (lihat gambar 5 dan 6).

Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan sudah sampai tahap ketiga, manakala tahap keempat adalah pelaksanaan Sosialisasi Inovasi Produk Air Berkalori kepada warga Kelurahan Suka Maju Kecamatan Medan, Johor.**

 

*) Dara Aisyah dan M.Sontang Sihotang adalah 1.Departement of A Administration Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Sumatera Utara, Medan- Indonesia.

2.Departement of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Siciences, Universitas Sumatera Utara, Medan- Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *