NUSANTARA-NEWS.co Morowali – Memperingati Hari Nusantara ke- 2 tanggal 13 Desember 2020 sekaligus memeriahkan HUT Kabupaten Morowali Ke-21, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali bersama adik-adik pemerhati lingkungan, Sombori Diving Club ( SDC) yang juga sebagai penanggung jawab kegiatan melakukan aksi penanaman Mangrove, Sabtu (12/10/2020).
Ketua SDC Kasmudin menyebut kegiatan penanaman Mangrove di laksanakan di tiga titik yakni di pesisir pantai Desa Tangofa, Desa One Ete dan Desa Tanda Oleo dengan jumlah bibit Mangrove keseluruhan sebanyak 2100 bibit.
” Selain menanam Mangrove, SDC juga akan melakukan pengumpulan sampah di laut Desa Kaleroang Kecamatan Bungku Selatan. ” ujar Kasmudin
Apa yang kami lakukan lanjut Kasmudin adalah bentuk kepedulian terhadap lingkungan di pesisir pantai. Menurut dia alam butuh kesimbangan, jika lingkungan rusak dan tidak terjaga dengan baik terutama di pesisir pantai dapat menjadi keresahan masyarakat akan adanya bencana yang tidak kita ketahui kedepannya.
Sementara Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Morowali Drs Abdul Rahman MT mengatakan penanaman mangrove merupakan program tahunan yang wajib kita laksanakan minimal tiga kali setahun.
Dalam kegiatan penanaman Mangrove ini kata Kadis melibatkan perusahaan tambang PT. Heng Jaya Mineralindo (HJM) yang ikut mensupport, Basarnas, TNI AL, Komunitas Pencinta Alam (KPA) Morake mountain, MDC Wosu, Pemerintah Kecamatan Bungku Pesisir, Pemerintah Desa dan seluruh masyarakat di tiga Desa.
Menurut Rahman Penanaman Mangrove sangat penting untuk di lakukan karena hutan Mangrove adalah penyaring alami di mana akar Mangrove yang cukup berlumpur tersebut dapat menyaring dan menguraikan limbah organik.
” Berbagai limbah organik dan non organik sering kali terbawa ombak dan di lepaskan di pinggir pantai” ujar Rahman.
Selain mangrove sebagai penyaring alami lanjut dia Mangrove juga berfungsi sebagai pencegah erosi pantai atau sering di sebut abrasi. Pohon serta akar dari tanaman mangrove dapat berfungsi sebagai penahan tanah dan gelombang laut yang cukup tangguh.
” Seperti yang terlihat saat ini, di pesisir pantai tangofa ini terjadi abrasi. Meskipun sudah di tanggul namun tetap jebol” kata Kadis LingkungannHidup Abdul Rahman sembari menunjuk tangggul yang roboh dan daratan yang terkikis oleh gelombang pasang air laut.
Hutan Mangrove ucap dia juga dapat menjadi destinasi wisata yang dapat di kelola oleh karang taruna Desa.
Ungkap dia selain kerusakan lingkungan di pesisir pantai, kerusakan juga terjadi pada terumbu karang akibatnya habitat berbagai jenis ikan terganggu. Hal ini di karenakan nelayan yang seringkali menggunakan bom ikan untuk tangkapannya.
Sangat di sayangkan terumbu karang yang begitu indah sekaligus sebagai habitat dan sumber makanan serta tempat berlindung dan berkembang biak berbagai jenis ikan harus rusak.
” Saya menghimbau kepada para nelayan untuk menghentikan pengeboman ikan yang berdampak pada rusaknya terumbu karang. Saya juga mengingatkan sekaligus mengajak kepada masyarakat nelayan untuk bersama menjaga kelestarian terumbu karang dan lingkungan laut yang bersih dengan tidak membuang limbah seperti oli mesin di lautan demi masa depan anak cucu kita.” Tandas Kadis Lingkungan Hidup Morowali Abdul Rahman.
(Muchlis Ibrahim)